09. selir kaia

1.7K 129 0
                                    

Ada guratan bahagia di balik wajah santai Kaisar. Akhirnya ada seseorang yang menjadikan orang lain sebagai patokan daripada Cha Nelson. Hal ini, dikarena kebanyakan rakyat dan menteri menjadikan Cha Nelson sebagai sosok idaman di kalangan keluarga yang mempunyai anak.

Cha Nelson mendengus dingin. Namun bibirnya naik sedikit menampilkan senyum tipis di wajah yang biasanya dingin. "Bagaimana keadaannya sekarang?"

Kaisar mengangguk. "Baik. Lagi istirahat." Dia mengalihkan pandangan ke luar jendela menampilkan halaman dengan pohon dan bunga yang mulai gugur. Mata hitam itu memandang jauh.

Cha Nelson tak bisa melihat apa yang di pikirkan kaisar saat ini dan dia tidak berani untuk menebaknya.

**

Angin malam terasa dingin di awal musim gugur. Beberapa daun berwarna kuning jatuh sepanjang jalan yang dilalui Kaisar.

Dia berdiri diam di depan gerbang yang lumayan mewah tetapi menampilkan sudut yang menakutkan karena tidak dihuni sejak lama.

Kasim Jakti menundukkan kepalanya. Kaisar mengambil lampu dari tangan Kasim dan melangkah ke dalam gerbang.

Kasim Jakti hanya berdiam diri menunggu di depan gerbang dengan beberapa Kasim kecil.

Kaisar melirik sekitar. Sudah setahun dia tidak datang ke istana Lavi. Selir Kaia adalah ibu kandung kaisar Uzi Rajendra, pernah menjadi favorit kaisar sebelumnya sebelum dilupakan dengan kejam. Selir Kaia meninggal tiga tahun setelah melahirkan kaisar Uzi Rajendra, karena racun.

Ibu suri memohon kepada kaisar terdahulu untuk mengangkat kaisar Uzi Rajendra sebagai putra. Kaisar sama-sama menghormati kedua ibunya.

Hanya beberapa ingatan samar tentang selir Kaia. Ingatan itu sudah mulai kabur seiring berjalannya waktu. Tapi Ibu suri sering bercerita bahwa selir Kaia adalah seorang wanita penyayang bahkan untuk hewan kecil. Namun dia terbunuh karena kecemburuan para wanita di Harem.

Selir Kaia adalah sosok yang paling ibu suri suka saat Harem penuh dengan tipu daya dan topeng belakang. Ibu suri bilang tidak ada teman yang nyata di Harem, namun ibu suri menemukan teman menyenangkan selama lima tahun sejak kedatangan selir Kaia.

Kaisar Uzi Rajendra langsung di serahkan oleh selir Kaia kepada Ibu Suri walaupun secara tak resmi, seperti dia telah menyadari waktu hidupnya tak lama lagi.

Dengan dukungan ibu suri dan keluarga Chu maka kaisar bisa tetap berdiri dengan kokoh.

Seharusnya yang menjadi ratu saat ini adalah putri keluarga Cha, Katherine Cha Lissa. Namun umur dan penyakit, membuat para menteri menentang.

Alasan utamanya adalah para menteri takut, kekuatan keluarga Cha akan lebih kuat sehingga sulit dikendalikan. Padahal dari pihak keluarga Cha sendiri menentang putri semata wayang mereka memasuki harem apalagi menjadi ratu.

Ibu, apakah aku harap kamu bahagia disana. Dia memandang lukisan seorang wanita cantik dengan berbalut pakaian sultra hijau, sederhana dan elegan.

Setelah beberapa lama berlalu, kaisar berjalan ke luar bangunan. Ia memandang langit yang gelap dengan bulan terlihat sangat kecil dari jarak ini.

Sekejap kaisar mengingat senyum manis di wajah mengantuk wanita yang berbaring. Kaisar hanya mendengus dan berjalan menuju istananya.

**

Beberapa hari ini tubuh Katherine lebih baik dari hari ke hari, dengan pengamatan yang cermat Ibu suri dan Marie. Katherine bisa bebas berjalan beberapa kali di sekitaran istana Qasy tanpa terasa lelah seperti sebelumnya.

Tabib kekaisaran dengan sigap mengantarkan obat dan beberapa tonik herbal. Tubuhnya lebih mulus dan kulitnya tidak begitu pucat seperti sebelumnya.

Masakan koki istana adalah yang terbaik, apalagi cemilan dan manisan yang di buat. Katherine tidak sabar untuk mencoba kehebatan koki kekaisaran yang dimiliki kaisar karena dia sudah mencoba koki yang ada di istana Ibu suri.

Marie cemberut sejak kemarin. Katherine yang melihat hanya tersenyum saja dan menggodanya, membuat Marie mau tidak mau tertawa dan kesal akan tingkah nona mudanya tersebut.

Katherine mengetahui bahwa kaisar beberapa hari ini membuka tanda Harem, tapi tidak membuka tanda milik selir Cha. Katherine hanya merasa senang, karena dia belum pernah dan belum siap untuk menjadi suami istri sesungguhnya.

Jadi, lebih baik kalau kaisar tidak membuka tanda miliknya. Agar dia tidak harus bersiap-siap dengan segala sesuatu. Terlalu banyak aturan yang di katakan membuat ia tak begitu bisa mengingat apa saja.

Pagi ini adalah hari pertama Katherine memberi hormat kepada ratu, karena alasan pemulihan diri, kaisar tidak memperbolehkannya untuk memberi hormat dan Ibu suri tidak ingin diganggu dengan hormat setiap paginya.

Kaisar juga memberikan tandu, agar dia tidak merasa lelah sampai tidak bangun dua hari. Katherine yang merasakan niat baik kaisar, menerima dengan senang hati. Karena tandu hanya bisa di pakai oleh tingkat tertentu saja. Dengan tingkat Katherine saat ini, dia sama sekali tidak bisa untuk menaiki tandu.

Para selir dan selir telah datang dan memberikan hormat dan akan berjalan-jalan ke taman kekaisaran. Ratu dan selir yang melihat tandu berhenti di depan gerbang merasa penasaran siapa yang duduk di dalamnya.

Marie membuka tirai dan membantu Katherine turun dengan hati-hati. Beberapa selir memandang bingung, apakah ada wanita lain di Harem selain yang berkumpul disini dengan tingkat tinggi? Kecuali para selir tingkat rendah, yang memang tidak diperbolehkan memberi salam pagi.

"Selir Cha, memberi hormat dan hormat kepada ratu dan para selir." Katherine menundukkan tubuhnya dengan hormat. Nada suaranya terdengar merdu dan manis.

"Bangun, tidak perlu begitu formal." Ratu melambaikan tangan kanannya. Dia melirik sebentar sebelum tersenyum murah hati dan bijaksana.

Para selir dibawah tingkat selir Cha merendahkan diri memberi hormat. Katherine mengangguk dan menyuruh mereka seperti biasa.

"Apakah tubuh selir Cha sudah merasa lebih baik?" Ratu bertanya dengan senyum bijaksana diwajahnya.

"Kembali ke Ratu, tubuh selir sudah lebih baik dengan perawatan para ratu dan tabib."

Ratu hanya mengangguk dan berkata kembali, "Kami akan pergi ke taman kekaisaran, apakah selir Cha akan ikut bersama?"

Katherine sebenarnya tidak ingin pergi, dia hanya ingin istirahat di istana yang nyaman dengan beberapa cemilan dan manisan buatan koki yang enak.

Katherine menelan ludahnya dengan susah payah. Untung tertutup dengan tirai kerudung, jadi wajah malunya tidak begitu terlihat.

Katherine yang melihat senyum lembut di wajah ratu, hanya bisa mengangguk dan menjawab dengan manis. "Terima kasih atas niat baik Ratu. Selir Cha dengan senang hati ikut bersama ratu dan para selir."

Katherine berjalan di tengah-tengah sesuai dengan posisinya, Marie di samping membimbing Katherine berjalan.

Para selir dan selir memandang Katherine. Katherine hanya menggunakan pakaian warna putih polos dengan bunga-bunga berwarna biru di bagian bawah rok. Tanpa riasan sama sekali, hanya memakai anting-anting, hiasan kepala ringan berbentuk mahkota dari bunga. Tirai kerudung berwarna biru menutupi setengah wajahnya.

Sangat sederhana seperti gelarnya selir kesederhanaan. Namun hal itu tak membuatnya terlihat rendah tetapi lebih terlihat menawan dan seksi, seperti peri yang jatuh diantara mereka.

Bahkan selir kecantikan merasa cemburu apalagi saat melihat Katherine yang menggunakan tandu. Namun para selir hanya bisa merasa tidak senang di dalam hati mereka. Mereka berbicara seperti tidak ada apa-apa yang terjadi.

Beberapa selir memandang rendah Katherine, karena di antara mereka, empat selir yang memasuki istana termasuk Katherine. Hanya Katherine yang belum pernah di panggil oleh Yang Mulia Kaisar.

Mereka yakin kaisar tidak akan memanggil Katherine, melihat tubuh Katherine yang lemah, untuk berjalan saja harus dibimbing oleh pelayan di sampingnya.

Selir Kesayangan Yang Mulia KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang