1🤝

3.8K 197 12
                                    

Gyanendra Kala anak berusia 14 tahun yang saat ini baru masuk SMA. Gyan hidup berdua bersama Bundanya, jangan tanya Ayahnya dimana, karena Gyan juga tidak tau dimana. Dari umur 3 tahun Gyan sudah menanyakan dimana Ayahnya tadi Bundanya tak pernah menjawab pertanyaan Gyan sampai di umur 8 tahun Gyan berhenti menanyakan keberadaan Ayahnya.

Hidup Gyan dan bundanya tidak bisa dikatakan kaya tapi mereka hidup berkecukupan, Bunda Gyan memiliki 1 toko kue yang menghidupi mereka. Hidup berdua dengan Bundanya membuat Gyan terkadang merasa kesepian karena Bundanya kadang harus berangkat lebih pagi dan pulang lebih malam jika toko sedang banyak pesanan. Meskipun begitu Gyan tidak pernah kehilangan kasih sayang Bundanya, bahkan bundanya sangat-sangat memanjakannya.

Tadi sudah dijelaskan bukan terkadang Bunda Gyan harus berangkat lebih pagi, seperti pagi ini Gyan sarapan sendirian karena Bundanya sudah pergi bahkan sebelum Gyan bangun.

"Bi Bunda udah berangkat ya?" Tanya Gyan pada Bi Asih asisten rumah tangga dirumahnya yang sudah bekerja bahkan sebelum Gyan lahir

"Iya den, Ibu sudah berangkat dari jam 5" ucap Bi Asih.

Mendengar jawaban Bi Asih Gyan merasa sedikit kecewa karena sudah seminggu ini Bundanya berangkat sebelum Gyan bangun dan pulang saat Gyan sudah tidur.

"Oh iya Den, Ibu tadi bilang hari ini jangan lupa untuk check up" ucap Bi Asih

"Iya Bi" ucap Gyan

Sejak bayi dia memiliki gangguan pada sistem pernapasannya karena Gyan lahir prematur sehingga paru-parunya belum berkembang sempurna dan Gyan juga memiliki imunitas yang lebih lemah dibanding anak lainnya, saat itu Tania Bunda Gyan terpaksa harus segera melakukan persalinan karena mengalami pendarahan saat hamil 7 bulan.

"Aku berangkat dulu ya Bi" ucap Gyan, meski Bi Asih hanya bekerja di rumah Gyan tapi Gyan dan Tania sudah menganggap Bi Asih keluarga karena Bi Asih yang membantu Tania mengurus Gyan dari Bayi.

"Iya den, bilang sama pak Asep di jalannya jangan ngebut-ngebut" ucap Bi Asih

"Pak Asep ayo berangkat" ucap Gyan saat sudah keluar dari rumahnya.

"Baik den"

"Pak nanti pulangnya langsung ke RS aja ya gak usah kerumah dulu" ucap Gyan

"Baik den"

"Bapak tadi anterin Bunda?" Tanya Gyan

"Iya den, setiap pagi kan bapak yang antar Ibu dan Aden" ucap pak Asep

"Tadi bunda bilang gak mau pulang jam berapa?" Tanya Gyan

"Ibu bilang jam 7 malam, tapi kan terkadang Ibu menerima orderan yang mendadak jadi saya tidak tau pasti" ucap pak Asep membuat Gyan memanyunkan bibirnya kecewa.

Setelah 15 menit Gyan sampai di sekolahnya ini pertama kalinya Gyan masuk sekolah sebagai siswa SMA. Gyan masuk di William's School salah satu sekolah swasta terbaik, William's School adalah yayasan pendidikan yang dibangun oleh keluarga William yang terdiri dari TK sampai Universitas. Tapi Gyan baru masuk saat dirinya masuk SMA, Gyan juga tidak tau kenapa Bundanya tiba-tiba menyekolahkannya di sini.

Disini Gyan tidak punya teman. Ah, jangankan disini dulu saat dia masih SMP saja dia tidak punya teman dekat karena Gyan memang anak yang tertutup sehingga orang-orang tidak mau berteman dekat dengannya.

Gyan melihat siswa-siswi baru berlarian ke arah lapangan upacara jadi Gyan juga berjalan mengikuti mereka kearah lapangan.

Disekolahnya dulu Gyan tidak pernah ikut upacara dan olahraga karena guru-guru dan siswa disana tau kondisi Gyan, tapi disini tidak ada yang tau kondisi Gyan dan Gyan juga ingin merasakan upacara, jadi Gyan ikut berbaris bersama siswa-siswi baru lainnya. Gyan berbaris dibarisan paling belakang.

Saudaraan Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang