001 - Pokémon: RÉNEGADE

3 1 0
                                    

Aku mengangkat satu tumitku.
Saat menengok ke lantai, aku melihat sesuatu, seperti cartridge Gameboy Advance.

Cartridge itu terlihat kotor, warnanya putih, tanpa stiker judul game apaun di permukaannya.

Dengan rasa penasaran, aku pun turun menjongkok, melihat benda tersebut lebih dekat, lalu mengambilnya.

Aku membalik cartridge itu dan mengira-ngira tentang game apa yang terpasang di dalamnya.
Saat aku menyadari sesuatu, semacam tulisan yang tampaknya dibuat dengan spidol hitam tertulis di sisi belakang cartridge itu.

...

"Pokémon-"
"Rénegade?..."

"romhack?" aku dengan spontan mengatakannya, seakan pernah mendengar judul itu sebelumnya.

Aku mengantongi cartridge itu dan segera bergegas kembali ke kantor, menyimpan semua rasa penasaranku. Untuk sekarang, aku hanya perlu memberikan belajaan ini ke mbak Nami dan menyelesaikan pekerjaanku.

Ketika aku baru keluar dari elevator yang menuju ke ruang kerjaku, dia sudah berdiri disana, memelintir ujung rambut panjangnya.

"Nah, akhirnya sampai!" ucap mbak Nami bersemangat.
Aku menyerahkan belanjaannya dan kembali ke meja kerjaku.

Ketika aku hendak duduk disana, mbak Nami tiba-tiba bertanya
"kamu hobi game retro ya?"
Aku menoleh ke arahnya, sambil menjawab
"sedikit, mungkin? Kenapa?"

"owh, itu ada satu di mejamu." ucap mbak Nami sambil mengacungkan telunjuk ke arah meja kerjaku.
"Hah? Maksudnya?" jawabku dengan penuh keheranan.

Aku kembali menengok ke atas meja kerjaku. Tak ada yang berubah, tumpukkan kertas di sudut kirinya, sebungkus camilan yang sudah terbuka, tersandar di dekat mesin cetak, laptopku yang masih menyala dan laci mejaku yang menganga, berisikan sebuah map dan tas ransel. Hingga pada akhirnya, aku menyadari sesuatu.

Sebuah Gameboy Advance putih terkapar di samping kanan laptopku.
Aku bergegas duduk dan mengambil benda yang sebelumnya tak pernah ada disana.

"Siapa yang naro ini, disini?" tanyaku pada mbak Nami.
Dia yang berdiri di samping mejaku, hanya mengangkat kedua bahu dan alisnya, menandakan Ia tak tahu jawabannya.

"Bukan punyamu?" lanjutnya sembari mendekat dan melihat Gameboy Advance yang berada di kepalan tangan kiriku.

Aku hanya menggeleng kebingungan dan kembali memeriksa benda itu.
Dibelakangnya, terdapat tulisan yang pernah kulihat sebelumnya.

{Pokémon: RÉNEGADE}

Aku menggeledah sakuku, mencari cartridge yang kuambil di teras depan toko swalayan. Kutemukan cartridge itu dan segera kutarik keluar.

Kuletakkan kedua benda itu sejajar di atas meja. Mbak Nami hanya berdiri diam di sampingku, sepertinya dia bingung dengan apa yang aku lakukan.
Tulisan di permukaan keduanya terlihat serupa, seperti sengaja ditulis oleh satu orang yang sama.

Aku terdiam, memikirkan segala kemungkinan tentang asal-usul Gameboy Advance dan cartridgenya yang aneh ini.

Suasana berubah sunyi, hingga saat seorang karyawan memanggil mbak Nami yang dari tadi hanya terdiam.

"udah ya, mbak ada kerjaan. Daripada melamun terus, coba kamu mainin dulu itunya" serunya, sambil berjalan meninggalkan meja kerjaku.

Ide yang bagus, tapi mungkin akan lebih baik kalau aku mencobanya setelah sampai di rumah malam ini. Aku tak mau mencari masalah di jam kerja.

"Nanti saja, deh." gumamku santai.
Kusimpan kedua benda tadi ke dalam tas yang ada di laci meja kerjaku.

Waktu terus bergulir. Detik berubah menit, menit berubah jam, hingga pada akhirnya, jam pulang kerjaku tiba.

Pokémon: RÉNEGADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang