06

17 4 0
                                    

"BRENGSEK, KAMU SELALU AJA MEMBUAT MASALAH, BISA BISA INI PERUSAHAAN BANGKRUT KARENA ULAH KAMU"

Setelah mendengar teriakan dari Ahmad jatuh dari tangga, Adrian dan Popo menghampiri tempat kejadian tersebut, dan memukul Rama berkali kali karena dianggap dia penyebab semua ini

"Bukan aku, bukan aku" Ucap Rama berulang kali sambil menutup kepala dengan kedua tangannya, ia hanya mengatakan kata yang sama sejak Adrian dan Popo datang dan menuduhnya

"KAMU ADALAH MANUSIA YANG PALING TIDAK BERGUNA TAU GAK, LEBIH BERGUNA TIKUS LAGI DARI PADA KAMU YANG GAK ADA OTAK DAN PERASAAN SAMA SEKALI"

"ORANGTUA KAMU PERNAH NGAJARIN SOPAN SANTUN KE KAMU GAK SIH?"

"Atau, Orangtua kamu biadab juga kayak anaknya, bahkan lebih biadab dan sampah lagi dari kamu, memang keluarga gak berguna"

Mendengar Adrian menghina Orangtuanya, Rama langsung terdiam, dan beberapa detik kemudian ia langsung menendang kaki Adrian yang sakit

"AAAAKKKHH ANAK SETAN, BERANI KAMU SAMA SAYA" Teriak Adrian kesakitan, dan langsung meninju Rama di bagian pipinya yang memar dengan kuat, sampai kepala Rama mengenai dinding dengan keras, membuat kepalanya mengeluarkan cairan merah pekat

"WOY"

Riko dan Tika yang mendengar semua ucapan Adrian, langsung segera turun dari tangga dan menghampiri Rama, Riko menatap mereka berdua di hadapannya dengan tajam

"Kalian apa apaan sih, mau coba bunuh karyawan kalian sendiri?" Ucap Riko yang langsung menaruh kepala Rama dipangkuannya

"Kita? Dia kali yang mau bunuh teman kerjanya sendiri"

Mendengar itu, Riko langsung melihat Rama meminta jawaban dari Rama

"Bukan aku" Lirih Rama yang berusaha untuk tetap sadar

"Kalau kalian gak lihat kejadiannya secara langsung, gak usah nuduh deh" Sarkas Riko yang lebih percaya dengan Rama di banding dua sesepuh dihadapannya

"Kita emang gak lihat secara utuh, tapi siapa lagi yang dorong Ahmad dari tangga selain dia? Kan cuma mereka berdua disini tadi, gak mungkin Ahmad menjatuhkan dirinya" Ujar Adrian yang masih menganggap Rama yang melakukan ini

"Bisa aja dia tersandung atau kepeleset dan langsung jatuh, gak selalu yang ada didekatnya yang jadi pelaku kan?"

"Oh ya? Kalau memang ini murni kecerobohannya si Ahmad, kenapa dia tadi gak langsung nolongin Ahmad? Kenapa malah teriak teriak gak jelas dan bergumam kayak gitu tadi? Untung ada karyawan lain yang langsung bawa Ahmad ke Rumah Sakit"

"Itu dia lagi panik, dia memang gitu kalo ada orang yang teriak"

"Alasan, kalian ini segeng kan? Pasti kalian kerjasama mau bunuh kita disini"

"Gak usah sok tau ya, kita disini hanya kerja untuk cari duit, gak ada untungnya juga kita main bunuh bunuhan gitu"

"Cari duit atau cari korban?" Timpal Popo yang masih ingin mancing keributan

"Emangnya muka muka kita kayak pembunuh gitu? Bukannya lebih pantas wajah kalian ya yang cocok jadi kriminal" Sarkas Riko lagi

"Jangan asal ngomong kamu ya, biasanya muka polos gitu, itu pelakunya, ketinggalan zaman ya? sampai gak tau hal segampang itu, atau baru pembunuh magang?" Lanjut Popo

"ITU KEPALA MINTA DI POTONG HAH, BISA AJA AKU BUNUH KALIAN SAAT INI JUGA"

"Kan, kalian ini memang pembunuh kan berarti, ngancamnya aja kayak gitu"

"INI GARA GARA KALIAN YANG BUAT AKU JADI PEMBUNUH BAJINGAN"

"Kamu berani bentak saya? Saya bisa pecat kamu loh"

Best Friend ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang