13 - Kolor hello Kitty

90 30 13
                                    


            Semoga kalian mengerti bagaimana
                Menghargai seorang penulis
                     Vote and coment

                      Happy reading

Clarissa berjalan dengan langkah gontai. Gadis itu tidak tahu sejak tadi seseorang dibelakang sedang mengikutinya. Clarissa menghela nafas, lalu memejamkan matanya sejenak. Semoga saja kecelakaan itu bukan lah perbuatan Candra Papah nya.

Jika ia mungkin dirinya merasa malu kepada keluarga Dramendra. Clarissa memang tidak pernah merasakan kasih sayang lagi dari orang tuanya, tapi ia tetap memaafkan kesalahan Candra pada dirinya.

"Aku harap bukan Papah pelakunya!"

Clarissa menoleh ke kanan ke kiri tampaknya lorong rumah sakit itu terlihat sepi. Ia menyadari bahwa suara langkah seseorang dari belakang. Gadis itu membalikkan badannya.

"Ra Lo budeg ya? Dari tadi gue panggil engga nyaut-nyaut," Ervan berjalan mendekati Clarissa. "Sorry ya kuping gue masih normal!" Ketus Clarissa.

"Nih!" Ervan memberikan gelang berwarna hitam milik Clarissa.

"Lo nyolong gelang gue ya?" Clarissa menatap tajam pada Ervan.

"Jadi Perempuan tuh jangan asal fitnah," Toyor Ervan merasa tak terima.

Clarissa tak menjawab apapun ia malah menatap sinis.

"Gue nemu gelang itu di taman tadi, pas Lo lagi ngelamun, btw Lo mau engga jadi selingkuhan gue?"
Ervan sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Clarissa merasa risih gadis itu menendang kelemahan laki-laki.

"Awww anjir engga Kaka, engga adik sama-sama psikopat, tega Lo Ra, udah buat burung gue kesakitan," Ervan sambil menahan kelemahannya itu ia lalu duduk di kursi tepat di sampingnya.

Clarissa kembali berjalan meninggalkan Ervan tengah meringis kesakitan, laki-laki itu menatap punggung Clarissa sambil tersenyum.

"Sial burung gue sakit!" Umpat Ervan.

Ervan bangkit dari kursi, ia kembali berjalan di arah yang berlawanan dengan tujuan langkah Clarissa.

Ceklek

Setelah memasuki ruangan itu terdapat Arselio tengah siap-siap memakai baju. "Arsel belum sembuh ih, ngeyel banget dibilanginnya!" Clarissa mendekati Arselio.

"Aku udah sembuh Ra, kan Arselio laki-laki perkasa!"
Arselio membalikkan badannya membuat Clarissa meneguk salivanya menatap sixpack.

"Kenapa ayang mau?" Arselio memegang tangan Clarissa lalu ia arahan menyentuh sixpack.

"Ish apa si," Clarissa melepaskan tangannya dengan kasar, ia membantu Arselio memakai baju. "Rara engga suka kalau sixpack Arsel dilihatin banyak orang apalagi ini di rumah sakit, gimana kalau tiba-tiba ada suster masuk?"

"Iya sayang iya engga ini cuma buat Clarissa Adelia Aghata," Arselio sambil mengacak-acak rambut Clarissa. Membuat gadis itu terdiam pasrah. "Engga sekalian dibuat kaya singa," ucapnya dengan malas.

Clarissa memasuki beberapa baju-baju kedalam tas, sedangkan Arselio masih sibuk menata rambut.

"Astaga Arsel kamu belum benar-benar sembuh Nak," ucap Soya yang baru saja datang.

"Arsel udah sembuh Mah."

Soya memperhatikan gerak-gerik Arselio memang benar anaknya itu terlihat segar bugar padahal dua hari yang lalu kritis. Soya bernafas lega melihat Arselio sembuh total.

Mamah Soya menoleh kearah Clarissa, gadis itu tengah melamun membuat Soya mengerutkan keningnya. Soya berjalan mendekati Clarissa dan menepuk pundak lembut pundak gadis itu, membuat Clarissa membuyarkan lamunannya.

Possessive With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang