Remember!
Orang tua mungkin bisa membenci anaknya namun belum tentu anaknya bisa membenci orang tuanya, karena mau bagaimana pun orang tua adalah rumah ternyaman bagi seorang anak.
__jejerimek said
==========
Aku pikir, aku egois tapi ternyata. . .
.
.
.
.
"kamu itu bisa ya apa?. Selain nyusahin orang orang, hm?."
•'•'•'•
aku terdiam sejenak sembari menyandarkan tubuh rapuh ku ke dinding tembok tak lupa meluruskan pikiran ku dari kata kata ibu ku yang terus membandingkan ku dengan ya. Memangnya aku gak berguna ya? Padahal aku termasuk anak yang berpestasi loh di sekolah, liat aja mendali perak dan piala emas ku yang selalu ada di rak rak penuh prestasi siswa siswi itu.
ohya sekarang jam berapa?. Aku lupa gak liat jam. Ponsel ku juga habis baterai pengin masuk ke rumah tapi aku takut di marahin ibu dan ayah.
"eh, ada nak indo?."
Sejenak aku melirik asal suara lembut itu ah. . Ya Ternyata pak asean toh. Aku meliriknya lama lalu tersenyum canggung kepada nya.
"iya pak? Kok ada di sini? Gak pulang, awas di marahin istrinya loh, wkwkwk."
Ujar ku dengan tawa garing ku dan sedikit candaan."saya masih bujang, dan saya belum kawin. "
Gaps
Lah iya pak asean kan emang belum kawin kok aku bisa lupa sih. Ueueue malu bet asem. Aku yang grogi lalu terkekeh pelan dan di balas tatapan datar dari pak asean.
"btw kamu kenapa masih di sekolah?. Bukanya sekarang jam pulang udah kelewat lebih? Ini udah hampir malam loh." ucap pak asean sekali lagi lalu menunjukkan waktu sekarang lewat ponsel bermerek iPhone bercasing biru sky bergaris putih ya itu.
"pengin aja. " jawab ku blak blak membuat pak asean tepuk jidad dengan alasan tidak logis ku itu.
"pulang. Bapak masih ada kerjaan makanya masih ada di sini. Nanti orang tua kamu khawatir kalau kamu tetap di sini." boro boro khawatir pas ketemu juga mereka cuek pak.
"iya-iya pak, ini saya pulang." jawab ku membuat pak asean langsung mengelus rambutku membuat ku kaget namun di sini aku menemukan yang namanya kehangatan.
"bapak liat tadi kamu ga ke kantin. Kamu ga bawa uang buat jajan isi perut kamu?." tanya pak asean lantas membuat ku refleks menggeleng kepala ku.
Pak asean menatapku kaget sekaligus khawatir lalu mengeluarkan dompet tebal ya dan memberikan ku uang 500$. Reaksi ku apa? Of course seneng siapa sih yang ga senang di kasih ginian, duh pak lope lope deh buat bapak.
[aku jg mw-]
"ini buat kamu, kalau ada apa apa bilang sama bapak kalau bisa cari bapak di ruang guru atau telfon bapak langsung." papa asean tahu ga?. Aku itu kalo lagi di ceramahin bapak rasanya emang kayak aku tuh kek lagi di ceramahin ayah idaman. Di kasih ceramah tiap hari sama pak asean? Ayok aja gua mah.
"MasyaAllah pak ini kebanyakan-! Tapi makasih ya!." ucap ku dengan mata berbinar langsung menerima uang sebesar itu dan memeluk pak asean erat, pak asean kaget tapi juga seneng kok kelihatan dari ekspresi ya!.
KAMU SEDANG MEMBACA
arcade [onshoot] √
Teen Fictionkembar beda nasab itu tiap hari harus makan ati banget. dia yang di cintai orang orang aku yang di benci orang orang. rasanya pengin riset hidup, bisa ga sih?. Mencerikan hidup singkat dari seorang anak laki laki berusia 16 tahun yang sekarang hidu...