Part 73

265 36 1
                                    

1 bulan kemudian...

Sudah 1 bulan semenjak ara kembali menginjakkan kakinya di bandung. Selama itu pula chika terus-menerus mendekatinya, sebenarnya itu sangat menyakitkan untuk ara. Ia harus berpura-pura dingin kepada chika padahal hatinya berkata sebaliknya.

Hari ini chika mengikuti ara hingga ke parkiran apartemen.

"Kamu bisa stop ganggu aku gak?", ucap ara menatap chika mengikuti ara hingga ke lift.

"Enggak, aku gak akan stop sampai kamu suka sama aku", ucap chika.

"Terserah kamu", ucap ara kemudian meninggalkan chika di parkiran.

Sesampainya di apartemen ara mendapatkan pesan dari chika yang mengatakan ia akan terus menunggu dibawah sampai ara mau membuka hatinya untuk chika. Ara pun melihat keluar jendela nya dan benar disana ada chika yang sedang berdiri di depan apartemen padahal cuaca sedang mendung.

Dan benar saja, hujan pun turun dengan deras ara masih terus memperhatikan chika yang tidak beranjak sedikit pun padahal pakaian nya sudah basah karena hujan. Ara yang tidak tega melihat chika kehujanan pun, akhirnya turun dan menarik chika menuju ke parkiran apartemen lalu menancapkan mobilnya ke sebuah rumah di hutan. 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disana chika dan ara sudah berganti pakaian menjadi pakaian yang lebih hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disana chika dan ara sudah berganti pakaian menjadi pakaian yang lebih hangat. Ara mengantarkan teh hangat ke kamarnya, disana chika sedang duduk di tepi kasur. Tidak ada pembicaraan dari mobil hingga saat ini. Hingga akhirnya...

"Nih minum dulu", ucap ara sambil menyerahkan secangkir teh kepada chika.

"Makasih", ucap chika kemudian meminum sedikit teh nya dan menaruh di meja samping kasur.

"Sayang", ucap ara kemudian merentangkan tangannya.

Hanya 1 kata itu saja mampu membuat airmata chika menetes. Chika langsung memeluk ara dengan erat seolah tidak akan membiarkan ara pergi lagi.

"Udah jangan nangis lagi", ucap ara sambil mengelus rambut chika.

"Kamu beneran ara kan?", ucap chika yang melepas pelukannya dan menatap ara.

Cinta dan PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang