Destiny [2]

1.8K 229 19
                                    

Lima bulan berlalu.Kehidupan Lisa sudah berubah total.Dia benar-benar sudah merasakan kasih sayang seorang ibu.Irene sangat menyayangi Lisa.Walaupun Lim yang masih masa bodoh,tetapi Irene maupun Lisa,tidak masalah akan itu.Hanya,mungkin Lisa pribadi sedikit merasa iri,saat melihat Appa dari teman-temannya,yang terkadang mengantar jemput meraka.

"Eomma,Lili berangkat ke sekolah dulu ya!"teriak Lisa,sembari berlari keluar dari mansion

Irene yang sedang membersihkan cucian piring,langsung mengejar putrinya,di tariknya masuk ke dalam mansion kembali"pakai rok dulu Lili.Bagaimana bisa ke sekolah tidak mengenakan rok!"Lisa langsung menunduk.Dia hanya memakai short

Lisa menjadi malu sendiri"aku...lupa Eomma"Irene tersenyum

"Ayo ke kamar,Eomma yang akan memakaikannya"Lisa langsung kembali tersenyum,dan mengangguk semangat

"Eomma,hari ini biarkan Lili berjalan kaki ya.Sudah lama Lili tidak melakukannya"Irene tersenyum lalu mengangguk

"Arra.Jika itu yang Lili mau,maka Eomma akan setuju sayang.Sudah,kajja kita turun!"keduanya mulai menuruni tangga mansion

Lisa berpamitan,dengan mencium Irene terlebih dahulu.Setelah Lisa yang sudah pergi ke sekolah,barulah Irene bersiap untuk pergi ke kantornya

Satu jam Irene bersiap,akhirnya ia pun selesai.Kini Irene telah berada di dalam mobilnya.Biasanya supirlah yang akan menyetir, tapi hari ini Irene tidak ingin memakai supir


Belum terlalu jauh dari area mansion,Irene tanpa sengaja melihat Lisa yang terduduk,sambil menunduk di trotoar jalan

"Lili!"panggil Irene.Lisa yang semula menunduk,langsung mengangkat wajahnya,dengan air mata yang mengalir

Melihat itu,buru-buru Irene turun dari mobil,lalu mendekati Lisa"hey kenapa di sini?,dan juga,mengapa menangis sayang"

"Aku.....lupa ke mana arah menuju sekolah"Irene di buat bingung mendengar ucapan Lisa.ayolah,bertahun-tahun Lisa pergi ke sekolah menggunakan jalur yang sama,mana mungkin ia melupakannya begitu saja

Irene tidak bersuara.Di peluknya Lisa,lalu membawa Lisa masuk ke dalam mobilnya"Lili tidak ingin sekolah?,jika begitu,ayo pergi ke kantor Eomma saja ya?!"Lisa terdiam,dan hanya menunduk.Dia bahkan bingung dengan dirinya sendiri.Dia tidak tau,megapa bisa dia melupakan arah menuju ke sekolah.Padahal jalur itu yang biasa di lalui,tapi dalam sekejap  terlupakan begitu saja


"Hei,tidak apa-apa.Kenapa bersedih seperti ini,putri Eomma harus tersenyum"ucap Irene sambil menggenggam jemari Lisa penuh kelembutan

"Mianhae"lirih Lisa.Irene dengan penuh sayang,mengelus kepala Lisa

"Eomma tidak marah,jika memang Lili tidak mau sekolah,katakan saja,Eomma pasti akan mengerti"Lisa membuang nafasnya lemah

Bukan itu yang membuat Lisa sedih.Dia sedih karna dirinya sendiri yang lupa jalan menuju sekolah.Tapi Irene malah salah paham,dan menganggap bahwa Lisa memang tidak ingin berangkat ke sekolah


"Sudah sampai.Ayo turun,dan masuk bersama Eomma!"Keduanya dengan serempak turun dari mobil.Lisa langsung melingkarkan tangannya,di lengan Irene

"Di sini adalah kantor Eomma,Lili tidak perlu takut dengan siapa pun!"Lisa hanya mmengangguk kecil,tanpa mengucapkan apapun



🥀





Keduanya telah berada di dalam ruangan Irene.Selama jalan menuju ke ruangan itu,para karyawan terus memandangi keduanya.Lisa sampai meremas tangan Irene kuat,karna merasa sangat tidak nyaman,dengan tatapan para karyawan Eommanya

Tentang LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang