Stasiun Pasar Turi

14 2 0
                                    

"Maa sebentar lagi sampai, habis ini stasiun Pasar Turi"

"Iya kak, ayah sudah berangkat jemput kaka.
nanti telepon aja Ayahnya. ini nomornya". mama mengirim kontak WhatsApp ayah.

"Oke"

"awas ka. perhatiin barang-barangnya jangan sampai ada yang ketinggalan, diliat lagi, di cek lagi, apa aja barangnya, diingat-ingat."

Read.

aku memeriksa kembali barang-barang ku, menurunkan tas dari bagasi, dan beberapa printilan kecil. aku membawa tas besar, karena aku berharap akan selamanya bersama mama.

"Wong e cilik ko tas e gueede temen dek!" ucap sinis salah satu penumpang ke arahku.

memang benar aku membawa koper besar, lalu apa salahnya? toh dia pun tidak membantu.

ting..tong..
perhatian diberitahukan kepada seluruh penumpang kereta api Airlangga jurusan Jakarta-Surabaya sebentar lagi kereta akan berhenti di stasiun pemberhentian terakhir Pasar Turi mohon periksa barang bawaan anda jangan sampai ada yang tertinggal atau hilang di luar tanggung jawab kami
ting..tong..

kereta pun berhenti di stasiun Pasar Turi.
benar, hari ini juga pukul 22.53 aku menginjakkan kakiku di Kota Surabaya.
Selamat datang semoga rahmat tuhan melimpah.

"Ayah? ayah dimana? Kayla sudah turun dari kereta". aku berjalan menyusuri trotoar stasiun yang padat sekali manusia sambil tersambung telepon dengan ayah. ya lebih tepatnya ayah tiri.

"Kayla dimana? ini ayah di depan gerbang. coba video call"

tuutt... tuttt... (beralih panggilan ke video call)

"Nah keluar coba, ayah diluar.."

"mana yah?"

"Nahh maju ini ayah," ayah mengarahkan arah kakiku melangkah.

"KAYYY!!!"  Ayah memanggil ke arah ku dengan lantang.
aku pun berjalan cepat ke arahnya dengan koper besar ditangan kananku, lalu printilan 2 Tote bag dan 1 kantong kresek berisi jajanan menjadi satu genggaman di tangan kiriku.
ayah membantuku menaikan barang-barang ku ke atas motornya.
aku mencium tangan lalu menaiki motor ayah.
aku sudah tidak sabar sampai rumah, bukan karena tak sabar ingin bertemu mama, tapi karena aku sudah sangat lelah, dan ingin segara istirahat.

"sudah?" tanya ayah.

"sudah." jawabku.

"sudah nyaman duduknya?" ayah memastikan.

"Iya." aku meyakinkan

ayah pun melajukan motornya.

"duduknya harus nyaman karena perjalanannya lumayan 25 menitan". lanjutnya.

"iya udah." jawabku.

"gimana? capek ga?"

"capek, senderan kursinya tegak lurus jadi ga nyaman duduknya".

"hahaha namanya juga kereta ekonomi"

"iya makanya"

"nanti kalau sudah sampai rumah jangan kaget yaa. ayah sama mama ga seperti yang Kayla lihat di status WhatsApp, di postingan publik, ayah sama mama pun sama banyak konfliknya, tapi Alhamdulillah Allah masih kasih ayah kesabaran buat menghadapi mama."

"kalau Kayla ngomong sama mama, terus mama ga denger itu tolong dimaklumi, soalnya mama telinganya bermasalah, dia harus berobat seminggu 2x buat ngobatin telinganya".

"kenapa emangnya telinganya?" tanya ku penasaran.

"Itu gendang telinga pecah, jadi suka keluar darah dari telinganya, kadang cairan warna kuning, makanya harus diingetin kalau mau tidur tuh di tetesin obat".

"oo.. ko bisa gitu? emang gara-gara apa?"

"gatau mama mu itu. ngakunya sih karena dulu dipukulin sama papah Kayla, jadi begitu".

Deg! jujur aku kaget. sangat kaget. Papah? papah sejahat apa sih? padahal yang ku lihat sejauh ini tidak sampai begitu... hmm memang benar itu ulah papah.. ??

"Pokoknya Kayla jangan kaget sama mama nantinya ya, ya ayah sih berharap semoga Kayla bisa kerasan disini, bisa akrab sama mama, yaa kalau ada masalah sama mama atau ada yang ga enak sama mama, bilang aja ke ayah, curhat ke ayah, gapapa. nanti pun gitu sebaliknya kalau ada yang ga enak sama ayah, gapapa bilang aja ke mama."

"Ayah sudah anggap Kayla sebagai anak ayah juga, ga peduli anak kandung atau anak tiri, semua yang datang ke rumah ayah, semuanya ayah anggap anak ayah, kalau yang jauh? yaudah biarin.."

"Kayla jangan sungkan-sungkan, betah-betah disini yaa."

"Insyaallaah" jawab ku sambil meyakinkan diriku sendiri.

"Ini masih jauh yahh?" tanyaku karena bokongku sudah terasa panas.

"Ngga, ni sebentar lagi,"

ayah menunjukkan beberapa tempat menarik yang kita lewati menuju rumah, seperti tugu pahlawan, komplek TNI, Pelabuhan perak dan lain lain.

"Nahhh ni udah sampai.."

"mana rumahnya?" tanyaku karena ayah belum memberhentikan motornya.

"nanti tinggal belok situ"

"hmm"

"niii.." jawab ayah memberhentikan motornya.

"owalaah.."

"panggil mama nya."

"Assalamualaikum " panggil ku ragu.

"Nong..." panggilan khas ayah kepada mama.

"Yaaaaa sebentar" mama menjawab dari dalam sambil berlari menghampiri pintu.

apakah benar? ini bukan mimpi kan?? aku akan bertemu mama. ibu kandungku. ini betulan? Ya Allaah terimakasih atas nikmat yang telah engkau berikan semoga semuanya akan baik- baik saja.

"Halo! Apa Kabar Tante?" usil ku sambil mencium tangan mama.

"Kurang ajar punya anak, udah lama ga ketemu malah di panggil tante" balas mama dengan candaan khas nya.

mama memeluk dan mencium pipiku.

"Ayoo masuk, mama udah siapin makan". ajak mama.

aku pun masuk ke dalam rumah, menaruh barang bawaanku, dan segera membersihkan badan ku di kamar mandi. sambil mama menghidangkan makanan.

.
.
.

jika cerita ini menginspirasi don't forget to vote, save and share with your friends!

Thank you ~

Semoga semuanya baik-baik sajaWhere stories live. Discover now