2. past to the future

160 16 0
                                    

***
Bruk
Tubuh mungil itu menghantam tembok disamping pembuangan sampah, didorong keras oleh teman sekelasnya, ahh atau lebih tepatnya pembulinya.

Melemparinya sampah sampah beserta tempat sampah yang masih belum dipilah, membuat sekujur tubuhnya kotor dan bau.

"Jijik banget gue sekelas sama homo kayak Lo" ucap pembuli tadi, yang diikuti gelak tawa teman teman pembulinya dari belakang.

Pria bertubuh mungil tadi membersihkan sampah sampah yang berada ditubuhnya masih memasang wajah datar.

"Pergi jauh jauh deh Lo, kalau perlu pindah dari sini." Ucapan sang pembuli tak dihiraukan oleh Sanji, dirinya sibuk membereskan bukunya yang berserakan di sampingnya.

"Kalau gue ngomong tuh di dengerin, dijawab. Lo tuli hah ?"
Pembuli tadi menyengkram rahang Sanji kuat kuat, membuat Sanji meringis kesakitan.

"Cabut yok, jijik gue lama lama sama orang homo" ucap salah satu teman pembuli menarik tangan yang mencengkram erat rahang Sanji.

Sebelum mereka pergi orang tersebut memberikan tendangan final diperut Sanji, cukup keras, membuat Sanji terbatuk-batuk hebat.

Dirinya berdiri dengan tas yang lusuh. Memegangi perutnya daerah yang paling sakit, sekujur tubuhnya juga dipenuhi luka lebam di area yang tertutup pakaian.

Pembuli itu sangatlah licik tak meninggalkan jejak di area yang nampak untuk menghilangkan bukti.

Sanji berjalan menuju kelasnya dengan langkah tertatih-tatih, menahan rasa sakitnya.

Ia ingin penderitaannya berakhir, pernah beberapa kali Sanji memiliki niatan bunuh diri, namun hidupnya terlalu berharga untuk diakhiri gara gara bajingan macam mereka.

"Sanji, kau habis dari mana ? Kenapa kau terlambat ?" Ucap wali kelasnya tanpa menengok ke arah Sanji, tetap fokus menulis di papan tulis.

Pembulinya tadi cekikikan mendengar Sanji ditegur oleh wali kelas mereka.
"Maaf pak" Sanji kini menduduki bangku kelas 2 SMA.

Dirinya berjalan menuju bangkunya, namun tiba-tiba kakinya disandung oleh pembulinya tadi, Sanji ambruk jatuh kelantai, seragam SMA nya robek, dan lututnya berdarah, Sanji meringis kesakitan.

Para pembulinya tertawa, sementara teman sekelas yang lainnya acuh dan tak menganggap Sanji.

"Diam kalian, ini masih ditengah pelajaran! Sanji cepat berdiri dan duduk di bangkumu!" Bahkan wali kelasnya pun tak memperdulikannya.

***

Bagaimana bisa Sanji dibully disekolahnya?
Awalnya Sanji berteman baik dengan para pembulinya, mereka sering nongkrong dan jajan bersama, perlakuan baik mereka membuat Sanji betah berteman dengan mereka, sampai pada akhirnya Sanji jatuh cinta pada salah satu pembuli itu.

"Mau pacaran denganku ?" Ucap pembuli tadi, awalnya Sanji mengira pembuli tadi hanyalah bercanda, ia tak menyangka orientasi seksual nya diketahui, dan lebih parahnya crushnya sendiri tau kalau Sanji menyukainya.

Sanji yang masih polos polosnya pada saat itu hanya mengangguk dengan perasaan senang.

Hubungan mereka berjalan dengan lancar selama beberapa bulan, mereka menyembunyikan hubungan mereka, mereka juga sering bertemu diatap sekolah, bahkan sampai berciuman.

Namun suatu hari mereka mendapat pesan dari anonim, mengirim foto mereka berdua yang sedang ciuman, sang pembuli tak ingin hubungannya diketahui.

Dan akhirnya pembuli tersebut menyebarkan orientasi seksual Sanji kepada teman-temannya yang lain, dan berakhir membuat Sanji dikucilkan satu sekolah hanya untuk menutupi orientasi seksualnya sendiri.

Our school love story (ZoSan-BL) -SLOW UPDATE-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang