9🤝

1.4K 161 7
                                    

Meskipun hari minggu bukan berarti Tania bisa bersantai dirumah seperti hari ini setelah anaknya izin pergi kerumah si kembar, Tania berangkat ke toko karena ada pesanan yang memang harus segera diselesaikan.

"Bu tadi saya liat hp ibu bunyi" ucap Riska salah satu karyawan di toko milik Tania.

"Makasih ya Ris, kamu tolong lanjutin ini ya" ucap Tania sebelum pergi menyuruh Riska untuk melanjutkan pekerjaannya.

Setelah sampai ruangannya Tania mengambil handphone miliknya disana sudah ada 3 panggilan tidak terjawab dari anaknya, akhirnya Tania menelpon balik Gyan karena anaknya itu suka ngambek kalau Tania tidak langsung mengangkat panggilan telepon darinya.

"Halo sayang?" Ucap Tania

"Bunda ini Genta, maaf Genta hubungi bunda pake hp punya Gyan soalnya Genta belum punya nomer telepon bunda" ucap Genta

"Iya sayang gapapa, oh iya Genta Gyannya mana ya? Bunda boleh bicara sebentar sama Gyan?" Ucap Tania

"Bunda maafin Genta"

"Kenapa minta maaf nak?"

"Bunda Gyan masuk rumah sakit" ucap Genta pelan

"Apaa?!! Gimana bisa?" Tanya Tania yang panik mendengar anaknya masuk rumah sakit padahal tadi pagi anaknya masih baik-baik saja.

"Bun, bunda bisa kesini dulu nanti aku jelasin pas bunda udah disini, aku kirim alamatnya ya Bun" setelahnya genta mengucapkan itu Tania langsung memutuskan telepon tak lama ada pesan dari nomor telepon Gyan yang dipakai Genta untuk memberi tau dimana Gyan dirawat. Tania langsung memasukan ponselnya kedalam tas lalu pergi kedapur untuk memberi tau karyawannya bahwa Tania harus pergi kerumah sakit sekarang juga.

"Ris, saya titip ini sama kamu ya. Saya harus pergi Gyan masuk rumah sakit" ucap Tania

"Si adek masuk rumah sakit Bu?" Tanya Siska semua pegawai Tania memang memanggil Gyan dengan sebutan adek karena kebanyakan dari mereka bekerja dari Gyan masih kecil.

"Iya saya harus pergi sekarang saya titip ya, nanti kalau sudah selesai tolong dicek lagi ya sebelum dikunci" ucap Tania

"Baik Bu, semoga si adek cepet sembuh ya"

"Amiin, makasih ya semua"

Tania menaiki taksi yang kebetulan lewat di depan tokonya karena jika menunggu pak Asep pasti lama. Setelah sampai di rumah sakit Tania langsung menuju ruang rawat yang diberi tau Genta. Tania membuka pintu ruangan dimana Gyan dirawat ada Gyan yang masih menutup matanya si kembar dan juga seorang lelaki yang Tania kenal bahkan Tania sangat mengenal lelaki itu.

Gavin yang melihat Tania masuk langsung berlari memeluk tubuh Tania.

"Bunda maafin Gavin" ucap Gavin sambil menangis memeluk Tania yang kini membalas pelukan Gavin.

"Tania" ucap Devan yang kaget melihat wanita yang saat ini sedang Gavin peluk, Wanita yang Devan tunggu kehadirannya selama belasan tahun kini ada dihadapannya.

"Mas Devan" ucap Tania

"Bunda kenal Dad?" Tanya Gavin yang kini melepaskan pelukannya dan menatap Tania.

"Tania, ini bener kamu kan? Kamu kemana aja aku selama ini cari kamu" ucap Devan yang kini ada dihadapan Tania yang langsung Tania peluk tubuhnya.

"Mas... Maafin aku hikss.. aku takut Mas.." ucap Tania keduanya seakan lupa jika diruangan ini juga ada si kembar dan Gyan yang masih terlelap.

"Mereka saling kenal kayanya" ucap Gema yang disetujui kedua kembarannya.

"Dad? Daddy kenal bunda?" Tanya Genta

Mendengar pertanyaan anaknya Devan langsung melihat Tania yang masih menangis di pelukannya, Devan mengangguk lalu melepaskan pelukannya pada Tania mantap wanita yang begitu dia cintai.

"Tania istri Daddy, wanita yang melahirkan kalian" ucap Devan membuat sikembar kaget mereka memang mau Tania menjadi Bunda mereka tapi fakta bahwa Tania benar-benar Bunda mereka membuat ketiganya kaget.

"Maksud Daddy? Oma bilang ibu kita sudah meninggal karena Daddy tidak menemukan bunda bertahun-tahun" ucap Genta Tania tidak kaget mendengar ucapan Genta Mami dari suaminya pasti akan bilang jika dirinya meninggal.

"Maaf aku gak tau kalau mami akan bilang kamu meninggal ke anak-anak, maaf juga karena aku gak cerita soal kamu ke anak-anak, aku bingung harus jawab apa kalau anak-anak tanya kamu karena aku juga sama sekali gak tau kenapa kamu pergi. Tania aku dan anak-anak butuh jawaban kenapa kamu pergi, dan Gyan? Apa dia benar anak kamu? Apa kamu sudah menikah lagi? Tapi usianya tidak jauh berbeda dengan anak-anak kita" ucap Devan

"Mas apa kita gak tunggu Gyan bangun baru aku cerita semuanya, karena Gyan juga sama gak tau apa-apa. Dan kenapa Gyan bisa masuk rumah sakit?" Ucap Tania

"Tania soal Gyan aku minta maaf kita semua gak ada yang tau kalau Gyan alergi kucing dan Gavin bawa kucing punya dia dan duduk di samping Gyan sampai alerginya kambuh untungnya kita langsung bawa Gyan kerumah sakit" ucap Devan

"Maafin Gavin ya Bunda Gavin gak tau kalau Gyan alergi kucing" ucap Gavin

"Gapapa sayang lagian kamu juga gak tau, Gyan emang punya alergi yang parah sama kucing waktu kecil aja dulu dia sampai kritis karena gendong kucing tetangga sampai kejang-kejang. Sekarang gimana keadaan Gyan mas?" Ucap Tania sambil mengelus rambut Gavin

"Dokter bilang Gyan udah gapapa, cuma tinggal tunggu Gyan sadar" ucap Devan

"Bunda? Bunda beneran Bundanya Gema?" Tanya Gema yang masih tidak mempercayai bahwa wanita yang dia panggil Bunda adalah bundanya sendiri.

"Kayanya kamu harus cerita sekarang, Gyan bisa kita cerita saat dia sadar nanti" ucap Devan

Tania menghampiri si kembar lalu membawa ketiganya kedalam pelukannya.

"Bunda udah tau kalau kalian anak-anak bunda dari pertemuan pertama kita, Bunda sengaja menyuruh kalian panggil Bunda juga seperti Gyan karena kalian juga anak Bunda. Maaf bunda terpaksa pergi saat itu bunda tidak punya pilihan lain, Mas maaf aku tinggalin kamu dan anak-anak. Tapi aku punya alasan. Aku tau mungkin kamu atau kalian anak-anak bunda mungkin akan marah jika tau alasannya karena harus mengorbankan kalian demi satu nyawa yang bahkan saat itu masih belum lahir kedunia ini. Mas maaf aku gak cerita tentang kehamilan kedua aku ke kamu tapi Mami tau dan Mami larang aku kasih tau kamu sebelum tau jenis kelamin bayi kita, Mami bilang Mami mau cucu perempuan kalau bukan perempuan lebih baik aku menggugurkannya atau aku yang pergi dari hidup kalian" ucap Tania yang kini mulai terisak menceritakan masa lalunya Devan dan si kembar kaget wanita yang mereka hormati ternyata orang yang menghancurkan keluarga mereka.

"Jadi Gyan anakku? Maaf Tania, maaf aku gak tau kalau saat itu kamu hamil" Tanya Devan

"Iya mas Gyan anak kita, gapapa aku juga salah karena lebih milih buat pergi tanpa kasih tau kamu semuanya"

"Bunda kenapa umur kita gak jauh dari Gyan?" Tanya Gavin

"Waktu tau hamil Gyan umur kalian masih 6 bulan dan usia kandungan Bunda baru 2 bulan tapi Gyan lahir prematur diusia 7 bulan makanya umurnya gak jauh beda sama kalian" ucap Tania

"Berarti setelah ini Bunda sama Gyan tinggal sama kita kan Dad?" Tanya Gema

"Iya setelah Gyan diperbolehkan pulang" ucap Devan

"Tapi Mas Mami?" Tanya Tania karena khawatir mertuanya tidak akan menerima kehadirannya dan Gyan.

"Mami udah meninggal Tania, jadi kamu gak perlu takut untuk kembali kerumah" jawab Devan

"Bun boleh kita minta peluk lagi?" Tanya Gema yang saat ini menangis bahagia karena ternyata bundanya masih hidup dan dia juga mempunyai adik selain adik kembarnya Gavin.

"Boleh sayang sini peluk bunda lagi, maaf ya bunda saat itu egois demi mempertahankan adik kalian" ucap Tania

"Gapapa Bun, yang terpenting sekarang bunda sama adek baik-baik aja dan kita bisa kumpul lagi" ucap Genta

"Aku jadi gak sabar Bunda pindah kerumah" ucap Gema

"Nanti bunda masak yang enak lagi ya aku kangen masakan bunda" ucap Gavin

Saudaraan Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang