prolog

8 2 0
                                    

Bandung, 2003

Sore ini udara sejuk, angin sepoi sepoi menyapu pengendara yang berlalu lalang. kota yang dijuluki sebagai kota hujan itu sedang berdamai dengan bumi. tapi, jika sore ini cuaca sedang bagus, tidak dengan suasana hati gadis kecil yang sedang sesenggukan di depan pintu rumahnya. mata sembab, rambut berantakan, ingus yang sedari tadi keluar dari hidungnya itulah definisi gadis kecil itu sekarang. orang-orang yang berlalu lalang menatap heran sekaligus iba tapi tidak satupun ada yang menghampirinya.

" mah....... Hiks...... Kenapa tinggalin....... Hiks.... A-aira.." ucap gadis itu sembari sesenggukan. Sesekali ia menyeka ingus yang terus keluar dari tempatnya.

2 jam yang lalu

" mah... Mamah mau kemana?" tanya aira yang baru pulang bermain dengan teman-temannya. Ia terdiam di ambang pintu sembari melihat ke arah papah dan mamah nya yang sedang berbicara. Tampilan mamah nya sekarang sangat rapih dengan koper berukuran sedang berada di tangan kirinya dan tas selempang di lengan kanannya.

" kamu ngga kasian sama anak kita?!" ucap rendi menatap sendu manik coklat milik istrinya.

" ngga bisa mas, aku ngga bisa lagi sama kalian. Aku ngga bisa!" ucap yunita yang pipinya sudah basah karna air mata yang sudah mengalir sejak tadi. Aira yang sedari tadi hanya melihat kejadian itu, kini ia berlari menghampiri yunita dan memeluknya dari samping.

" papah jangan buat mamah nangis. kasian mamah, papah omelin terus" ucap gadis kelas 2 sd itu. Rendi hanya terdiam sembari memijat pangkal hidungnya.

" aira " panggil yunita sembari berjongkok mensejajarkan tingginya dengan aira. Lalu memegang kedua punsak gadis itu.

" kamu baik baik ya sama papah, jangan bandel, dengerin semua kata papah ya. Jadi anak yang baik " tutur yunita menahan isak tangisnya.

" kenapa mamah ngomongnya gitu? Mamah mau kemana? Kalo mamah pergi aira ikut " ucap aira dengan berbagai pertanyaan.

" mamah mau pergi sebentar, ngga lama kok kamu jangan nakal ya. Nanti kalo mamah ngga ada, aira harus nurut sama papah ya sayang " ucap yunita membingkai kedua pipi aira.

" mamah mau pergi kemana? Aira ikut mah, aira ga mau di tinggal mamah. Pokoknya aira ikut!" ucap aira yang mulai mengeluarkan air mata. Ia tidak ingin di tinggal oleh mamah nya.

" ga bisa aira, kamu ngga bisa ikut. Mamah pergi sebentar kok nanti mamah balik lagi. Tapi mamah ngga janji " ucap yunita membatin di kalimat akhirnya.

" ngga mau pokoknya aira ngga mau mamah pergi. Aira janji mah ngga bakal nakal lagi, aira bakal nurut sama mamah, ngga bikin mamah marah lagi tapi mamah jangan pergi " ucap aira menggeleng kuat dengan tangis yang semakin kencang.

" ngga bisa aira, mamah harus pergi!" yunita berdiri sembari menghapus aur matanya, lalu menghadap ke suaminya. " mas aku pergi!" ucapnya lalu menggeret koper tadi.

" ngga mah, mamah ngga boleh pergi. Mamah bohong, bohong kalau mamah bakalan balik lagi " racau aira menahan lengan yunita agar berhenti.

" ngga bisa aira, mamah harus pergi!" sentak yunita hingga aira terjatuh ke lantai karna tidak siap dengan bentakan itu.

" aira!" rendi langsung menghampiri aira yang terjatuh akibat bentakan dari istrinya.

" biarin dia pergi aira, dia ngga pantas berada di sini. Dia ibu yang jahat biarkan dia pergi bersama laki laki lain " ucap rendi memeluk aira dari samping. Ia tidak bisa melihat aira seperti itu. Keluarga kecilnya yang sudah ia ciptakan kini hancur begitu saja.

" ngga pah.... Mamah ngga boleh pergi" ucap aira bagaimana pun yunita tetap ibunya.

" tunggu apa lagi?!" tanya rendi ke yunita yang masih mematung di tempat.

" pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" lanjutnya. Mendengar itu, hancur sudah hati yunita. Sakit rasanya meninggalkan dan kehilangan orang yang sangat ia cintai. Dengan berat hati, yunita melangkah keluar rumah dengan menggeret kopernya. Melihat itu, aira ingin berdiri dan mengejar yunita tapi aksinya di cegah oleh rendi.

" biarin dia pergi aira, dia itu udah ngga pantas untuk di panggil mamah" ucap rendi sembari memandang kepergian yunita dengan amarah. Ia tidak tahu alasan kenapa yunita meninggalkan dirinya dengan aira, yang pasti itu karna lelaki brengsek yang ia juga tidak tahu.

" pah, mamah pergi... Hiks.....pah" ucap aira yang sudah tidak melihat sosok yunita lagi.

" dia mamah yang jahat aira!" ujar rendi yang di jawab gelengan oleh aira. Yunita itu adalah sosok ibu yang baik dan penyayang. Aira jarang sekali mendapati omelan darinya. Selama ini keluarganya sangat rukun, jarang ada keributan didalamnya. Aira juga mendapatkan kasih sayang yang banyak dari rendi dan yunita. Tapi entah kenapa yunita memilih untuk meninggalkannya.

Di waktu yang sama tapi di tempat yang berbeda, seorang wanita dengan koper sedangnya yang berada di sampingnya. Ia duduk di halte untuk menunggu bis. Matanya sembab, tubuhnya lemas, kepalanya pusing. Rasa sakit yang menjalar disekujur tubuhnya membuat wanita itu menahannya.

" maafin aku mas, aku ngga mau ninggalin kamu tapi kenyataan yang membuat aku harus pergi " gumam yunita. Ia benar- benar tidak menyangka bahwa ini semua akan terjadi.

" maafin mamah juga ya aira, mamah emang bukan mamah yang baik. Mamah harap umur mamah masih panjang dan nanti kita bisa ketemu lagi ya sayang " gumamnya lagi. Hari ini, hari dimana kehidupannya, dunianya seorang yunita azzahra hancur. Pergi meninggalkan orang yang dicintai dan membawa penyakit yang entah kapan akan menghilang dari dalam dirinya.



     Gimana sama prolognya?? Kurang panjang?? Kurang puas?? Maaf ya baru pemula wqwqwq 😂😅 jangn lupa komen karna itu berarti banget buat aku

humairah azzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang