(Part ini lebih banyak dialog, mengandung kekerasan ygy)
Pria manis itu turun di depan pintu gerbang rumahnya, “Makasih, Je.” ucapnya pada Hazen sambil menyerahkan helm tersebut.
Hazen menerima helm tersebut dengan senyum yang tulus, "Santai aja, Jam. Mau gue anter nyampe kamar lu gak?”
Narendra menggeleng, “Nggak usah dah. Gue masuk dulu, ye? Makasih sekali lagi,” Narendra melakukan tos dengan Hazen sebelum berpisah.
Hazen melakukan tos dengan Narendra dan mulai menyalakan mesin motornya, “Kalo butuh apa-apa telepon aja, ya? Gue selalu ada buat lu.”
Narendra tersenyum jahil, “Ciat ciat, naksir lu sama gue?” Candanya.
Hazen terdiam beberapa saat, lalu ia terkekeh, “Enggak, lah! Gue cuma mau lindungin ketua gue aja, gue kan wakilnya.”
“Iya dah. Lu juga kalo butuh apa-apa chat gue aja. Dah ah gue masuk dulu, ayah udah nunggu kayaknya.”
Hazen mengangguk pelan, “Siap! Duluan ya, Jam.” Dan Hazen pun pergi melajukan motornya.
“Jaga diri!” Teriak Narendra, senyumnya perlahan luntur mengingat bahwa ia harus segera masuk kerumah neraka ini.
Narendra mendorong gerbang rumahnya yang tidak dikunci, ia perlahan melangkahkan kakinya tanpa senyum sedikitpun.
Nafas Narendra kini tak beraturan, langkahnya sengaja ia pelankan, ia melihat sekeliling halaman rumahnya dan mengingat beberapa kejadian disana.
Narendra ingat, sangat ingat bahwa dulu ayahnya pernah membunuh kelinci dan kucing peliharaan di halaman rumahnya, Narendra yang berumur tujuh tahun hanya dapat terdiam menyaksikan sambil menangis saat itu.
Narendra akhirnya menghembuskan nafasnya pasrah, badannya masih sakit karena dipukul oleh Jonathan. Narendra tak yakin saat ia masuk, tubuhnya akan baik-baik saja ketika bertemu ayahnya.
Ceklek..
Pemuda manis itu perlahan menghampiri ayahnya yang sedang merokok sambil bermain handphone di sofa rumahnya.
“Saya pikir kamu gak bakal dateng.”
Narendra menelan ludahnya saat mendengar suara sang ayah yang benar-benar menyeramkan baginya.
Yudha– yang biasa dipanggil Atuy oleh banyak orang, dia dikenal sebagai sosok penghibur, ceria dan lembut oleh banyak orang, namun aslinya adalah kebalikan dari sifat yang dikenal orang-orang tersebut.
Yudha mulai berdiri, ia menyesap rokok sambil menatap anak satu-satunya, Jamie Narendra.
Yudha menjatuhkan puntung rokoknya yang masih berasap ke lantai, “Ambil.”
Mata Yudha tak lepas dari Narendra yang mulai membungkuk untuk mengambil rokok tersebut, namun Yudha dengan cepat menginjak punggung tangan anaknya hingga mengenai rokoknya.
“AH! Ayah! Sakit, yah! Ayah, panas!”
Narendra memejamkan matanya menahan sakit, tangan kirinya berusaha menyingkirkan kaki sang ayah yang menginjaknya.
Yudha terkekeh, ia mengangkat kakinya hingga Narendra bernafas lega, namun tak lama dari itu, Yudha menendang perut Narendra hingga membuatnya mundur kebelakang.
Merasa belum puas, Yudha kembali menghampiri Narendra dan memukuli anaknya habis-habisan.
Dada Yudha naik turun, nafasnya seperti banteng yang tengah marah, tatapannya tajam.
Merasa sudah cukup, Yudha akhirnya berbalik dan mulai menjauh, namun suara Narendra menghentikan langkahnya.
“Kenapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET || NOMIN
FanfictionJamie Narendra, ketua dari geng yang dijuluki 'Harimau' dan Jeffy Jonathan, ketua dari geng yang dijuluki 'Serigala' ternyata adalah pasangan yang terpaksa backstreet karena menyandang permusuhan kedua anggotanya. Bagaimana awal dan akhir hubungan m...