5🤝

1.3K 149 5
                                    

Setelah Gyan turun dari mobil Genta Gyan berjalan menuju toko sembako.

"Pak saya beli minyak gorengnya 2 liter beras 1 kg sama mie instan nya 5 ya" ucap Gyan setelah mendapatkan belanjaannya Gyan mengucapkan terimakasih lalu keluar dari toko.

Gyan tidak langsung kembali ke mobil tapi Gyan malah menyebrang jalanan menghampiri seorang nenek-nenek yang sedang berjualan kue-kue tradisional.

"Siang nek kuenya berapa ya harganya?" Tanya Gyan

"Semuanya harganya seribu" ucap nenek

"Oh kalau gitu aku beli 10 ya nek" ucap Gyan lalu si nenek pun memasukan kue ke dalam plastik.

"Ini dek, jadi sepuluh ribu ya" ucap nenek

"Iya Bu ini uangnya ya" ucap Gyan sambil memberikan uang 50 ribu.

"Kembaliannya nenek simpan aja, terus ini buat nenek" ucap Gyan sambil memberikan plastik berisikan sembako.

"Ini uangnya kebanyakan dek, gapapa uangnya kamu simpan aja" ucap nenek

"Gapapa kok nek, aku masih punya untuk di simpan yang itu buat nenek aja. Ini juga diambil ya nek maaf ya cuma segini aja, semoga bisa bermanfaat" ucap Gyan

"Ini udah banyak banget, malah nenek sangat-sangat bersyukur. Semoga kamu selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan ya"

"Amiin makasih nek" ucap Gyan lalu kembali menyebrang sembari memakan kue yang dia beli dari nenek itu.

Gyan masuk kedalam mobil lalu menawarkan kue yang dia beli "pada mau gak? Enak loh" ucap Gyan Dan ketiga saudara kembar itu mengambil kue yang Gyan tawarkan

"Eh Gy ini masih jauh gak?" Tanya Genta

"Gak kok udah deket, tuh di depan ada perumahan gue tinggal disitu" ucap Gyan

Tak sampai sepuluh menit ketiganya sampai di rumah Gyan. Keempatnya turun dari mobil.

*Rumah Gyan

"Loh bapak mau kemana?" Tanya Gyan saat melihat pak Asep sedang memanaskan mobil.

"Mau jemput ibu den" ucap pak Asep

"Bunda mau pulang sekarang?"

"Iya soalnya tadi bapak ngabarin ibu kalau Aden pulang sama temen-temen Aden jadi ibu mau pulang" ucap Pak Asep

"Yaudah hati-hati ya pak jemput bundanya, Gyan pamit ke dalem dulu ya sama temen-temen"  ucap Gyan

"Iya den" ucap Pak Asep

"Lo tinggal disini berdua sama Bunda Lo?" Tanya Gema

"Gak gue tinggal berempat, sama bi asih yang bantu-bantu bunda terus sama pak Asep supir gue sama bunda. Mereka udah kaya keluarga buat gue sama Bunda" ucap Gyan.

*Ruang tamu Gyan

"Gini kali ya kalau rumah ada unsur perempuannya homey banget" ucap Genta pelan tapi masih terdengar oleh Gavin yang ada disebelahnya.

"Iya Lo bener" ucap Gavin

*Kamar Gyan

"Lo suka basket sama bola Gy?" Tanya Gema

"Suka tapi ya cuma main-main biasa aja" ucap Gyan

"Kenapa gak coba ikut klub basket? Gue sama Gema juga ikut klub" ucap Gavin

"Kalau ikut-ikut klub gitu kayanya gak akan diizinin Bunda, tapi kalau mau main biasa aja boleh kapan-kapan kita main" ucap Gyan

"Eh gue ambil minuman sama cemilan dulu ya" ucap Gyan yang diangguki ketiganya.

Sudah kurang lebih 5 menit Gyan meninggal ketiga temannya sampai ada yang membuka pintu yang mereka kira itu Gyan.

"Loh Gyannya gak ada?" Tanya perempuan yang mereka kira itu pasti Bundanya Gyan.

"Tadi Gyan bilang mau ambil minuman Tante" ucap Genta

"Kalian temen-temen barunya Gyan ya? Makasih ya sudah mau berteman dengan Gyan" ucap Tania

"Iya Tante kami juga seneng temenan sama Gyan, oh iya Tante kenalin aku Gema, ini Gavin terus yang ini Genta" ucap Gema sambil memperkenalkan dirinya dan dua kembarannya. Tania yang mendengar ucapan Gema langsung terdiam.

"Tan.. Tante gapapa?" Tanya Gavin yang kembali membuat Tania sadar diri keterdiamannya.

"Eh iya Tante gapapa kok" ucap Tania

"Loh Bunda udah disini aja" ucap Gyan yang baru saja datang membawa nampan berisi minuman dan juga cookies.

"Iya, Bunda kira kamu ada dikamar jadi Bunda ke kamar kamu" ucap Tania

"Iya tadi aku ambil ini dulu, sebentar ya bunda aku simpen dulu" ucap Gyan sambil menyimpan nampannya. Setelahnya berbalik kearah Bundanya lagi lalu memeluk Bundanya hal yang biasa Gyan lakukan.

"Bunda pasti cape ya kerja hari ini" ucap Gyan

"Gak kok bunda gak cape, lagi pula hari ini kerjaannya sedikit. Udah sana itu temennya udah nunggu loh, emang gak malu peluk-peluk bundanya depan temen-temennya?" Ucap Tania

"Loh kok gitu sih ngomongnya?!! Aku gak akan malu ya peluk-peluk Bunda didepan siapapun!!" Ucap Gyan

"Iya deh iyaa, yaudah Bunda mau siapin dulu buat makan malem ya. Oh iya kalian makan disini ya" ucap Tania

"Eh gausah Tante kita bisa makan dirumah" ucap Gavin

"Jangan panggil Tante ya panggilnya Bunda aja biar sama kaya Gyan. Makan disini aja ya, ini pertama kalinya loh Gyan bawa temen jadi kalian makan disini ya. Oh iya ada makanan yang kalian suka atau kalian ada alergi makanan gak? Takutnya nanti Bunda masak makanan yang kalian gak bisa makan" ucap Tania

"Gak ada kok Tante eh Bunda semuanya bisa kita makan" ucap Gema

"Yaudah tente masak dulu ya semangat kalian ngerjain tugasnya" ucap Tania sambil mengelus rambut Gyan dan si kembar sebelum pergi.

Setelah keluar dari kamar Gyan, Tania langsung ke dapur dan disana sudah ada Bi Asih. Tania langsung memeluk Bi Asih orang yang sudah Tania anggap sebagai orang tuanya karena Tania memang sudah tidak memiliki orang tua dan juga selama ini Bi Asih orang selalu ada dan membantu Tania dan Gyan.

"Bi yang aku lakuin bener kan? Aku takut Bi" ucap Tania

"Gapapa nak, semuanya pasti akan baik-baik saja kamu gak perlu merasa takut" ucap Bi Asih sambil mengusap punggung Tania yang ada dalam pelukannya.

"Tapi kamu yakin akan membiarkan den Gyan berteman dengan mereka?" Tanya Bi Asih

"Yakin Bi, aku gak pernah liat Gyan sebahagia ini apalagi dia sampe bawa temennya kerumah. Aku gak mau Gyan sedih karena aku mengatur pertemanannya" ucap Tania

Saudaraan Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang