Danara

TERBONGKAR

Emang ini tujuannya, tapi sayang, salah proses

Sorot mata Arel dan Miko langung mengarah ke-pintu kamar yang dibuka oleh seseorang,tubuh Arel mulai mendingin, ia takut jika hal yang tak diinginkan akan terjadi saat ini. Sialanya bayangan buruk Arel telah membuatnya terkejut setengah mati, karna bayangan Arel menjadi nyata. "Mainnya kurang cerdik" Ucap seseorang yang memasuki kamar Arel. Orang tersebut memandang sudut kamar Arel yang terpasang kamera Cctv, lalu mengambil vas bunga seukuran gelas sedang dikamar Arel. "Besok lagi kalo mau ngomongin screet, jangan cuma bodyguard yang nggak boleh dengar, tapi Cctv jangan dibiarin liat"

Pyaaar!!!.....

Gio melempar vas bunga tadi kearah Cctv yang terpasang, hingga keduanya sama-sama rusak. Raut wajah Gio yang tadinya terlihat sangat santai, kini berubah menjadi datar dan mempunyai aura yang sangat menyeramkan. Gio telah mendengar semua percakapan Arel dan Miko, sebenarnya ia tidak ingin ikut campur, namun saat mendengar jika Gio bersangkut paut, jadi ia ingin mengetahui semua. Pandangan tajam Gio menusuk sorot mata Arel yang saat ini mengarah padanya. Karna Arel begitu takut dengan Gio, ia pun menunduk dalam.

"Mulai sekarang nggak ada yang namanya seneng-seneng sama temen, selesein urusan kampus kamu" Ucap Gio dengan suara yang ditekan. Gio berbalik badan hendak pergi. "Sesegera mungkin Papa nyelesein semua rencana Papa disini, Papa udah muak liat kamu" Lanjut Gio lalu pergi. Arel membeku ditempat, ia masih membayangkan tatapan tajam Papanya tadi yang belum pernah ia lihat, apalagi tatapan tersebut mengarah padanya. "Bangkai pasti kecium, positif thinking aja" Nasehat Miko mengusap pundak Arel lembut.

"Apa mungkin Papamau buang Arel?" Tanya Arel begitu lirih, hingga nyaris tak terdengar oleh indra pendengaran Miko. "Aku bilang apa? positif thinking aja, mungkin Papa nggak mau ketemu kamu untuk sementara waktu" Balas Miko menenangkan. Arel hanya diam seribu bahasa tanpa menoleh Miko sedikitpun. Disisi lain Gio sedang menghampiri Sara yang berada dikamar untuk bersantai, karna kebetulan ia tidak kekantor hari ini. "Kunci apartemen ada dimana? Mama bawa?" Tanya Gio yang baru memasuki kamar.

Menyadari jika raut wajah Gio terlihat marah, Sara cepat-cepat mencari solusi untuk menenangkannya. "iya, kenapa? Papa mau ngecek apartemennya?" Jawab Sara kembali bertanya. Sambil mencari kunci dilaci. "Papa mau tinggal disana sampek balik ke Las Vegas" Jawab Gio dengan menerima kunci dari Sara. "Ada masalah kok nggak cerita, ada apa?" Tanya Sara yang sudah bisa menebak suasana hati Gio. "Datang keapartemen nanti malam sama bawa barang-barang Papa, Mama akan tau semua" JawabGio yang mulai melangkah pergi meninggalkan Sara. "Arel belum tau kalau jiwa monsternya Danara keluar, emang cari gara-gara aja tuh anak" Gumam Sara yang sudah mempunyai firasat jika Gio mempunyai masalah dengan Arel.

* * *

Arel mengurung diri dikamar setelah kejadian tadi, ia tak mau menemui siapapun, bahkan Cia dan Miko sendiri saja tak dapat menemui Arel. Saat Sara mendapat laporan dari bodyguardnya jika Arel sampai sore tak ingin keluar kamar, Sara menjadi sedikit geram. Arel yang membuat masalah, tapi malah Arel yang bersikap seperti ini, dan hal itu lah yang membuat Sara geram. Saat ini Sara sudah bersiap-siap ingin pergi keapartemen yang ditinggali Gio, tapi ia menyempatkan diri untuk menemui Arel. Tak mengetuk pintu, Sara langsung masuk kedalam kamar Arel. Dan ia melihat Arel duduk berselonjor dengan melamun diatas kasur.

"Berdiri Rel" Ucap Sara menghampiri Arel. "Arel mau sendiri" Balas Arel tanpa menoleh Sara. "Pantes ngomong gitu ke Mama? berdiri sekarang nggak" Ucap Sara memperingatkan. Sebenarnya Arel juga sangat takut dengan Sara, bisa dibilang memang yang selalu keras pada Arel adalah Sara bukan Gio. Tapi Arel sangat benci pada Gio, karna Gio sangat kejam dengan orang lain. Arel pun turun dari ranjang tidurnya, dan berdiri dihadapan Sara. "Mau jadi apa kamu?" Tanya Sara dengan suara yang ditekan.