Third

1.3K 49 6
                                    

Jisung merasa bingung mendefinisikan hubungannya dengan Minho saat ini.

Sejak Minho menyatakan kalau ia menyukai Jisung saat menonton film horror berdua waktu itu, keduanya jadi mulai terbiasa untuk berbagi kenikmatan bersama di sela-sela waktu sibuk mereka.

Awalnya si lelaki mirip tupai itu tidak peduli bagaimana status hubungannya dengan Minho, apalagi ia juga bukan tipe lelaki yang suka menjalin sebuah hubungan dan komitmen.

Tetapi perilaku posesif Minho padanya akhir-akhir ini membuatnya tidak nyaman.

Ia dan Minho tidak mempunyai status hubungan apapun selain pertemanan. Tetapi sikap posesif Minho memperlihatkan seakan-akan kalau Jisung adalah miliknya.

Bahkan teman-teman satu grupnya sudah mulai mencurigai adanya hubungan di antara Jisung dan Minho.

Seperti yang terlihat malam ini, saat mereka berdelapan mendapatkan waktu istirahat dari perusahaan untuk menginap di vila mewah selama 2 malam. Ini adalah sebuah bentuk hadiah karena mereka telah menyelesaikan konser minggu lalu.

Mereka berdelapan sedang berkumpul di ruang santai dengan satu sofa panjang dekat dengan meja makan dan dapur.

Mereka sedang melakukan permainan untuk menentukan siapa yang akan tidur satu kamar.

"Oke. Karena Han pemenangnya, kau boleh pilih teman sekamar duluan" kata Chan menunjuk Jisung.

"Sudah pasti Lino Hyung" sahut si maknae.

" Aku pilih Hyunjin" pilihan Jisung otomatis membuat yang lainnya saling tatap.

Tetapi tidak dengan Hyunjin, ia melonjak kegirangan, lalu bangkit dari duduknya menuju tangan Jisung yang terbuka lebar siap memeluknya.

Tentu saja tidak semudah itu, karena belum sampai Hyunjin memeluk Jisung, Minho dengan sigap menarik kaos Hyunjin dan membuat si lelaki dengan bibir seksi itu mundur ke belakang.

"Aku yang akan satu kamar dengan Hannie. Yang lainnya silahkan lanjutkan, aku akan memilih kamar duluan" Minho berlalu sambil menarik paksa lengan Jisung, meninggalkan enam anggota lain yang terlihat kebingungan.

"YAA! LINO HYUNG!! HAN MEMILIHKU, BUKAN KAMU!!!" Teriak Hyunjin tanpa digubris oleh orang yang bersangkutan.

Chan menarik Hyunjin untuk kembali duduk di sofa lalu mencoba menenangkan si drama queen dalam pelukannya.

Sedangkan Minho terus menarik paksa Jisung ke lantai dua, kemudian memasuki kamar secara asal.

"Lepas hyung!! Kau ada masalah apa sih?"

Lino melepaskan cengkramannya pada lengan Jisung. Ia mengunci pintu kamar lalu berbalik berjalan menghampiri si tupai yang terlihat sedikit takut.

"Kau bertanya apa masalahku Han??"

Lino terus maju ke arah Jisung, membuat yang lebih muda terpojok hingga punggungnya bisa merasakan jendela kaca dibelakangnya.

"Kenapa kau sengaja tidak memilihku?"

Jisung dengan gugup mencoba mengeluarkan suaranya yang terasa tercekat di tenggorokkan,

"K-kita tidak ada hubungan apa-apa hyung! Aku bebas memilih siapapun! Tidak seharusnya kau melarang larangku!"

Minho mengungkung Jisung yang terpojok di jendela kaca dengan gorden cokelat panjang,

"Hubungan macam apa yang kau inginkan HAN JISUNG??!?"

Mata sang tupai terpejam kaget karena teriakan sang dominan.

"Kau milikku Han" bisik Minho pada telinga Jisung.

Sang dominan sudah tak sanggup lagi menahan untuk tak mencium bibir submassive di depannya yang terlihat ketakutan itu.

Minho melumat bibir yang lebih muda, memegangi kepala Jisung dan terus menekan tubuhnya masuk dalam gorden.

"Kita tak butuh hubungan seperti orang-orang pada umumnya Han.. cukup kau milikku dan aku akan menjadi milikmu"

Jisung hanya mengangguk antara mengerti atau ketakutan.

Minho duduk di sudut tempat tidur, menarik Jisung ke atas pangkuannya sambil berkali kali mengusap rambut yang lebih muda.

"Hannie, tatap aku! Jangan takut!"

Jisung menatap wajah teduh Minho, sangat berbeda sekali dengan raut wajah menyeramkan saat menyeretnya memasuki kamar tadi.

"Kau posesif sekali hyung"

"Kau terlalu manis Han, bagaimana aku bisa tidak posesif padamu?"

Jari yang lebih tua di usapkan pada bibir si manis, lalu dua jarinya di masukkan ke dalam mulut yang lebih muda sambil menciumi leher putihnya.

Minho menaik turunkan pahanya, membuat yang sedang terduduk di atasnya mulai memberikan reaksi.

"Nghhh-ahh"

"Bagaimana Hannie? Kau menyukainya bukan?"

Minho menarik dua jarinya keluar dari mulut sang submassive lalu menggantinya dengan bibir yang terus melumat lembut mempertemukan lidah keduanya.

Sang dominan memasukkan kedua tangannya ke dalam sweeter yang dikenakan oleh yang lebih muda, sambil terus mengusap daerah sensitifnya.

Membuat si manis bergerak gelisah di atas pangkuannya.

"Akhh- hyung, aku merasa ada yang sudah terbangun di bawah sana" Bisik submassive pada dominannya sambil terus menggerakkan pinggulnya.

"Awas, jangan bermain main denganku Han! Atau aku tidak akan menahannya lagi"

Jisung mengeluarkan senyum menggodanya sambil tetap menggerakkannya.

Sang dominan menarik nafas panjang lalu membalik submassivenya, mendorong pinggang ramping Jisung hingga membelakanginya. Dengan cepat menurunkan celana yang di pakai oleh si tupai.

"H-hyung apa yang kau lakukan?"

"Bukannya aku tadi sudah bilang, aku tak bisa menahannya lagi Hannie"

Sret –

Jleb!

"AAKH, KAU GILA HYUNG!! SAKIT SEKALI BODOH!!"

Minho tidak peduli dengan Jisung yang meringis kesakitan, ia terus saja menggerakkan miliknya dengan cepat.

"Pelanhhh hyuung, Akhhh perih sekali Minho bangsat!"

"Oh sweety, jangan berkata kasar. Kau terlihat semakin seksi jika berkata kasar"

Minho terus menggerakkan miliknya tanpa menghiraukan Jisung yang lama kelamaan merasakan sakit dan juga nikmat secara bersamaan.

Jisung terus meremat sprei sambil menutup mata saat mulai merasakan nikmat yang diberikan Minho untuknya.

"M-mhhh Ahhhhhh, hyunggghhhhhh"

"Bagaimana hannie? Kau menyukainya?"

Tanpa menjawab, tubuh Jisung hanya terantuk antuk ke depan menerima semua kenikmatan yang Minho berikan.

"Akhh-hyungghhh.. sepertinya aku akan keluaarhh"

"Tunggu Han sebentar lagi, aku juga akan keluar"

Minho mempercepat temponya, dan...

"Aahhhhhh aku selesei hyungghhhh"

"Akhh- aku jugaaa" sambil menjambak rambut Jisung dari belakang, lalu terguling lemas di samping tupai kesayangannya itu.

Cairan putih bercampur keringat dari keduanya mengotori sprei dan bau khasnya menguap ke seluruh ruangan, bersama dengan melemahnya suara nafas terengah keduanya yang sedari tadi tanpa sadar terdengar sampai lantai bawah.

.
.
.
.
.
.
.

Waaaaahhhhh gila akhirnya Deha bisa nulis seperti ini 😭😭

Tolong tinggalkan komentar agar Deha bisa memperbaiki, maaf kalau ada kata yang tidak sesuai, Deha masih proses belajar 🙏

Want So Bad | Minsung OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang