Terpaksa

8 0 0
                                    

Belum waktunya untuk keluar, ikuti saja permainannya

Beberapa minggu berlalu, hari-hari Arel dipenuhi dengan tugas kampus. Untungnya Arel sangat pandai memebagi waktu, jadi tugas-tugasnya tak memeberi perubahan dalam kefokusan Arel.

Jam di dinding menunjukkan pukul delapan mDalam, Arel sedang bersantai karna sudah menyelesaikan tugasnya hari ini.

Drrtt... Drrtt...

Arel mengangkat telfon dari Miko. "Malam Miko, ada apa?" Tanya Arel mengawali. "Cewek Bara ngadain party dikelab Papa kamu, mau ikut nggak?" Tawar Mikobpada Arel. "Cewek Bara yang mana? Bara kan playboy" Tanya Arel. "Pokoknya salah satu cewek Bara, kita diundang, mau dijemput nggak? Ayo ikut" Jawab Miko mengajak Arel.

"Sekarang?" Arel kembali bertanya. "Sekitar 30 menit lagi, kalo masih ada tugas selesein dulu nggak papa" Ucap Miko menggampangkan. "Tugas Arel udah selesai, liat nanti aja, Arel kasih kabar" Balas Arel santai. "Oke" Jawab Miko menutup telfon.

Beberapa menit berlalu, Arel masih diposisi yang sama, yaitu diatas kasur empuknya, duduk santai dengan memainkan handphone.

Tok...Tok...Tok...

Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Arel. "Iya masuk" Balas Arel pada seseorang dibalik pintu. "Malam Princess, tugasnya udah selesai?" Tanya Gio yang memasuki kamar Arel. "Malam juga Pa... Udah kok" Jawab Arel ramah.

"Yaudah ayo ikut Papa" Ajak Gio secara tiba-tiba. "Kemana?" Tanya Arel yang penasaran disertai rasa heran. "Udah ikut aja" Jawab Gio yang tak mau jujur. "Sekarang?" Tanya Arel yang dibalas anggukan oleh Gio. "Kalo gitu siap-siap sekarang, Pap tunggu dimobil" Ucap Gio pada Arel lalu pergi begitu saja. Arel hanya mengangguk dan terus memperhatikan Gio yang melangkah keluar dari kamarnya.

Setelah bersiap-siap, Arel menuju mobil Gio dan langsung berangkat. Gio mengemudi dengan kecepatan tinggi, dan ia sampai pada tempat tujuannya hanya dalam hitungan menit saja. "Tunggu dimobil sebentar, nanti anak buah Papa ada yang jemput kamu" Ucap Gio yang dibalas anggukan kecil oleh Arel.

Sambil menunggu dijemput oleh anak buah Papanya, Arel menelfon Miko. "Miko..." Panggil Arel saal Miko mengangkat telfonnya. "Apa?" Tanya Miko terdengar datar nan singkat. Anehnya Arel tak kunjung menjawab saat mendengar pertanyaan Miko yang begitu singkat.

"Jadi ikut? Mau dijemput sekarang?" Tawar Miko kembali bertanya. "Kayaknya nggak deh, sekarang Arel legi keluar sama Papa" Jawab Arel pada akhirnya. "Yaudah kalo gitu" Balas Miko menutup topik pembicaraan dan juga ingin menutup telfon.

"Miko jangan ditutup telfonnya!!!" Cegah Arel berseru lewat telfon. "Kenapa?" Singkat Miko bertanya. "Arel takut sama Papa, kalau tiba-tiba Papa marah gara-gara soal Arel sama Cia gimana?" Ungkap Arel terdengar khawatir. "Nggak bakal dibunuh kan?" Balas Miko menyepelekan kembali bertanya.

"Enak aja, lagian ini kan gara-gara Miko" Tuduh Arel. "Orang aku nggak ngomong apa-apa ke Papa soal kaku sama Cia, asal nuduh aja" Balas Miko tak terima. "Nggak mau tau! Kalo ada apa-apa sama Arel, Miko harus tanggung jawab!" Balas Arel yang langsung menutup telfon secara sepihak.

Tak lama ada anak buah Gio yang menjemput Arel kemobil, Arel diantar kesebuah tempat tanpa atap, namun dikelilingi pagar yang begitu tinggi. Dari kejauhan Arel malihat Papanya berdiri dengan membawa pistol ditangannya. Arel menghampiri Gio.

"Papa mau ngapain? Kok bawa pistol" Tanya Arel berdiri disebelah Gio. "Masih inget cara nembak yang Papa ajarin dulu?" Tak menjawab pertanyaan Arel, Gio malah kembali bertanya. "Masih" Jawab Arel sambil mengangguk."Buktiin kePapa, itu sasarannya" Ucap Gio memberi pistol, lalu menunjuk sesuatu yang hitam dan ada tanda silang dibagian atasnya.

DanaraWhere stories live. Discover now