Chapter 2

353 35 4
                                    

"Gunwook, seperti nya handphone mu sedari tadi berdering," ujar salah satu temannya yang juga mengikuti ekstrakulikuler basket seperti dirinya.

Spontan Gunwook menganggukan kepala nya sembari mengucapkan terimakasih sebelum melangkah kan kaki nya menuju tas yang ia taruh pada salah satu bangku di pinggir lapangan.

Benar saja sebuah pesan dan juga notifikasi panggilan telefon cukup banyak yang di tujukan untuknya.

Hingga ...

Maniknya menangkap pesan dari sang ayah yang sedang jauh disana dimana mengatakan untuk menghubungi nya kembali.

Tanpa berfikir panjang Gunwook segera membuat panggilan untuk sang ayah tercinta nya.

"Hallo, Wook-ie kau masih di sekolah?"

"Hng, ada apa appa?"

"Apakah Yujin bersama mu?"

'Yujin?'

Spontan Gunwook segera mengatakan pada sang ayah 'wait', lantaran sebelumnya sekilas ia melihat pesan dari Gyuvin mengenai Yujin.

"Sepertinya Yujin bersama uncle Tae."

"Taerae maksudmu?"

Dengan cepat Gunwook mengiyakan karena memang ia tak melihat kehadiran Yujin di sekitar lapangan ia bermain basket, untuk itu ia menyimpulkan bahwa sang adik pulang bersama dengan Taerae lantaran pesan Gyuvin berisi bahwa sang adik akan pulang bersama dengan paman mereka, dan jika terjadi sebaliknya Yujin akan menunggu di tempat dirinya.

"Tak mungkin Wook-ie, Taerae ada di Busan."

Deg!

Seketika Gunwook membulatkan maniknya sempurna. Ia terlalu khawatir dengan sang adik yang di dalam pemikirannya masih tak dapat mandiri.

"Appa! Aku akan mencari Yujin dulu, nanti akan Wook-ie kabari," ujar Gunwook cepat dan tak lama memutuskan telefonnya sepihak tanpa menunggu jawaban dari sang ayah.

"Sunbae! Aku duluan ya," ujar Gunwook cepat setengah berteriak pada kakak kelas nya sembari mengambil tas nya yang segera berlari ke arah lobby sekolah nya.

Oh ayolah, bagaimana bisa Yujin tak menghubungi nya sama sekali.

.

.

Kosong!

Hal itu yang ia dapati ketika sampai di lobby sekolah mereka.

Degup jantung Gunwook semakin berdetak cepat. Ia merutuki dirinya mengapa ia tak memastikan keadaan adiknya dulu.

Dengan penuh kecemasan Gunwook segera menghubungi sang adik.

"Hallo."

"Jin-ie! Kau dimana? Apakah kau baik baik saja? Gyuvin hyung bersama mu? Atau kau dimana sekarang? Hyung akan kesana."

Rentetan kalimat pertanyaan bertubi tubi di tujukkan pada Yujin yang berada di seberang telefon.

Oh ayolah tak bisakah sang kakak menanyakan padanya satu persatu?

"Wook-ie hyung!" Pekik Yujin di seberang telefon berusaha menghentikan pertanyaan pertanyaan dari Gunwook yang tak kunjung berakhir.

Spontan Gunwook terdiam mendengar nya.

"Aku sudah pulang hyung, sebentar lagi aku sampai rumah."

Three Beloved BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang