Bagian 28

161 22 2
                                    

Hong Jisoo dilepaskan sesuai apa yang direncanakan.

Mereka tidak tahu apa yang sedang direncanakan Kim Seokjin tentang ini, tapi mereka mempercayainya. Kaptennya pasti selalu punya siasat dibalik apa yang dia lakukan.

Kim Jisoo mendengus tatkala melihat Hong Jisoo yang sombong keluar dari kantor polisi. "Lihat, dasar sialan yang besar kepala," ucapnya, lalu melengang masuk ke dalam.

"Lalu, setelah ini, apa yang akan kita lakukan, Kapten?" Park Jimin bertanya sembari langkahnya seiring dengan langkah besar kaptennya. Di belakang, Kim Jisoo, Jeon Jungkook, dan Kim Taehyung mengikuti. Kim Seokjin belum menjawab pertanyaan itu sampai mereka masuk ke dalam ruangan.

"Rencana selanjutnya, tangkap ikan yang lebih besar sekaligus," ucapnya, seraya memoles senyum licik. "Hong Jisoo pasti akan langsung kembali ke Kim Mingyu untuk menceritakan semuanya. Sementara Kim Namjoon, dia pasti akan segera mendengar kabar kebebasan Hong Jisoo dan ia mati-matian akan mengejar keparat itu. Dari sini, kita bisa menangkap mereka bertiga sekaligus."

Semua terkesima dengan apa yang dibeberkan Kim Seokjin. Terkecuali Kim Taehyung yang tercenung sebab ia salah mengira. Seharusnya ia tahu betapa liciknya otak Kim Seokjin. Taehyung mengepalkan tangan cemas, mencari cara untuk bergegas memberi tahu Kim Namjoon saat ini.

"Kau hebat, kapten." Kim Jisoo bertepuk tangan antusias. Wajahnya sangat semangat. "Lihat, lihat, aku bahkan sampai merinding mendengar rencanamu!"

Kim Seokjin tersenyum.

"Tapi, bagaimana Kim Namjoon tahu kalau kita membebaskan Hong Jisoo?" Park Jimin bertanya serta merta.

"Dia akan segera tahu," ujar Seokjin, penuh percaya diri. "Mata-matanya ada di sini, ingat? Kita hanya perlu menyebarkan berita Hong Jisoo dibebaskan ke seluruh kantor, maka mata-mata Kim Namjoon akan segera memberitahunya."

Entah untuk alasan apa, Jeon Jungkook lantas menelengkan kepala menatap Taehyung yang diam bungkam. Ia memperhatikan pemuda itu yang tak berekspresi statis. Sesungguhnya Jungkook pun sangsi dengan pernyataan Kim Seokjin yang mencurigai Oh Taesung, namun setelah Kim Seokjin membeberkan kejanggalan-kejanggalan tersebut, ia mulai percaya. Oh Taesung tampak kasual seperti biasanya. Laki-laki itu tak bertingkah di luar nalar untuk membuktikan kecurigaannya. Atau mungkin, Oh Taesung terlalu pintar untuk menyembunyikan sesuatu.

"Kita harus bersiap," suara Kim Seokjin terdengar lagi, "kita harus membawa jaring paling bagus dan paling kuat untuk menangkap ikan sialan itu."

Sesaat, Jeon Jungkook melihat keresahan dari cara Oh Taesung memandang Kim Seokjin.

Jeon Jungkook sudah membaca isi di dalam map yang diberikan Kim Seokjin padanya tempo hari, dan ia menemukan sebuah informasi mengenai Oh Taesung. Sedikitnya, info yang ia dapat adalah bahwa Ayah laki-laki itu meninggal sebelum Taesung lahir karena kanker paru-paru yang diderita laki-laki itu akibat ketergantungan dengan rokok, lalu Ibu Taesung meninggal saat Taesung berusia lima belas karena overdosis sabu-sabu, menyebabkan Ibu anak itu pening tiada tara sampai memutuskan mengakhiri hidupnya di jalan raya. Melemparkan diri pada truk pengantar barang yang sedang melaju kencang. Sedikitnya, ia menaruh simpatik pada Taesung yang hidup seorang diri beserta fakta kejam yang harus dihadapi, seperti dirinya.

Ia merasa seperti memiliki kesamaan dengan Oh Taesung. Mungkin hal itu juga memicu dirinya untuk bersikap lebih lunak pada laki-laki itu.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang