bagian dua

6 0 0
                                    

  Sudah setengah jam aira berdiam diri duduk di dalam ruang bimbingan konseling. Hanya ia dan pak efendi yang berada di ruang itu.

" aira, aira. Saya cape sama kamu. Setiap waktu pasti bikin masalah " ucap pak efendi memijat pelipisnya. Ia sudah sangat bosan dengan kelakuan aira yang kadang membuatnya harus menghela napas panjang.

" ya bapak kalo cape istirahat, ngapain masih ngajar dan ngurusin saya??" jawab aira santai. Ia tidak pernah takut dengan pak efendi yang terkenal galak dan tegas.

" kamu itu ngejawab aja kerjaannya kalo di bilangin " ucap pak efendi tak habis pikir, lalu ia mengambil kertas dari dalam laci. Pak efendi menulis sesuatu di atasnya.

" ini surat pemanggilan wali kamu karna sudah merokok di sekolah " ucap pak efendi menyerahkan kertas tersebut yang langsung diterima oleh aira.

" jangan lupa besok suruh wali kamu datang dan menghadap ke saya " ujarnya lagi, aira hanya mengangguk mengiyakan.

" udah selesai kan pak? Saya mau kek kelas nih " tanya aira yang membuat pak efendi frustasi.

" ya silahkan kamu kembali ke kelas " jawab pak efendi. Aira lantas berdiri dan pergi meninggalkan pak efendi tanpa ada kata pamit. Hal itu hanya di tanggapin olehnya dengan gelengan kepala.

Baru saja aira keluar dari ruang bk, tiba tiba tangannya ditarik oleh seseorang.

" ihhh lepasin, apa apaan si luh!" bentak aira sembari menghempaskan tangannya dari genggaman orang itu hingga terlepas. Orang itu berbalik menghadap aira.

" ray? Ngapain si luh narik narik tangan gw?!" tanya aira menatap rayhan dengan kesal.

" ck! Ikut gw!" ucap ray tanpa mau di bantah dan langsung menarik kembali tangan aira. Yang di tarik hanya pasrah dan mengikuti kemana rayhan membawanya.

" luh mau bawa gw kemana sih?!" tanya aira yang sama sekali tidak dijawab oleh ray Sampai mereka berdua berhenti di dalam ruangan gelap, gudang sekolah.

" luh ngapain bawa gw kesini?!" tanya aira yang tangannya sudah terlepas dari genggaman cowo itu. Rayhan hanya menatapnya dengan wajah datar dan dingin yang mampu membuat aira ketakutan. Rayhan maju satu langkah mengikis jarak antara ia dan aira. Lalu dengan sekali gerakan, bibirnya dengan bibir aira sudah menyatu dengan tangan kekar rayhan menahan tengkuk leher aira. Rayhan melahap habis bibir gadis itu tanpa ampun.

" hmptttt........r-ray!" aira tidak bisa bicara sekaligus kehabisan oksigen sebab rayhan tidak memberinya peluang untuk sekedar mengambil napas.

Di rasa sudah cukup, rayhan menyudahi aksinya itu dan aira langsung melahap semua oksigen yang ada.

" kurang?" tanya rayhan dengan wajah datar. Tangannya mengusap bibirnya yang sedikit basah.

" ng-ngga ray, udah- udah cukup " jawab aira masih menetralkan oksigen yang ia hirup. Rayhan hanya diam memberi aira waktu untuk menetralkan semuanya.

" kenapa masih ngelakuin?!" tanya rayhan menatap tajam wajah aira

" gw setres ray " jawab aira seadanya.

" tapi luh ngga inget tempat ra!" ucap rayhan sedikit marah karna kelakuan aira.

" maaf ray gw tau gw salah " ujar aira yang sudah takut dengan kemarahan cowo itu. Rayhan hanya membuang napas kasar lalu mengacak rambutnya yang masih terpasang headband hitam.

" gw itu ngelakuin ini semua biar luh ngga dapet kekerasan dari bokap luh. Gw ngga mau orang terdekat gw tersiksa. Dengan gw ngelarang luh ini dan itu, luh bakalan selamat dari bokap luh ra!" ucap rayhan menatap dalam manik coklat milik aira.

humairah azzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang