Surat Sampaian

0 1 0
                                        

Jika ditanya siapa anggota keluarga yang paling Bobby sayang, maka jawabannya adalah Mbah Uti.

Hari ini seperti hari-hari biasanya, Bobby dijauhi. Saat siswa lain berjuang di tengah desakan kerumunan manusia lapar, Bobby yang baru saja datang langsung diberi jalan. Ia mempunyai privillege karena fisiknya, tapi bukannya senang ia justru sedih.

'Aku juga mau berjuang kayak yang lain.'

Jamkos di kelas. Saat semuanya berbincang-bincang dan bersenang-senang dengan cara ajaib masing-masing, Bobby hanya duduk sendiri di bangku depan meja guru. Tanpa teman, teman sebangku saja tak punya karena siswa di kelasnya ganjil. Kegiatannya hanya bermain ponsel dengan earphone di telinga. Mau bergabung dengan yang lain, tapi teman kelas mainnya sirkel. Dirinya yang tak punya skill berinteraksi membuatnya takut untuk mencoba. Yang ia pikirkan keberadaannya hanya akan membuat canggung, karena...yah, kalian tahu bagaimana first impression teman-temannya pada Bobby.

'Gawat! Aku mau bersin!'

Ia menggosok hidungnya.

'Sudah reda.'

Tiga detik kemudian rasa geli pada hidung kembali. Dan kali ini lebih geli dari sebelumnya.

'Whyyy!!'

Tapi berkat ia bersin di ujung lengan seragamnya, suaranya terendam.

'Untung kelasnya berisik.'

Jemari dan matanya kembali fokus ke ponsel.

HACHIM!!

'SIAALLL! Yang itu tiba-tiba banget!'

Dan ia menyadari sesuatu. Tepat saat ia bersin, suara gaduh itu lenyap. Ia melihat ke arah pintu, mengira guru datang. Tapi tidak ada siapa-siapa. Saat ia menoleh ke teman-temannya, ia bisa melihat gerakan menghindari kontak mata dari mereka. Wajah kaku mereka menjelaskan semuanya.

'Ibuk, Bobby mau pulang....'

***

Matahari sudah berada tepat di atas. Dan jam pertama setelah istirahat kedua, tak ada hujan tak ada badai wali kelas sekaligus guru mata pelajaran bahasa Indonesia memberikan secarik kertas kosong pada mereka.

"Sekarang Bapak mau kalian tulis anggota keluarga yang paling kalian sayangi. Kalian tuliskan apa yang kalian ingin sampaikan tapi tak kesampaian. Sampai jam satu, ya, setelah itu kalian pulang, ada rapat."

Sontak seluruh siswa bersorak senang sampai wali kelas menegur.

Bobby sudah tahu siapa yang akan ia tulis. Tapi, ia bingung harus menuliskan apa.

Sudah lima belas menit berlalu, tapi ia belum menulis apapun, kecuali identitasnya. Dan waktu terus berjalan.

'Tulis yang pendek-pendek saja boleh, kan?'

'Walau pesannya tak penting dan tak berkesan, nggak masalah, kan?'

'Siapa nama lengkap Mbah Uti?'

'Boleh tulis momen-momen sama Uti?'

'Aku nggak pernah kepikiran mau nyampain apa ke Uti.'

Kilas ingatan lewat. Warna oranye dan hijau kekuningan. Tawa riang dengan nenek. Mata Bobby mulai berkaca-kaca, dan segera ia menyeka dan mengalihkan emosinya dengan bergegas menggoreskan pena di atas selembar kertas tersebut.

Dan, yah. Walau penuh perdebatan di kepalanya, Bobby selesai, lima menit sebelum bel. Sebelum mereka semua keluar kelas, sebuah rutinitas mereka berdoa agar diberi keselamatan di jalan. Setelah salam, wali kelas yang pertama keluar dari kelas, disusul murid-muridnya.

Biasanya saat pulang awal, Bobby langsung pulang ke rumah. Tapi karena ada amanah, maka dirinya mengendarai motor ke rumah Mbah Kung.

Jika kalian penasaran apa yang Bobby tulis, maka ini waktu yang tepat. Wali kelasnya sudah membaca beberapa lembar, dan kini tulisan Bobby. Disarankan saat membacanya, kalian membayangkan Bobby yang dalam perjalanan sampai tiba di rumah Mbah Kung.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama: Joko Bestari

Nomor: 15

Kelas: XII D

Untuk anggota keluarga favorit Bobby, Mbah Uti.

Bobby nggak tau nama lengkap Uti, dari kecil taunya panggilan Mbah Uti.

Beberapa menit nggak tau mau nulis apa. Tapi tiba-tiba keinget waktu Uti masih bisa main sama Bobby, Bobby jadi tau mau sampein apa. Walau nggak bakal kesampai, sih.

Jadi yang paling dasar, pengen banget ngucapin terima kasih langsung ke Uti. Waktu itu tiba-tiba banget, nggak nyangka, jadi nggak punya sesuatu yang mau disampaikan. Bahkan hanya sebuah kata terima kasih Bobby nggak bisa sampaikan.

Lalu... mungkin kedengaran nggak masuk akal, tapi Bobby pengen banget bisa main lagi sama Uti.

Semoga...bisa ketemu lagi di surga.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bobby & BobbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang