abu-abu

5 1 0
                                    

satu minggu kemudian sesuai dengan tujuanku datang ke sini, selain untuk menemui mama aku juga ingin melanjutkan sekolahku di sini.

Saat itu aku tidak sengaja memposting fotoku ketika aku masih sekolah dulu padahal tidak ada niatan apapun namun ternyata ayah mengira aku menagih janjinya, janji mama. untuk aku bisa sekolah di sini.

Sepulang kerja ayah datang menemui ku dan membicarakan perihal sekolah, nyatanya memang tidak mudah karena dataku dan data Mama tidak sinkron, maksudnya ya kalau menurut data aku bukan anak mamaku, mamaku adalah bukan mamaku ya begitu lah. karena dulu surat-surat mama banyak yang diubah, nama mama diubah, KTP dan kartu keluarga semua beda dengan aslinya. jadi ayah menawarkan jalan pintas kepadaku yaitu untuk sekolah paket awalnya aku rada minder sih sama temen-temenku tapi setelah aku mendatangi sekolahnya ternyata sama saja ya seperti kita mau ke Jakarta tujuannya sama tapi beda jalan aku jalan tol kamu jalan trotoar jelaslah lebih cepat jalan tol. nah begitu tujuan kita sama-sama ingin lulus sekolah ingin diakui kalau kita pernah menempuh perjalanan pendidikan tapi kita beda jalan kamu jalan formal sedangkan aku informal. begitu kurang lebih.
Saat itu pula ayah mendaftarkan aku sekolah paket C.

setelah itu aku mulai hari-hari dengan sekolah. tapi karena sekolahku ini paket aku hanya sekolah seminggu dua kali itu pun hanya satu jam jadi aku sering di rumah menganggur. Sambil menganggur aku mencari-cari info lowongan kerja di sekitar ku, ayah pun membantuku mencari lowongan kerja terdekat dan ayah yang mendapatkannya lebih dulu.

ayah memberitahukan kepadaku bahwa ada lowongan kerja, aku pun menghubungi nomor tersebut dan besok pagi aku dipanggil interview. ternyata banyak sekali pelamar dan aku adalah salah satu dari mereka yang diterima kerja. hari itu aku senang sekali karena aku bisa menemukan kesibukanku.
aku pun memulai hari-hari dengan bekerja dan setiap hari Senin & Jumat pukul 7 malam aku bersekolah aku sangat menikmati ini.

hari-hari berlalu terasa begitu singkat aku menyadari aku kerasan di sini dan aku merasa memiliki dukungan yang kuat dari ayah maupun mama.

Namun malam itu semuanya abu-abu. aku bangun dari tidurku namun tidak langsung beranjak karena aku melihat mama sedang mengotak-atik hp-ku ya awalnya aku biasa saja namun ternyata mama sesering itu mengecek hp-ku, tidak hanya sehari, dua hari. begitupun ayah.
Jujur aku merasa risih dengan perlakuan seperti ini karena sebelumnya aku belum pernah diperlakukan seperti ini.

hingga akhirnya mama berkata kalau sebaiknya aku mengganti nomorku dan menghapus semua kontak teman-temanku. Jelas aku tidak terima. bagaimana tidak, dulu aku tidak punya siapa-siapa, keluarga tidak mendukungku dan ya yang ada di sampingku ya teman-temanku. kemudian mama menyebutkan salah satu nama kontak di hp ku, Mama membaca semua chat aku dan jelas tidak ada apa-apa, tidak ada chat mesra, chat yang berlebihan. aku hanya memberi kabar kalau aku sudah bertemu dengan mamaku ya jelas karena dia telah menemaniku. menemani perjalananku sejauh ini.
Dia yang Mama tahu (dari chat kami) hanyalah sebatas teman perjalanan mendaki gunung padahal perihal mendaki gunung bersama pun hanyalah wacana. tapi dia adalah orang yang aku kenal sejak aku kelas 5 SD. aku sudah menganggapnya seperti Kakak, bahkan seperti Kakak Kandung, tapi mama tidak mengerti akan hal itu. Mama mengira aku terlalu percaya pada orang asing padahal jelas-jelas aku sudah mengenal lebih dalam tentangnya bahkan tentang keluarganya.

dan mama menyebutkan nama teman-temanku yang lain yang Mama mengira, yang Mama mengetahui itu hanya dari chat. mereka adalah orang asing bagiku padahal mereka adalah yang menemani naik turunnya kehidupanku. jelas aku marah kenapa aku harus memutus hubungan dengan kalian bukankah seharusnya aku berterima kasih kepada kalian karena sudah menemaniku memberiku nasihat-nasihat memberiku saran akan semua langkah yang aku jalani jelas aku tidak terima dan aku marah.

Berhari-hari aku memikirkan bagaimana bisa aku meninggalkan teman-temanku. memutus hubungan dengan mereka yang sudah menjadi saksi perjalanan pahit getirku.

sehari, dua hari, tiga hari.
tiga hari aku dan mama saling mendiamkan.
meskipun satu rumah kami tidak saling tegur sapa. aku pun mogok makan bukan karena tidak mau tapi memang tidak nafsu.
Pikiranku hari itu "kok bisa sih" ya tidak habis pikir. rasanya ingin kembali ke tempat asal namun tidak. ini masih permulaan. aku bingung apakah harus meminta maaf harus menyanggupi permintaan mama atau aku harus bagaimana???

"Kay Makan!" Bentak Mama.
karena aku sudah 3 hari tidak mengisi perut dengan apapun (buruknya sikapku ketika marah). aku pun memutuskan untuk makan, daripada mati kelaparan kan konyol.

setelah makan aku kembali mengurung diri di kamar.
"KAYY SINI!" lagi-lagi mama membentakku.
aku enggan memenuhi panggilannya.
"KAYY!" panggil mama lagi.
akhirnya aku pun mengalah, duduk di samping beliau.

"Kenapa sih kamu kayak gitu? gak terima diatur sama mama? gak mau diatur-atur sama mama? terus buat apa kamu datang jauh-jauh kesini kalau ninggalin teman-teman kamu yang ga jelas itu aja gak bisa? emang kamu lebih sayang sama papah kamu, lebih sayang sama keluarga papa kamu di Cirebon, makanya berat kan permintaan mama buat kamu!?"

Aku diam, walaupun ingin sekali rasanya membantah, memberi pengertian, bahwa siapa yang mama sebut ga jelas itu, siapa teman-teman yang mama sebut gak jelas itu. namun sebagai bentuk menghormati, aku hanya diam. meski dalam hati membabi-buta.

Ayah pun datang. aku segera mengurung diri di kamar (lagi).

hingga pukul 20.00 ayah memanggilku, mengumpulkan aku dan mama di tengah rumah.
Ayah memberi nasihat kepada kami berdua, dan mengingatkan bahwa kami adalah sepasang ibu dan anak yang tidak semestinya bermusuhan seperti ini. ayah pun meminta kami saling memaafkan.

"maaf bukannya ayah ikut campur sama urusan kalian, Kayla dan Mama. Disini ayah hanya menjadi penengah, tidak membela Kayla, tidak juga membela mama, kalau Kayla salah ya ayah salahkan, begitupun mama, kalau mama salah ya tidak ayah benarkan. tapi, Kalian ini kan mama dan anak kandung, bukan mama dan anak tiri, tidak sepantasnya kalian saling marahan, ngambek-ngambekan gini, masa gak ada yang mau mengalah cuma masalah gini doang, Ayo dong Kay, Kayla kan sudah besar, Kayla pasti tahu apa yang seharusnya Kayla lakukan, Kayla masih ingat perkataan ayah waktu menjemput Kayla dari stasiun? coba dipahami lagi, di ingat-ingat sama Kayla."

"ayah juga mohon maaf, kalau belum bisa memenuhi keinginan Kayla, belum menjadi ayah yang baik buat Kayla, ayah gak minta apa-apa sama Kayla, ayah hanya ingin kalian berdua, mama dan Kayla bahagia, agar keluarga kecil kita berwarna, kalau kalian senang, ayah juga ikut senang".

Kali pertama aku ditemukan dengan sosok ayah se-berhasil ini. ia mampu meluluhkan kerasnya egoku. ayah yang mampu memperluas sabarnya untuk menemani mama. dan aku bangga dia adalah ayahku- meskipun orang berkata kami hanyalah sebatas ayah dan anak tiri. maaf aku tidak peduli, aku menyayanginya selayaknya seorang anak kepada ayahnya.

akhirnya aku dan mama saling memaafkan, berusaha bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apapun.
Mama pun mengalah atas permintaannya kepadaku. ya aku pun meminta maaf karena tidak semestinya bersikap egois seperti itu.
Yaa semoga selanjutnya akan baik-baik saja (lagi).

.

.

.


jika cerita ini menginspirasi don't forget to vote, save and share with your friends!


Thank you ~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Semoga semuanya baik-baik sajaWhere stories live. Discover now