Malam itu,hujan cukup deras disertai angin kencang dan suara kilat yang terus menggelegar menambah kesan mencekam semakin kuat.
Di sebuah gang kecil dengan penerangan yang terlihat samar samar,seorang gadis berpayung tengah berjalan melawan hujan yang turun bergiliran.
Namun,langkahnya terhenti kala matanya tak sengaja menangkap sosok lelaki jangkung dengan sebuah gergaji ditangnnya.Mata keduanya bertemu,tanpa reaksi apapun.
Beberapa detik di tempatnya,gadis berpayung membeku saat lelaki jangkung menghampiri.
"Lo,liat semuanya?"
Pertanyaan itu hampir tak terdengar termakan hujan.Dengan cepat,gadis itu menggeleng pertanda 'tidak'.
"Tapi,lo bakal lapor kan?" Tanyanya kembali dengan suara parau.
Lagi lagi gadis berpayung menggeleng,membuat leleki jangkung membuang muka kesamping.
"BOHONG!!!Semua manusia itu munafik,dan lo salah satunya!"
Bentakan itu sukses membuat sigadis melepas cekalan dipayungnya membiarkan hujan mengguyur tubuhnya yang mungil.
"Gue bisa ngebunuh semua manusia munafik itu pake tangan gue sendiri.Dan lo-"
Tunjuknya dengan gergaji dan sontak memebuat sigadis memejamkan matanya seraya berteriak,
"Jangan ganggu aku,kita gak saling kenal!"Tiba tiba saja air matanya turun bersamaan dengan hujan yang membasahi wajahnya.Seketika gadis itu berlutut,memohon agar dirinya dibiarkan untuk pergi.Toh,dia tidak melakukan apa apa kan,sekedar kenal pun tidak.
"Siapa nama lo?"
Dengan tangis yang masih terisak,sigadis berusaha memberanikan diri untuk menatapa wajah lawan bicara.
"Claireia Sisilus".
***