1 Unfriendly Neighbor

34 3 0
                                    

Peter Parker memakai kostumnya yang didominasi warna merah campur biru, dia menembakkan jaring, kemudian mulai berayun di antara gedung yang menjulang tinggi di kota New York. Sambil menunggu informasi dari Ned Leeds, sahabatnya yang memiliki peran 'guy in the chair', dia menyapu pandangannya dengan jeli ke seluruh penjuru tempat. Laporan tentang penjualan senjata terlarang yang baru saja dia dapat dari internet membuatnya lagi-lagi terpaksa mencampakkan tas sekolah di sebuah gang demi mulai melancarkan aksi.

Sebagai Spider-Man, pahlawan yang ramah tetangga, dia memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk melindungi kota. Mengatasi berbagai tindak kriminal seperti pencurian, perampokan, transaksi ilegal, ataupun menyelamatkan nyawa serta membantu warga yang sedang mengalami kesulitan adalah bagian dari tugasnya. Memang terdengar sulit dan melelahkan, tapi dia menikmatinya. Orang-orang yang selalu berterimakasih, bersorak, dan melambaikan tangan untuk sekadar menyapanya adalah hal yang membuat laki-laki berambut coklat bergelombang itu betah berpatroli hingga lupa waktu.

Hampir tengah malam ketika Peter berhenti berayun menggunakan jaring dan memutuskan untuk menginjakkan kaki ke tanah di sebuah gang yang gelap dan dingin. Dia berniat pulang ke rumah, hendak mengambil ransel penuh buku yang dia tinggalkan di sana berjam-jam lalu ketika inderanya tiba-tiba bergetar dengan penuh kejanggalan---Bibi May menyebutnya 'Getaran Peter' dan dia sama sekali tidak menyukai julukan konyol tersebut.

Alih-alih mengambil tasnya, laki-laki itu memilih untuk berjalan lebih jauh lagi ke dalam. Banyak langkah telah dia pijakkan, tapi rasa tidak nyaman yang ada tidak kunjung menghilang dari firasatnya. Dia bersiap siaga, menghitung segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di sekelilingnya. Tapi, ketika dia sampai di penghujung langkah, yang bisa dia temukan hanyalah sosok seorang gadis yang terdiam di tengah kegelapan. Dia bersandar pada tembok, seolah kedua kakinya lelah menopang.

Wajahnya tidak terlihat jelas, tapi gadis itu memiliki rambut biru tua pendek yang mencuat tidak beraturan ke samping, dikombinasikan dengan lapisan rambut yang panjang dibagian bawahnya. Penampilannya tampak cukup berantakan, pakaian yang dia kenakan dipenuhi debu dan sobekan. Dia bukan tersesat ataupun diusir dari tempat tinggalnya, dia dalam keadaan yang jauh lebih buruk dari itu. Peter sangat mengenalinya, tidak mungkin dia salah mengenalinya. Itu adalah sobekan bekas senjata tajam dan senjata api.

"Apa kau baik-baik saja?" Peter memutuskan untuk bertanya.

Angin kencang tiba-tiba berhembus, membuat laki-laki itu sempat mengira kalau malam ini bertambah dingin daripada malam sebelumnya. Sunyi sempat melanda selama beberapa saat, tapi jawaban yang datang setelahnya ternyata jauh lebih dingin dibanding udara yang sedang dia rasakan di balik kostumnya.

"Apa kau ingin membunuhku juga?"

Peter sedikit tersentak.

"Apa---tidak!" dia nyaris berteriak, "Tentu tidak!" ulangnya.

Gadis itu memberi tatapan yang luar biasa sinis. Cahaya lampu yang memantul dari kejauhan membuat matanya yang berwarna emas seolah-olah mengeluarkan percikan api. Dia memperhatikan kostum merah-biru berlambang laba-laba hitam yang sedang Peter kenakan. Memakai baju yang sangat mencolok seperti itu, siapa orang yang tidak akan mengenal Spider-Man hanya dalam sekali lirikan?

"Kalau begitu, menjauh dariku." ucapnya tajam.

Peter hendak mengatakan sesuatu untuk membela diri, tapi kalimatnya tercekat saat dia kembali merasakan getaran aneh yang sama seperti beberapa menit yang lalu. Inderanya lagi-lagi merasakan ada sesuatu yang salah di suatu tempat di sekitarnya. Memang tidak seheboh tadi, tapi dia masih belum bisa menguraikan perasaan gelisahnya melalui kata-kata.

"Kau yakin kau baik-baik saja?" Peter kembali bertanya.

"Aku hanya melarikan diri---aku baik-baik saja."

Deadly WeaponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang