Sedang enak enak tidur, tiba tiba kenzi merasa kedinginan, sehingga ia terpaksa bangun.
"Hoamm, ko dingin sih" gumamnya sembari duduk, saat ia membuka matanya, betapa kagetnya ia karna apa? Karna ia bukan berasal dikamarnya, melainkan di sebuah taman yang sangat indah dan luas
"Wahhhh, dimana ini? Ko gue bisa ada disini? " kagum dan bingung menjadi satu.
"Kenzia... "
"Kenzia... "
"Kakek?" gumam kenzi ketika mendengar suara yang memanggilnya, "kakek dimana? Ini kenzia kek! " teriak kenzi sembari beranjak mengikuti arah suara itu.
"Kakek..." lirih kenzi ketika ia melihat sangat kake berdiri tak jauh darinya, tanpa berlama-lama kenzi langsung menghampiri sangat kakek dan memeluknya erat.
"Kakek, kenzi rindu" tangis kenzi,
"Kenzia sudah besar" gumam kakek sembari mengelus pipi cucunya.
Cukup lama mereka berpelukan, disaat kenzi mulai tenang, sang kakek mengajaknya duduk di bangku taman.
"Kenzi apa kabar hm? " tanya sangat kakek sembari mengelus sayang kepala kenzi,
"Kenzi baik" jawab kenzi.
"Waktu kakek tidak banyak sayang, kenzi kapan mau nerima Dirga? " tanya kakek, kenzi yang mendengar itu hanya menundukkan kepalanya,
"Kakek tidak mau kamu menyesal sayang, pria bajingan itu takkan pernah mencintaimu" jelas kakek, "mau melihat sesuatu? " tanya kakek,
"Apa itu? " tanya kenzi balik,"Genggam tangan kakek" ucap sang kakek, kenzi menurut. Tak lama setelah menggenggam tangan kakek, tiba-tiba ia dan kakek sudah berada disekolah kenzi.
"Loh? " kenzi bingung
"Lihat kedepan" ucap kakek, saat kenzi melihat kearah yang kakek suruh, ia melihat dirinya tengah berada di lapangan bersama algara dan dikelilingi murid lainnya.
"Plak... "
"Udha berapa kali gue bilang, jangan sakitin ana! " bentak algara setelah menampar kenzi
"Bukan aku yang bully dia algara" lirih kenzi,
"Bugh"
Algara menendang perut kenzi"Aaa" teriak kenzi sembari menutup matanya, genggaman tangannya menguat.
"Liat itu kenzi" ucap kakek, ketika ia membuka matanya ia sudah berpindah tempat,
"Ini markas Agreos" cuman kenzi, lalu ia melihat algara yang sedang dihajar secara brutal oleh tunangannya.
"Udah berapa kali gue bilang, jangan sakiti kenzia algara! " bentak dewa, "lepas jaket lo! " desis dewa,
"Wa lo-"
"Jangan ikut campur bang" desis dewa memotong ucapan acep
Acep terdiam, jika dewa sudah memanggilnya "abang" berarti ucapannya adalah serius dan mutlak.
"Wa, cuma gara gara tuh cewe, lo mau ngeluarin gue? " tanya algara tak percaya, dewa yang sedang terbakar emosi pun melepas paksa jaket yang melekat ditubuh algara.
"DENGAR! MULAI DETIK INI, ALGARA ALDIKSA BUKAN LAGI BAGIAN AGREOS! APAPUN YANG BERURUSAN DENGANNYA, BUKAN LAGI URUSAN AGREOS! " putus dewa dengan tegas yang didebgar semua anggota Agreos yang ada disana.
"Bakar! " dewa melempar asal jaket algara lalu pergi dari sana.
"Lihat, ia begitu emosi ketika liat kamu disakiti, ia begitu mencintai kamu kenzia" ucap kakek,
"Dirga... " lirih kenzi, ia mulai goyah.
Kakek menjentikkan tangannya lalu mereka berpindah tempat lagi, sekarang mereka berada di dalam rumah yang entah milik siapa.
"Sayang aku nyariin tau"
"Algara? " gimana kenzi, disana ia melihat algara yang memasang wajah khawatir sembari menghampiri ana? Yang terlihat sedang hamil?!
"Ih mas, aku cuma dari dapur" ucap ana.
Tak lama kemudian
"Algara! Kenapa gak pulang kerumah aku?! " teriak kenzia yang datang sembari memegangi perutnya, eh? Tunggu, jangan bilang..."Ya, kamu memaksa menikah dan bersedia menjadi istri kedua bajingan itu, dan itu kamu sedang mengandung anaknya" jelas kakek, kenzia tentu saja terkejut, ia rela menjadi istri kedua! Astaga.
"Ana sebentar lagi melahirkan, aku harus menjaganya" sinis algara.
"Ini hanya sebagian dari penderitaanmu nak, biar kakek perlihatkan puncak kehancuranmu" ucap kakek, lalu tiba tiba ia sudah berada ditempat yang berbeda lagi.
"Wanita sialan! Berani sekali kau menyakiti istri ku! Gara gara kamu, ana meninggalkanku dan anakku, biadab! " murka algara sembari terus mencambuk kenzi.
"Kenzia?! " tiba tiba dewa datang dan langsung memeluk kenzia erat,
"Bukan aku pelakunya, bukan aku" lirih kenzi,
"Iya aga percaya sama uli, algara sadar! Ini semua takdir! " ucap dewa.
"Takdir? Ya ini gara gara takdir sialan yang mempertemukan aku dengan jalang kesayanganmu itu" bentak algara.
"Dor"
"Dor"
"Dor"
"Dor""Pergilah ke alam baka dan membusuk disana" lirih algara setelah menembak kenzi dan dewa.
"Lihat kan? Dia sangat membencimu nak" ucap kakek, kenzi yang sudah tak tahan pun langsung memeluk kakek erat dan menangis histeris, kakek pun membalas pelukan sang cucu dan menenangkannya.
Selang beberapa menit
"Sudah tenang? " tanya sang kakek sembari melepaskan pelukannya, kenzi hanya mengangguk.
"Mau ya Terima Dirga mulai sekarang? Kamu gak mau ngecewain kakek kan? " tanya kakek, kenzi menggelengkan kepalanya, kakek tersenyum.
"Maafkan kakek, kakek terpaksa memperlihatkan itu, kakek cuma gak mah kamu menyesal" sesal kakek, kenzia menggelengkan kepalanya.
"Kenzi janji sama kakek, kenzi bakal nerima Dirga mulai sekarang" tegas kenzi, kakek yang mendengarnya pun tersenyum,
"Waktu kakek sudah habis, kamu harus pulang" sendu kakek,
"Kenzi masih mau sama kakek, kenzi masih rindu kakek" rengek kenzi,
"Kapan kapan kakek bakal datang lagi, nanti kamu datang ya kemakam kakek, sekarang kamu masuk ke pintu itu untuk pulang" ucap kakek sembari menunjuk sebuah pintu yang memancarkan cahaya,
"Kenzia sayang kakek" ucap kenzia lalu mencium kedua pipi sang kakek, lalu setelahnya berlari memasuki pintu yang ditunjuk sang kakek.
"Semoga bahagia nak" lirih sang kakek
"Aga, tunggu uli! " lirih kenzi
Bersambung.....
Gimana part ini?
Cuma kepikiran itu aja sih soalnya, ini juga baru awal, jdi gk perlu dikasih yg berat berat dulu ya kan, mwehehe...
See you di part selanjutnya babeʚ♡⃛ɞ(ू•ᴗ•ू❁)
KAMU SEDANG MEMBACA
JuliAga┃On Going
Teen Fictionsingkat saja ini cerita tentang kenzia juliana Narendra, yang terus mengemis cinta kepada algara aldiksa, tanpa memikirkan tunangannya. akankah kenzi berubah dan mencoba mencintai sang tunangan? atau tetap berusaha mendapatkan cinta gara? Star; 27...