HADIAH TUHAN - Nagita Slavina (A.S of BERHENTI DI KAMU)

1.1K 72 170
                                    

Sherina tidak bisa menyembunyikan kesalnya ketika dia turun dari mobil sambil menatap sengit rumah mertuanya. Mm, maksudku menatap jendela kamar suaminya, maksudku kamar mereka ketika pulang ke Bandung.

Bagaimana mungkin Sadam dengan entengnya mengatakan bahwa dia tidak bisa pulang sampai 2 hari kedepan ke rumah mereka di Jakarta karena urusan perkebunan. Oh, Sherina pasti tidak akan semarah ini kalau saja bukan karena hari ini.

Iya. Hari ini. Dari sekian banyak hari Sadam memilih hari ini untuk membuatnya kesal. Bagaimana tidak, Sherina bahkan sengaja mengambil cuti karena dia berpikir bahwa suami tersayangnya itu akan pulang dan memberikan kejutan istimewa untuknya. Sherina bahkan sudah menyiapkan kejutan terbaik untuk Sadam. Ugh, kalau saja Sherina tidak terlanjur mencintainya, Sadam pasti sudah mati ditangannya.

"SADAM ARDIWILAGA!" Sherina terdengar gusar ketika dia sudah di dalam rumah dan suami tampannya itu tak juga menampakkan batang hidungnya.Perempuan itu sudah hampir bergerak menuju kamar Sadam ketika dia melihat pria itu tersenyum dari pintu yang menghubungkan rumah itu dan taman milik mertuanya.

Senyum yang seketika lenyap saat dia melihat istrinya melangkah cepat menghampirinya sambil meraih bantal kursi di dekatnya. "Neng?" Pria itu melangkah mundur secepat mungkin mencoba menenangkan. Melindungi diri dengan kedua tangannya ketika Sherina memukulinya dengan bantal ditangannya.

"Aku udah bela-belain cuti buat hari ini. Nyiapin semua buat kita. Tapi kamu. Kamu malah seenaknya bilang nggak bisa pulang." Sherina menumpahkan kekesalannya dalam setiap kalimatnya.

"Neng." Sadam terus berusaha melindungi dirinya. "Sayang. Aduh. Tunggu dulu." Pria itu terus menghindari kemarahan istrinya. "Denger dulu."

"APA?" Sherina terdengar ketus ketika Sadam berhasil menenangkannya. Menatap tajam suaminya yang tampak berhati-hati ketika pria itu meraih bantal di tangan Sherina.

Pria itu masih menjaga jarak dan berhati-hati ketika meraih pundak istrinya dan membawanya ke teras belakang. Mencoba mengabaikan Sherina yang hanya bersedekap kesal. Kekesalan yang berubah menjadi rasa takjub ketika dia melihat pemandangan di depannya. Disana, Sherina melihat sebuah tenda berbentuk gelembung yang cantik.

"Happy anniversary, Neng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy anniversary, Neng." Sadam tersenyum ketika dia berbisik di telinga istrinya.

**********

"Bikin sendiri?" Goda Sherina menatap Sadam yang sedang memotong Steak di piringnya sendiri menjadi bagian-bagian kecil supaya lebih mudah dinikmati.

Suaminya itu tertawa kecil "Dibantu Teteh Kay dikit tadi sebelum mereka berangkat ke Bandara." Sadam menjawab sambil menyodorkan sepotong ke mulut istrinya. "Enak?"

Sherina mengangguk senang sambil mengunyah ketika Sadam menukar piring mereka. "Jadi ceritanya tadi tuh emang sengaja bikin kesel biar aku nyamperin kesini?"

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang