Byan yang merasa ada seseorang yang memperhatikan dirinya mulai membuka matanya perlahan. Ia melihat gadis dengan rambut panjangnya yang terurai sedang duduk di tempat tidur miliknya.
Nana yang sadar bahwa Byan terbangun langsung memegang kening laki-laki itu. Suhu tubuhnya masih panas dan belum turun.
"Hei itu-" ucapan Nana terpotong karena Byan dengan cepatnya membuka selimut yang hanya tinggal menutup bagian kakinya saja. Ia sudah diposisi memeluk pinggang Nana dan menaruh kepalanya di atas paha Nana. Byan masih memejamkan matanya berniat kembali ke alam mimpinya.
Nana membeku lantaran kaget dengan apa yang dilakukan laki-laki di depan nya ini. Nana mulai berusaha membangunkan Byan; ia mencoel pipinya, memainkan rambut milik Byan, mengguncang lengan Byan juga sudah Nana lakukan.
Tetapi Byan masih nyenyak tidur dengan posisi ini. Nana yang merasa kakinya mulai pegal berusaha menahannya tetapi ia urungkan niatnya. Jika Byan terus tidur, laki-laki ini bisa tidak minum obat.
"Byan Byan kaki gue pegel."
Byan yang setengah sadar mengernyitkan alisnya. Ia tersenyum tipis mendengar keluhan Nana; melepaskan pelukan tangan yang tadinya memeluk Nana dengan erat dan langsung berpindah tempat ke bantalnya lagi.
Byan mulai membuka matanya kembali dan tersenyum menatap Nana. "Ekhem cie kesini." Nana mengabaikan cibiran nya. Setelah itu Byan memperhatikan gerak-gerik Nana yang sibuk dengan membuka bungkusan makanan.
Nana mulai duduk mendekat dengan Byan, tangan nya sudah dengan posisi memegang bubur dan yang satunya lagi memegang sendok bersiap menyuapi Byan.
Byan yang melihat Nana sudah mengambil satu suapan untuknya langsung menutup mulutnya dengan rapat.
Nana keheranan dengan apa yang dilakukan Byan, "Buka gak mulutnya!" Byan dengan cepat menggelengkan kepalanya mendengar apa yang Nana suruh.
"Lo gamau makan, gue langsung pulang." Ancam Nana agar Byan menerima suapan bubur darinya. Byan yang keras kepala tetap tidak mau membuka mulutnya.
"Yaudah tuh makan sendiri." Byan yang sadar Nana mulai marah langsung membuka mulutnya dengan lebar. Matanya memberi kode untuk cepat memasukkan suapan bubur ke dalam mulutnya.
Nana tersenyum tipis lantaran Byan nurut dengan diri nya. Mereka tidak berbicara satu sama lain lantaran Nana yang sibuk menyuapi Byan bubur, dan Byan yang sibuk mengunyah dan menelannya walaupun terasa hambar sambil memperhatikan wajah cantik Nana.
Bubur masih sisa setengah lagi, Nana dengan senang hati menyuapi karena Byan makan dengan lahap tanpa ia lepehkan sama sekali.
Byan memperhatikan Nana sibuk dengan rambut panjangnya yang terus menghalangi wajahnya. Dan tidak bisa gadis itu ikat lantaran tangannya sudah penuh.
Byan yang melihat satu ikatan kunciran di tangan Nana langsung mengambilnya dan duduk berhadapan dengan Nana. Byan mulai menguncir rambut Nana dengan hati-hati, ia ingat pernah menguncir rambut adiknya ketika mau berangkat ke sekolah.
"Makanya dikuncir, diurai terus." Usai Byan menguncir rambut Nana hanya satu ikatan, ia melihat Nana sedikit berbeda.
Lebih cantik.
Nana yang sedari tadi membiarkan apa yang dilakukan oleh Byan sebenarnya jantung nya terasa mau copot. Hatinya terus berdebar melihat Byan menguncir rambut miliknya dengan ekspresi serius.
Byan yang tahu Nana malah melamun melihat dirinya langsung mencibir, "Kenapa? gue ganteng ya?"
Nana yang sadar dari lamunan mendengar cibiran Byan yang terdengar geli ditelinga nya.
"Dih gak ya!"

KAMU SEDANG MEMBACA
BYANTARA ✔️
Teen Fiction"Berharap dia abadi di dalam karya dan hidupku." Byantara Shaga Graciano dan Alysha Athena Hera adalah sepasang mantan kekasih yang dipertemukan kembali oleh takdir. Kisah yang pernah berakhir sebelumnya, apakah bisa memulai kembali dari awal? ©art4...