15

16 0 0
                                    

Bruk

"Aduh"

"Pak Popo ngapain mondar mandir mulu dari tadi? Kejedot kan jadinya"

"Gak papa kok Mad, cuma banyak pikiran aja, kamu mending tidur aja deh"

"Ahmad gak bisa tidur, Ahmad merasa kayak ada yang mengawasi Ahmad"

"Kamu takut sama saya? Kan gunanya saya disini untuk menjaga dan mengawasi kamu supaya gak ada orang yang melukai kamu lagi, kamu jangan takut gitu dong, saya gak akan macam macam kok"

"Bukan bapak maksud saya, tapi ada orang lain yang melihat kita dari tadi"

"Hah siapa siapa? Dimana dia?"

"Diluar, dekat pohon sana tuh, Ahmad gak tau itu siapa, tuh orang pakaiannya gelap banget"

"EH HO'OH LAH"

"Jangan bercanda dong pak, Ahmad takut nih, apa mungkin itu Rama ya? Dia mau lukai Ahmad lagi"

"Hmm, kamu tenang aja Mad, biar saya yang keluar untuk nge-"

Tok Tok Tok

"Permisi"

"Iya dok, silahkan"

"Bagaimana keadaannya Pak Ahmad? Apakah kepalanya sudah mendingan?"

"Sudah dok, palingan hanya pusing dikit"

"Ok, nanti saya kasih obat anti nyerinya ya, bapak hari ini sudah bisa pulang"

"Sudah? Beneran? MAKASIH DOK, YEEEYYY AKHIRNYA AHMAD BEBAS"

"Duh, maaf ya dok, Terimakasih telah merawat karyawan saya selama ini"

"Iya sama sama pak, tapi pasien tetap banyak banyak istirahat ya pak, jangan terlalu stres, saya permisi ya"

"Ok Dokter Hakim"

Setelah Popo menutup pintu, ia berbalik dan melihat Ahmad sudah berdiri dan mencoba melepas infus ditangannya

"E-eh Ahmad, jangan terlalu buru buru gitu dong, biar suster aja yang buka infus kamu itu, kamu baring lagi sana"

"Yahh bapak ni ah, Ahmad pengen cepat cepat pulang nih, ayam Ahmad dirumah belum dikasih makan, nanti keburu mati pula"

"Ayam aja yang kamu pikirin, urus dulu diri kamu, baru majikan kamu, rebahan dulu sana selagi nunggu suster datang"

"Iya deh pak, eh? Orang yang tadi udah hilang pak"

"Oiya, karena dokter Hakim masuk, saya gak jadi cek orang itu siapa"

"Kalau dia masih di sekitar sini gimana pak?"

"Kamu tenang aja, ada saya disini yang jagain kamu"

"Ahmad gak nyangka kalau Rama bisa seseram ini mata mata-in Ahmad"

"Hmm, kamu yakin kalau Rama pelaku yang buat kamu masuk Rumah Sakit ini?"

"Sebenarnya, Ahmad gak nampak siapa yang dorong Ahmad sih pak, tapi karena sebelum kejadian itu Ahmad dan Rama sempat adu mulut, Ahmad pikir karena dia kesal sama Ahmad, jadinya dia dorong Ahmad ke tangga"

"Kalian berantam karena apa?"

"Ehm, cuma masalah pekerjaan ini aja pak, dia marah marah karena kerjaan Ahmad ada yang salah"

"Oh, berarti bukan Rama pelakunya"

"Bapak yakin?"

"Iya, dia gak mungkin karena masalah sepele itu aja sampai mau bunuh kamu, saya tau dia orangnya gak kayak gitu"

Best Friend ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang