Chapter. 1

17 2 0
                                    

Happy Reading💙

Aksel

Namaku, Aksel Leonard. Udah, panggil Aksel aja, jangan yang aneh-aneh!

Aku itu...

"AKSEEEEEELL..." nah, itu suara cempreng wanita kesayanganku, Mama.

Aku tergopoh-gopoh kabur dari meja makanku, aneh-aneh aja sih kelakuanku. Yakin deh! Kalau Aku ada di dekat Mama saat itu, maka tak urung Aku di jewer dengan ceramah rohani akibat keusilanku.

Bagaimana tak berteriak kesal? Aku merusak tampilan makanan yang sudah di tata rapi oleh Mama. Dengan segenap rasa capek, dan ketelitian yang beliau imbuhkan dalam merapikan tampilan makanan.

"Sorry Ma..." teriakku ketika sudah berada di samping Motor, bersiap untuk berangkat sekolah.

Bukan apa-apa merusaknya, Aku ngiler pada hasil karya Mama dan mengambil dengan sembarang, akhirnya merusak tampilan makanan yang harusnya masih rapi.

Mama aneh juga sih! Kan buat di makan juga, kenapa pula harus di indah-indah-kan segala?! Aneh!.

Tapi, Aku juga...

"Ma, Aksel kangen Mama, boleh tidur bareng gak?" Aku memeluk Mama dari samping yang sedang duduk di sofa, dengan wajah melas andalanku.

Mama yang sedang membaca koran pun, sontak meletakkan kertas berisi ribuan kata ratusan kalimat yang sejak tadi di pegang, fokus padaku yang sedang merajuk.

Kembali memelukku dan mengelus rambutku halus.

"Aksel udah gede, masa iya masih mau tidur sama Mama? Gak malu sama umur?" rayunya lembut, bukan malah meregangkan pelukan, Aku semakin mengeratkan kedua tanganku memeluk Mama. Semakin dalam.

... usil dan manja.

Banyak yang bilang, Aku itu kulkas tipe sepuluh pintu, ada-ada aja, memang Aku se-cool itukah?

Bukannya sombong nih ye... setiap hari disekolah, hal yang paling membuatku risih adalah...

"AKSEEL... JADI PACAR GUE YOOK!"

"SEL, TATAP SINI, GUE AKAN SELALU ADA UNTUK LO!"

"KALO NYARI GEBETAN BARENG GUE AJA, SEL!"

"Sel! Ku pasrahkah segala hatiku untukmu."

...teriakan cewek-cewek yang membuatku muak seketika. Kata-kata pemanis buatan yang ingin Aku muntahkan di hadapan mereka. Benar-benar memuakkan!

Aku termasuk cowok terpopuler di sekolah, di antara tiga kandidat yang mereka pilih sendiri. Antara: Aku, berada di urutan no. 1 tak terbantahkan, lalu, Rafa, dengan kepandaian dan kekerenan tak ter-elakkan, dan di urutan ke-3, Arnold--kalo ini, musuh bebuyutan yang selalu mengajakku jengkel, dengan keangkuhan dan sok ke-tampanan yang membuatku jijik.

Dan di hari ini, adalah awal ke-cool-anku memudar, hanya karena satu cewek yang entah mengapa membuatku nyaman dengannya. Di hari ini juga, kehidupanku akan sedikit berubah, berubah lebih merah muda dan hijau maksudnya, tidak selalu hitam ataupun abu-abu.

"Namaku, Alara Elsha Raymond, cukup panggil Alara saja." ucap anak baru yang katanya cantik. Cuek, bahkan hampir jutek, gak ada tuh sisi-sisi menariknya dari cewek yang masih berdiri disisi Pak Ferry.

Cantik? Cih! Dari mananya coba? Di lihat dari ujung kutub utara juga gak bakal keliatan.

"Itu ceweknya?" bisikku pada Adit, yang sedang duduk anteng di hadapanku. Adit membalikkan badannya, dan berbisik halus...

"Cantik kan? Dia juga jutek, katanya susah buat di ajak pacaran." Aku mencebik, mana ada cantik? Gak ada sama sekali.

"Gue buktiin, gue bakal menang." seruku ke-pede-an.

Adit mengangguk dan kembali duduk dengan sopan, begitupun denganku.

Tapi hal tak terduga malah menimbunku, cewek yang namanya Alara itu malah harus duduk di sampingku, akibat tak ada kursi kosong lagi di kelas ini.

Baiklah! Tidak apa, mungkin ini adalah awal kemenanganku dari tantangan sahabat-sahabatku yang agak sinting.

Aku diam, Dia diam. Seperti halnya kulkas sama kulkas bertemu, lalu menjadi salju yang membekukan.

"Aksel..." ujarku kikuk, Dia mengerutkan keningnya heran, menoleh ke arahku bingung. Tatapanku masih lurus kedepan, fokus pada penjelasan Pak Ferry tentang kimia, dan itupun membuat otak minimku terbebani hampir meledak. Tak paham.

Alara kembali acuh lagi, melupakan perkataanku yang mengajaknya kenalan. Sumpah! Greget banget gue sama dia!!

Ok, Aku mengalah.

Aku menghadapnya dengan tangan terulur untuk bersalaman.

"Nama gue Aksel, kenalin..." dengan sisa-sisa keberanianku buat mengajaknya berkenalan. Asli, ini baru pertama kalinya Aku mengajak kenalan seseorang, setelah tiga tahun menjadi pribadi tak tersentuh.

"Alara..." ucapnya tanpa menjabat tanganku yang sedang menggantung di udara. Aku menarik tanganku dan berpura-pura menggaruk tengkukku yang tak gatal, tentu saja, Aku sedikit tersinggung karenanya.

Dan dia... kembali acuh.

***

Alara

"Aksel..." kata pertama yang keluar dari cowok di sampingku. Aku mengernyitkan kening, bingung.

Apa-apaan cowok ini? Ngajak kenalan atau gimana?

Satu yang bisa Aku deskripsikan untuk cowok ini. Aneh!

Aku kembali acuh, mendengar penjelasan dari Pak Ferry yang katanya guru olahraga.

Guru olahraga? Terus, ngapain ngajar kimia?

Untuk pengganti aja katanya.

Tapi...

"Nama gue Aksel, kenalin..." kan? Ngajak kenalan kan? Udah ku duga. Dia menghadapku dan mengulurkan tangannya yang tak terbalaskan olehku.

"Alara..." ucapku dan kembali acuh. Dia--cowok yang namanya Aksel-- menarik tangannya kembali, dan menggaruk tengkuknya. Ku yakin itu hanya berpura-pura saja.

Alara Elsha Raymond, marga yang harusnya bukan untukku.

Namun karena Aku membenci margaku sendiri, membuatku harus mengganti marga Ayah dengan marga Kakek dari Bunda.

"Dia tetap Ayahmu Ra'." ucap Bunda setiap Aku mengelak dan menampik kenyataan.


"Tapi Aku gak pernah suka lelaki itu!" jawabku emosi.

Bunda menggeleng dengan raut wajah sedih, berusaha meyakinkan diriku akan sosok Ayah.

Aku tetap bersikukuh, takkan pernah melupakan kejadian hari itu. Hari yang membuatku sangat takut dan melebarkan trauma.

Akhirnya Bunda memelukku, mengusap lembut rambutku untuk menenangkan pikiran kalutku.

"Aku benci dia Bun... Aku benci..." isakku di dekapan Bunda.

Dan jadilah Aku.
Alara Elsha Raymond, yang terkenal cuek dan jutek di mata orang lain.

***

Aloha... Follow dulu deh biar gak ketinggalan😋. Tapi kalo berminat sih.
Makasih untuk yang udah mampir, dan jangan lupa vote serta komennya yah😉.
IG:_qaan024

AkselaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang