Part 25

150 15 3
                                    

"Aunt," Theo menduduki perutku sambil terus memanggil ku,

"Ada apa Theo? Mau susu?" tanyaku sambil tersenyum.

Theo mengangguk, "Iya," lalu tertawa,

"Sebentar ya, aunt buat dulu," Aku beranjak dari kasur dan mengambil susu formula beserta botol susu yang berada di tas perlengkapan Theo.

"This is for my little Horan," ucapku sambil memberikan botol itu ke Theo, "Thank you Aunt," balasnya lalu tertidur di kasurku.

Knock knock

"Iya?" aku membuka kan pintu.

"Hai," sapa Gemma.

"Oh Gemma, silahkan masuk," ucapku sambil membiarkan Gemma masuk ke dalam.

"Thanks," balasnya lalu melangkahkan kaki ke dalam, "Eh, ada Theo," Aku mengangguk, "Baru saja tidur,"

"Oh. Eh iya Nat, aku mau minta saran mu dong," kata Gemma sambil mengeluarkan laptop nya,

"Saran apa, Gem?" tanyaku penasaran,

"Untuk sekarang aku kan bekerja sebagai EO, jadi Louis memintaku untuk mengerjakan semua permintaannya," jelas Gemma sambil tertawa.

"Event Oragnizer?" tanyaku untuk lebih jelas, Gemma mengangguk. "Memang nya Louis ada acara apa?" tanyaku lagi,

"Louis dan El akan menikah bulan depan," ucap Gemma dengan senyum mengembang di wajahnya.

Aku terkejut dan berteriak, "Seriously?! YEAY!"

"Maka itu kita semua dikumpulkan disini untuk membicarakan itu. Louis dan El masih bingung. El memintamu memilih,"

"Oh, baiklah," aku memilih beberapa gambar dari nominasi yang diberikan (Azek nominasi)

*

"Ini," aku memilih ruangan bernuansa pink dan abu-abu itu, dan kesan natural untuk outdoor nya.

"Tadi El and Lou juga memilih ini sih," jelas Gemma, "Warna nya manis,"

Aku mengangguk, "Iya, warnanya sangat calm,"

"Satu jam lagi El dan Lou kesini. Mereka sedang dalam perjalanan dari taman kota untuk pre wedding," jelas Gemma,

"Wah, tidak terasa ya, sudah wedding saja," timpalku. Gemma tertawa, "Kurasa setelah ini kau menyusul,"

"Ah, punya kekasih saja tidak," jawabku sambil tertawa. "Oh kau belum punya kekasih? Kukira kau dan Niall in a relationship," tambah Gemma

Aku menggeleng cepat, "Tidak. Aku hanya fans biasa,"

"Bisa saja," ucap Gemma mendorong pelan pundakku.

*

"Nat, kau yang design baju pernikahanku dan El ya. Kau kan sahabatku. Ya? Ya? Ya?" pinta Louis sambil mengguncangkan tubuhku berkali-kali.

"Umm, aku belum yakin ini berhasil atau tidak," jawabku ragu.

El meraih tanganku, "Kau pasti bisa. Bantu kami ya,"

Mendengar kata-kata El, aku jadi tidak enak hati. "Baiklah. Aku bantu semampuku,"

"Thank you," jawab El. Aku mengangguk.

*

Sudah dua minggu berada di Villa dengan keluarga besar the boys, dan aku selalu di anggap bagian dari mereka. Aku juga sudah tidak repot mengurus Theo, karena Greg and Danesh sudah datang.

Aku dan Niall semakin dekat sejak insiden chat itu. Apalagi di mobil bersamanya berjam-jam saat perjalanan ke villa itu.

"Gue baru nyadar kalo Niall tuh baik juga. Gue aja yang terlalu sensitif," pikirku saat makan siang bersama Niall di villa,

"Nat, itu makanannya di makan dong. I will take it if you don't eat it," katanya sambil memotong steaknya,

"Ambil saja kalau mau," ucapku tak berselera,

"Kau kenapa? Sakit? Biasanya kau marah kalau aku bercanda seperti itu," katanya sambil menaruh tangannya di dahiku,

"Tidak sakit kok," jawabku mencoba untuk santai. Padahal hatiku menolak bertingkah santai.

"If you're ill, I'll take some medicine," Niall bergegas ke arah mom Maura, aku menarik tangannya,"Aku tidak sakit, Ni. Sungguh,"

Mendengar kata 'sungguh' yang ku katakan, Niall tidak khawatir lagi.

"Kalau kau sakit, bilang ya," ucapnya sambil mencubit pipiku,

"Ni!" omelku sambil memukul tangannya pelan.

"Nah! Itulah Natasha yang kucari. My little barbarian," godanya iseng,

Aku mendorong pelan tubuhnya, "Jahat,"

"Thanks," jawabnya terkekeh.

*

"El, bagaimana design yang ini?" tanyaku sambil menunjukkan design ku kepadanya,

Dia melihatnya lalu berdecak, "Design mu bagus sekali, Nat,"

"Dia menggambar coret-coret pun bisa jadi bagus, El," timpal Louis kepada El sambil membelai rambut El. "Aku jealous," batinku.

"Lou," protesku, "Itu memang benar," timpal Louis.

"Nat, bisakah kau tambahkan pita di belakangnya? Supaya terlihat lebih manis," saran El sekaligus permintaanya,

Aku menimbangkan permintaan El, tapi apa yang dikatakan El benar juga. Lebih manis kalau pakai pita, "Bagus,"

Setelah menambahkan gambar pita itu, El mengangguk, "Iya. Seperti ini, You're the best designer," lalu memelukku.

*

"Ni, kapan kau menikah?" tanyaku jahil saat makan malam.

"Kenapa? Kau mau menikah dengan ku?" jawabnya iseng.

"Ihh, in you wildest dream, Ni," jawabku yang membawa tertawa.

"Umm, aku belum menemukan orang yang tepat," katanya sambil tersenyum,

"Barbara? Melissa? Jade? Ho--"

"Don't mention the last name please," ucapnya sambil menunduk,

"I'm sorry Ni, I don't mean t--"

"It's okay, dear. No problem," balasnya sambil tersenyum.

"Aku dengar kau unfollow instagram Melissa. Kenapa?" tanyaku penasaran.

"Memangnya kenapa? Up to me right?" jawabnya. Aku mengangguk, "Iya sih,"

"By the way Ni, sebentar lagi Louis menikah. Apakah aku bisa menerima itu apa tidak ya?" ucapku sambil memikirkan apa yang kuhadapi nanti,

"Ya kalau kau memang mengidolakannya, seharusnya kau senang melihatnya bahagia," ucap Niall.

"Iya aku bahagia sih, tapi kan--"

"Kalau begitu, move on," dengan mudahnya dia bicara seperti itu, "Dengar, dengar, aku tau itu sulit. But I'll try my best to replace Louis,"

Aku terkejut dan bingung, "Maksudmu? Kau mau aku mengidolakanmu?"

"May I replace him?" tanya Niall lagi,

"I'm not sure, but,"

"But what?" tanya Niall penasaran,

"You may," balasku sambil tertunduk.

Niall berlari ke arah Louis, Liam dan Harry yang sedang duduk di tepi kolam. Saat Niall menghampiri mereka, mereka langsung melompat-lompat sambil berteriak.

"Kau habis menerima Niall ya?" tanya Lottie tiba-tiba dari belakangku,

Aku menggeleng, "Tidak kok,"

"Dia bahagia tuh," ucap Lottie sambil menepuk pudakku.

Aku hanya tersenyum. Tepatnya fake smile. Bodohnya aku menerima Niall secepat itu. Hell!

Duh, gatau deh ceritanya gimana nih. Maafin gue ya :'(

Vomments needed. Muach. Bye

Change Your Ticket 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang