"Hari ini sudah cukup, semoga hari esok lebih baik."
_
Rumah tanpa lampu saja sudah gelap, bagaimana rumah tanpa Ayah dan Ibu?
Pasca kejadian yang menewaskan Ayahnya, hidup Anna dirundung banyak sekali masalah. Bahkan tak jarang ia harus berhenti dalam mengejar mimpinya.
Kaki yang dipaksa terus berjalan tanpa arah, karena sosok yang selalu mengarahkan sudah tiada. Pundak yang dipaksa untuk tetap tegar meskipun sebenarnya tidak sekuat itu.
Suara dari Anna;
Ayah, Ibu
Hidup tanpa kalian ternyata seberat itu.
Dunia memaksaku untuk terus berjalan, berjalan tanpa arah, tanpa cahaya, juga tanpa aliran semangat.
Kaki kecil ku terlalu lemah untuk melakukan nya, Ayah.
Aku terjatuh, lalu aku bangkit tanpa seorangpun yang bersedia mengulurkan tangannya.
Terjatuh lagi, bangkit lagi.
Tak boleh ada kata menyerah atas sebuah nyawa yang sudah dikorbankan.
Pengorbanan yang harus dibalas kebahagiaan.
Sudah dua hari Anna dan Syela tak hadir di sekolah. Wali kelas mereka pun mengetahui jika mereka sedang berduka.
Bagaimana keadaan Ibu setelah Ayah tiada?
Ibu hanya sering berdiam diri di kamarnya, ia enggan untuk berbicara dengan siapapun, termasuk Syela. Bahkan tubuh Ibu yang kurus membuat Anna khawatir akan kesehatannya.
Namun ia bisa berbuat apa? Selangkah saja kakinya menginjak ubin kamar Ibu, suara Ibu sudah menghentikan nya. Ibu benar-benar tak lagi menganggapnya disini.
"Ibu, makan yaa." ucap Anna dengan suara selembut mungkin.
Namun suapan itu ditepis begitu saja oleh Ibu. Tatapan kebencian yang sangat terlihat dimata Ibu membuat hatinya sesak. Rasa bersalahnya semakin besar ia rasakan.
"Keluar"
Sudah kesekian kalinya Ibu mengusirnya. Tidak ada yang dapat dia lakukan selain menuruti kemauan Ibu sampai kondisi fisiknya kembali kuat.
Tak apa jika ia harus merasakan lelah karena bekerja seharian tanpa makan. Daripada ia harus terus menanggung rasa bersalah yang semakin memporak-porandakan hatinya.
Sudah genap tujuh hari Ayah tiada. Selama itu juga Anna terus mendatangi rumah baru Ayahnya, setiap sore hari. Tak ada yang ia bisa lakukan selain berdoa dan memulai kembali menata hidupnya.
Hidup diatas kakinya sendiri, diumurnya yang masih kecil bukan perkara mudah bagi nya.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐑𝐔𝐆𝐆𝐄𝐋 [ Revisi! ]
Dla nastolatkówTentang anak perempuan yang kehilangan arahnya. "Ibu, apa salah ku..." lirih gadis itu dengan suara gemetar. "SALAH KAMU? KAMU HADIR DI HIDUP SAYA!!" teriak Ibu dengan tatapan kebencian nya ke Anna. _________________________________________ JANGAN...