Part 31

62 10 0
                                    

"Ada orang misterius yang mengintai rumah ini tadi."

Sepanjang hari kemarin, Amira memikirkan orang misterius tersebut. Ia merasa me ngenal orang itu dari tubuhnya yang cukup tinggi dan terlihat berisi serta tatapan mata yang sangat Amira kenal.

Satu orang yang terlintas dalam pikiran Amira tetapi ia segera menepis pikiran itu. Ia menduga bahwa tidak mungkin orang itu adalah yang ada di pikiran Amira.

Keesokan harinya, Amira, Bu Aisyah dan Bu Kim lebih memilih di rumah untuk menghabiskan waktu. Bu Aisyah memutuskan tidak datang ke butik hari ini. Bu Aisyah dan Bu Kim berada di dapur memasak. Amira yang ingin membantu malah tidak dibolehin sama dua wanita yang paling ia sayangi, akhirnya ia pun mengalah untuk menunggu hasil jadinya saja.

"Bosan juga, ngapain ya?" monolognya seraya memutar-mutar smartphone nya di samping sofa, ia duduki.

dreeet dreet...

Getaran dari smartphone Amira sngat terasa di tangannya. Ia melihat ternyata seseorang menelponnya.

이 지은 💜
(Lee Jieun)

Nama sahabatnya yang terpampang dalam layar smartphone-nya. Ia pun segera menggeser bulatan hijau, lalu mendekatkan ke telinganya.

"Hallo, apa ada orang disana?," ucap Ji Eun di seberang sana.

"Kalo gak ada orang, gak mungkin dijawabkan,"

"Hehehe..iya juga ya. Maaf deh,"

"Ada apa? Gak jaga kafe?,"

"Jaga tapi lumayan sepi makanya bisa telponan sama na yeoja chingu (pacarku) hehe," kekeh Ji Eun.

"Aku masih normal Ji Eun," jawab Amira malas.

"Iya aku tau kok. Cuma mau hibur kamu aja,"

"Terima kasih sudah menghiburku,"

"BTW.. Kenapa gak kabarin sudah sampai Indonesia hah? Teman macam apa kau ini. Aku menunggu kabarmu sampai gak tidur,"

"Gak mungkin, palingan cepat tidur,"

"Gak Amira. Kamu pulang ke indonesia, aku insomnia lagi.  Cepat-cepat balik gih biar aku bisa dengar kamu baca Al - Qur'an lagi!,"

"Kamu hanya butuh ketenangan Ji Eun,"

"Ya itu. Kamu baca Al Qur'an, ada rasa tenang makanya aku bisa tidur. Berapa lama kamu di sana?"

Amira melihat sekelilingnya, tidak ada satu orang pun di sana. Ia beranjak dari duduknya pergi keluar rumah. Ia menghindari obrolannya dengan Ji Eun dari ibu dan neneknya.

"Entahlah. Aku juga gak tau,"

"Kamu gak kangen aku? Gak kangen dia?"

"Kangen dia? Sudah cukup Ji Eun, aku gak mau berurusan lagi sama dia. Aku gak mau karirnya hancur karena masalah yang sama. Cukup yang kemarin terakhir. Toh juga aku udah janji sama perusahaan dan bangtan untuk tidak menampakkan diri di hadapan mereka lagi,"

Amira berjalan-jalan di sekitar halaman rumahnya seraya melihat-lihat sekitar.

"oke oke tapi bagaimana dengan kuliahmu? Kamu udah kasih tau ibumu soal pencabutan beasiswa sm cutimu?"

"Gak Ji Eun. Aku takut ibu kecewa. Makanya aku lagi pikirin biaya kuliah di sana. Kalo pun aku kembali, bukan untuk kuliah tapi mungkin bekerja,"

"Kamu akan berbohong ke ibumu?"

"Mau bagaimana lagi. Aku gak mau nanti ibu mengeluarkan uang untuk kuliahku. Aku tau ibu akan bisa tapi aku gak mau lakukan itu,"

"Kamu mau gak mengelola kafeku? Kita kerja sama gitu, aku gak bisa mengelolanya sendirian. Bagaimana kamu mau gak? Apalagi kalo kamu masukan menu makanan-makanan indonesia mungkin akan menarik pelanggan untuk mencobanya,"

"Aku pikir-pikir lagi ya Ji Eun. Terima kasih sudah banyak membantuku. Aku gak tau akan membalas menggunakan apa,"

"Balas dengan tenaga sama otak cerdasmu oke, aku tunggu kamu kembali kesini. Oiya satu informasi lagi,"

"Apa itu?" ucap Amira penasaran.

"Aku gak tau apa kamu sudah tau soal ini atau belum, kayanya sih belum hehehe,"

"Belum juga cerita. mungkin aku gak tau,"

"Oke oke. Gini, Bangtan akan world tour, salah satu negara Asia yang akan dikunjungi adalah Indonesia,"

Cukup lama tak mengikuti kegiatan Bangtan, ternyata mereka akan mengadakan World tour (konser berbagai negara), terkejut pasti tapi dia tidak bisa ikut nonton karena sudah di blacklist oleh perusahaan. Keputusan blacklist bukan hanya keputusan bang pd-nim tapi juga keputusan Amira sendiri untuk menghindari dirinya untuk tidak pergi.

"Baguslah. Mereka ke sini juga, aku gak bakalan bisa ikut nonton,"

"Apa kamu benaran gak kangen Amira? Semudah itu kamu lupakan?"

"Gak Ji Eun. Bohong kalo aku bilang gak kangen. Sekarang pun aku merindukannya, tapi dari awal juga semua udah salah. Sekarang saatnya lupakan semuanya,"

"Apapun keputusanmu aku akan mendukungmu, tapi ingat kamu harus balik kesini!"

"Iyaya aku usahakan. Nenekku juga masih di sini kan, kalo ajak pulang Korsel pasti ibu marahin aku. Gak puas ketemu nenekku,"

"Iya deh puas-puasin liburan .....," ucapan Ji Eun terpotong karena Amira memintanya untuk berhenti berbicara.

"Kenapa?" sambung Ji Eun kebingungan.

"Nanti aku telpon lagi ya Ji Eun, bye!"

Amira memutuskan telpon secara sepihak. Ada alasan kenapa ia buru-buru memutuskan telpon, itu disebabkan karena Amira melihat orang misterius itu lagi memantau rumah bahkan dirinya.

Ketika sorot mata mereka saling bertemu, orang misterius itu langsung pergi begitu aja. Amira yang curiga, akhirnya lari mengejar orang tersebut.

Orang misterius itu hendak masuk ke mobil yang ia parkir tak jauh dari rumah Amira. Amira pun bergegas menghalanginya untuk masuk.

"Kamu siapa? Kenapa memantau rumah saya?" tegas Amira seraya memegang pintu mobil yang sudah terbuka.  Sedangkan orang tersebut tetap masuk mobil dan mencoba untuk menarik pintu mobil tersebut tapi Amira menahannya.

"Siapa kamu? Atau saya panggilkan polisi sekarang juga," Amira sedikit kesal karena orang tersebut diam dan tidak menunjukkan wajahnya yang terhalangi masker dan topi.

Amira yang sudah terlanjur kesal, akhirnya ia tarik pintunya dengan keras sampai pintu mobil tersebut terlepas dari tangan orang misterius itu. Ia pun pasrah dengan apa yang akan Amira lakukan.

Betul saja, Amira mendekatinya dan menarik topi serta masker orang tersebut. Pria misterius itu pun menatap Amira.

"Ayah?"

Mataram, 20 November 2023

=========================================

Jangan lupa vote and komen

Fairy of Love [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang