Bab III Pagi yang Dingin

8 0 0
                                    

Aku tergopoh berlari dari parkiran menuju ruang kelas, bel masuk sudah berkumandang beberapa menit yang lalu. Aku sedikit panik karena jam pertama ulangan harian dan guru yang mengajar adalah bu Pita. Aku tau pasti dimarahi. Langkahku sempat berhenti melihat Okta berjalan santai bersama seorang cowok misterius. Cowok yang ga pernah aku lihat sebelumnya. Naluri lelakipun seketika tertrigger. Aku berlari ke arah Okta menarik tangannya dan mencoba bertanya. Tapi....
Okta kaget melihat aku menarik tangannya, seketika kembali tamparan keras mendarat sempurna dipipi kiriku.

"Plak!"
"Marmut kenapa? Atau dia kah alasanmu berkelit dariku?" Aku mencoba mengkambing hitamkan si cowok itu.
"Apa?? Kamu ya!! Nyalahin orang aja! Moralmu tuh yang benerin, jangan jadiin aku korban bejatmu! Enteng banget nyalahin orang." Okta sambil berteriak.

"Oke, aku salah.... Plis kasih kesempatan..." Aku kembali memelas.

"Dengan kelakuanmu kemaren dan hari ini aku makin yakin nge cut kamu dari hidupku..." Okta bersungut.

"Plis, once again..." Aku mencoba
"Bang, perkataan Okta dah jelas. Dia ga mau sama abang." Si cowok itu ikutan nimbrung.
"Heh, siapa lu ikut-ikut? Ini masalahku dengan cewekku. Lebih baik kamu ga usah ikut campur" Aku kembali marah.
"Jadi masalahku sekarang, karena okta akan jadi cewekku" Si cowok tiba-tiba berkata yang buat aku dan okta terperangah.

"Benerkan, dasar !!!belagak culun!Oke, aku mundur...!" Aku emosi menatap Okta dan membuatku cukup alasan untuk tidak mengemis lagi ke Okta.

Meski awalnya aku hanya mengkambing hitamkan dan beralibi bahwa Okta menjauhi bukan gara-gara perbuatanku, tapi gara-gara cowok itu.

Okta kaget dengan perkataan si Cowok dan reaksiku. Terlihat raut wajahnya berubah sedih dan merasa bersalah kepadaku, ada raut muka menyisakan cinta untukku. Sesaat kemudian Oktapun menampar cowok itu dan berlari menangis. Menuju ke arahku, tapi aku sudah terlalu kecewa dan yang pasti aku ga boleh telat masuk kelas karena ulangan ini sangat penting, setengah berlari aku menuju kelas. Panggilan Okta kepadaku pun tak aku hiraukan lagi.

 
"Brak" Pintu kubuka paksa. Seisi kelas kaget apalagi Bu Pita yang sedang mengajar.

"Maaf bu, Ryan terlambat. Ada sedikit hambatan pagi ini. Mobil Ryan nyerempet orang" Aku menjelaskan jujur.

"Ah, alasan! ibu dah tau kamu pasti kebo kalo tidur. Tau kan hukuman kalo telat." Bu Pita emosi

"Baik, bu." Aku berjalan gontai, aku harus ke BK ketemu salah satu guru killer. ah pagi yang menyebalkan. Setelah mobilku baret-baret gara-gara anak SMP yang berlagak naik motor dan nyelonong menyeberang jalan. kemudian liat Okta bersama cowok lain dan diusir di kelas...semoga saja di BK aku ga dihukum berat.

"assalamu alaikum wr wb, selamat pagi. Mohon ijin Ryan terlambat. Mohon hukuman..." Aku masuk ruangan BK dan ternyata tak ada satupun guru BK di tempat. Aku menunggu beberapa saat tapi tak kunjung ada guru yang masuk. Entah mungkin guru BK sedang mengisi kelas yang kosong atau ada kegiatan yang lain. 

"wah, lumayan ini, bisa lari dari hukuman" Bathinku. Toh, juga ga ada guru yang ada ditempat.
Aku berjalan keluar ruangan BK menuju ke kantin yang terletak dibelakang sekolah dan agak pinggir sehingga tidak keliatan dari gedung utama ruang kelas. Belum sampai di kantin aku melihat ada sosok guru BK dan Kepsek sedang ada di kantin. Mereka sedang mengumpulkan beberapa anak bandel yang sering kali cabut jam pelajaran dan jajan di kantin.

"ups, untung saja....hampir ketauan. oh jadi para guru BK ada disitu sehingga ruangan BK kosong." Aku membathin
Aku berjalan menjauhi arah kantin menuju lapangan sekolah yang memiliki arah berbeda dari kantin. Tiba-tiba disalah satu lorong diantara gedung aku mendengar suara cekikikan beberapa siswa. aku dengar seksama dan sepertinya aku mengenal tawa ini. Yah, ini suara temanku si Kiki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tepian HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang