Bagian 23

191 24 6
                                    

"Apa hasil forensik sudah keluar?"

Taehyung menghentikan Kim Seokjin tatkala lelaki itu baru satu langkah keluar dari ruangan. Sejenak, Kim Seokjin terhenyak di tempat. Mata mereka berserobok, memandang satu sama lain dengan kilat samar di sana.

Ruangan malam hari itu sepi. Kim Jisoo dan Park Jimin sudah pulang dari dua jam lalu, Jeon Jungkook beralasan mencari udara segar di luar (Taehyung melihat lelaki itu sedang merokok di pelataran) dan kini, hanya ada Kim Taehyung dan Kim Seokjin.

"Sudah."

"Bagaimana hasilnya? Mereka tahu milik siapa pistol tersebut?"

Sejenak, Kim Seokjin membiarkan hening mengisi. "Kenapa kau ingin tahu pistol itu milik siapa?"

Sebuah tindakan impulsif dari Kim Seokjin yang bertanya penuh nada curiga pada Kim Taehyung. Mereka terdiam, membungkam mulut. Kim Seokjin sadar nada suaranya terlalu culas. Itu hanya akan mengundang kecurigaan dari Taehyung. Sementara Kim Taehyung diam, memandang Kim Seokjin dengan prasangka-prasangka yang kian memburuk.

Sebuah kalimat dari Kim Namjoon yang menyatakan bahwa Kim Seokjin dalang dari semua pembunuhan Kim Minjae terngiang di kepalanya. Ia memaksa Kim Seokjin untuk terus menatapnya, berusaha menyelami informasi-informasi yang ingin dikuliknya.

"Apa pertanyaanku sangat mengganggumu?" tanya Taehyung.

Kim Seokjin mengela napas. "Tidak. Aku terlalu emosi, maaf,” ujarnya. “Forensik bilang pistol tersebut adalah keluaran dari Jerman. Itu pistol lama, dan Jerman tidak memproduksinya lagi sekarang."

Jadi, bukan milik polisi? Pertanyaan itu menggantung di lidah tanpa bisa dikeluarkan.

"Apa mereka tahu siapa pemiliknya?"

"Mereka tidak menemukan sidik jari siapa pun di sana. Tapi, mereka tahu pemiliknya," jawab Kim Seokjin, kian intens.

Seperti ada yang mencekik lehernya. Taehyung mengernyitkan dahi, berusaha bernapas teratur. "Siapa?" tanyanya.

"Kim Yonghan. Salah satu anggota organisasi Deonggido, kepercayaan Ayah Kim Namjoon. Tapi dia sudah mati tiga belas tahun."

Kim Yonghan.

Kepala Taehyung pening tiba-tiba. Siapa Kim Yonghan? Kenapa pistol itu milik laki-laki itu, alih-alih Jeon Jungkook atau Kim Seokjin? Kenapa semuanya bertambah rumit? Taehyung mengerang dalam hati. Kakinya limbung, ia hampir ambruk ke pualam jika saja Jeon Jungkook yang datang entah dari mana tidak menahan bahunya.

"Kau baik-baik saja?"

Kim Taehyung menyingkir, melepaskan rangkulan Jeon Jungkook dan memberi tatapan terang-terangan tidak nyaman oleh sentuhan itu.

"Aku baik."

"Kau tampak kelelahan," ujar Kim Seokjin, "pulanglah dan istirahat. Jam kerjamu sudah habis."

Taehyung mengela napas, ia menggeleng. "Bukankah seharusnya malam ini kita akan menangkap Kim Mingyu?"

"Tidak jadi," tutur Jeon Jungkook.

"Kenapa?"

"Ada perubahan rencana," jelas Kim Seokjin. "Besok akan aku jelaskan bersama yang lain. Sekarang kau harus pulang dan istirahat."

Taehyung tak bisa berkata apa pun ketika Kim Seokjin bertitah. Meski hasratnya untuk mengungkap kasus kematian Kim Minjae kian menggebu, ia harus melakukannya perlahan. Terlebih lagi, ia merasa kasus ini kian rumit. Kehadiran Kim Seokjin yang menambah daftar hitamnya, juga Kim Yonghan, yang harus ia cari tahu siapa dia, membuat Taehyung harus bergerak semakin pelan.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang