13

5.4K 1K 320
                                    

Arthea termenung di deck kapal. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, namun ia sudah diseret oleh Jenov untuk ikut parade musim dingin yang diadakan di pusat Kerajaan Slovia. Undangan dari Putra Mahkota baru datang tadi malam, sehingga pagi harinya mereka sudah bersiap untuk berangkat.

Dari Arenberg ke Istana membutuhkan waktu tiga hari lewat jalur laut. Arthea pusing dan hampir mati membeku, karena udara yang sangat dingin. Sekarang, ia membenci Jenov yang memaksanya untuk ikut.

"Masuk ke dalam." Pria itu memberinya cokelat panas.

Arthea berdecak kesal, "Aku tahu kau hanya ingin menemui Janettha."

Selain surat dari Putra Mahkota, beberapa hari sebelumnya, Arthea tidak sengaja membaca surat cinta dari Janettha. Wanita itu mengatakan dia hampir mati karena merindukan Jenov.

"Aku tidak habis pikir dengan pacarmu. Apa dia tidak takut ketahuan?"

"Berhenti ikut campur."

Arthea memutar bola matanya. Dasar budak cinta. Pria itu bahkan rela dijadikan selingkuhan. Dengan kesal, Arthea masuk ke dalam kamar.

Jenov menyusulnya, "Sampai di Istana, jangan sampai kau menyinggung Janettha."

"Hem, kau keluarlah... aku ingin tidur."

Arthea merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia berbaring di ranjang, lalu memejamkan matanya. Tak beberapa lama, Arthea merasakan tubuhnya dingin, sehingga ia beranjak dari ranjang untuk menyalakan perapian.

Kapal milik Jenov memiliki pemanas, hanya saja tadi ia lupa menyalakannya. Untuk itu... Arthea beranjak untuk mengambil kayu. Jenov yang tadi sempat keluar masuk kembali. Arthea menoleh, "Jen, suruh pelayan mengambilkan makanan."

Pria itu jalan ke ranjang, "Arthea... makan dulu."

Arthea menoleh dan mendapati tubuh Artheandra masih tidur di ranjang. Arthea kaget, ia menatap ke arah cermin. Di depannya sekarang terlihat seorang gadis dengan rambut terurai panjang. Wajahnya bersinar dengan mata biru yang sangat cantik. Arthea menggeleng, 'Tidak... tidak...' Ia melempar kayu yang ada di tangannya, lalu lari ke arah Artheandra.

Apa yang terjadi? Arthea masuk ke dalam tubuh itu, namun jiwanya terlempar.

"Hei... bangun." Jenov duduk di samping ranjang. Pria itu merapikan rambut Artheandra, lalu tangannya membelai wajah itu, "Thea..."

Tubuh itu tidak bergerak.

"THEA!!" Karena tahu ada yang salah, Jenov berteriak, "DOKTER!!! DOKTER!!"

Apa yang terjadi? Arthea bingung.

"ARTHEANDRA BANGUN!" Jenov meraih kepala Artheandra, lalu meletakkan kepala itu di pangkuannya, "KAU KENAPA? BUKA MATAMU."

Arthea bisa melihat tangan pria itu sedikit gemetar. Dia memanggil dokter berulang kali. Arthea tidak tahu apa yang terjadi. Tubuhnya hanya berupa bayangan. Apa ia akan berubah menjadi abu? Arthea sangat takut, ia mencoba masuk kembali ke tubuh Artheandra. Tidak seperti sebelumnya, kali ini berhasil.

Arthea terhenyak, lalu membuka matanya secara tiba-tiba. Wajah yang ia lihat pertama kali adalah Jenov yang memeluknya dengan sangat kencang. Arthea merasakan hembusan nafas dewi menguar dimana-mana.

Tubuh pria itu gemetar. Arthea ingin berbicara, tapi tubuhnya sangat lelah.

"Tuan, saya periksa dulu." Dokter pribadi keluarga Arenberg datang, lalu memeriksa tubuhnya.

Arthea bingung, apa yang sebenarnya terjadi?

"Jen... dingin."

"Iya, aku akan menyalakan perapian." Pria itu langsung mengambil kayu bakar, lalu menyalakan pemanas yang ada di dalam kapal.

The Legend of Arthea : Punishment and PenanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang