Episode 2

214 28 3
                                        

Happy reading ❗

Riuh tepuk tangan mengakhiri nyanyian dua sejoli di atas panggung. Baskara dan Izora adalah sepasang kekasih, bernyanyi dari cafe ke cafe berharap ada produser musik yang menggaet keduanya untuk rekaman.

Bermimpi untuk menjadi penyanyi terkenal adalah cita-cita keduanya. Berangkat dari kampung dan meninggalkan keluarga untuk meraih kesuksesan di kota besar.

Setahun sudah keduanya jalani hidup tanpa keluarga, hanya berdua di kota besar yang sangat keras ini. Menyewa satu kos untuk berdua. Kadang makan seadanya jika uang habis dan  tidak ada tawaran untuk manggung.

Baskara bertanggung jawab dengan hidup Izora di sini. Ia pun akan bekerja di luar musik jika keadaan memaksa. Meski hidup susah berdua dan mimpi mereka belum terwujud tetapi harapan mereka masih setinggi menara Eiffel.

Sudah seringkali keduanya mengirimkan lagu-lagu mereka ke label musik, namun kekecewaan yang sering kali mereka dapat. Tidak pernah patah semangat, mereka justru semakin semangat. Mungkin belum beruntung dan mereka harus kembali bekerja keras untuk menghasilkan lagu yang bagus.

Baskara berjanji pada Izora jika keduanya sukses, ia akan menghadap pada kedua orangtua Izora untuk meminta izin menikahi Izora. Baskara akan membuat pesta mewah untuk pernikahan keduanya. Izora selalu berdoa untuk kesuksesan Baskara, jika suatu saat Baskara lebih dulu menjadi penyanyi besar, itu tidak jadi masalah. Yang paling penting adalah cita-cita Baskara bisa terwujud.

Malam minggu jika pasangan lain lebih banyak berkencan dan menghabiskan waktu berdua, justru Baskara dan Izora mencari pundi-pundi uang lewat menyanyi. Keduanya jalani dengan selalu tersenyum. Saling menyemangati satu sama lain.

Selesai menyanyi dari cafe, keduanya langsung memutuskan untuk pulang ke kos sederhana mereka. Tempat paling nyaman meski kecil.

”Sebelum pulang kita makan dulu ya?” Baskara menggandeng tangan Izora untuk keluar dari cafe lalu menggendong gitar miliknya.

”Aku masak aja deh kak, sayang uangnya.”

”Hari ini kita harus makan enak, sebagai ganti malam mingguan kita.”

Lalu mereka berjalan kaki untuk menuju pecel lele langganan keduanya.

Sementara Baskara memesan, Izora langsung duduk memilih tempat. Dua paket pecel lele dan es jeruk seperti biasa. Setelah menunggu sekitar sepuluh menit makanan datang dan tanpa menunggu lama keduanya makan dengan lahap.

Selesai membayar keduanya berjalan menuju halte bus untuk pulang ke kos. Duduk di kursi belakang, lalu Izora menyandarkan kepalanya pada bahu Baskara. Izora terlihat lelah, Baskara dengan telaten mengelus rambut kekasihnya dengan sayang. Menggenggam tangan Izora lalu menciumnya.

Baskara teringat masa-masa dulu sebelum ia dan Izora memutuskan untuk ke kota besar berdua, meninggalkan keluarga. Hanya Izora yang Baskara miliki. Keinginan besar untuk menjadi sukses adalah keinginannya dan Izora dengan baiknya mengikuti dirinya. Jika di pikir, masa depan Izora akan lebih baik jika tidak mengikuti Baskara ke kota. Masa depannya cerah dengan keluarga utuh yang cukup mapan untuk membiayai pendidikannya sampai tinggi.

Sayangnya, Izora lebih memilih ikut bersamanya dan di usir dari keluarga. Jika mengingat itu, Baskara akan sangat merasa bersalah mengingat keadaan mereka yang masih seperti ini. Namun kata-kata penenang dari gadis cantik di sampingnya ini selalu membuat semangat Baskara bangkit kembali.

Bus berhenti di halte tujuan, Izora masih tertidur dengan pulas. Tidak ingin membangunkan kekasihnya, Baskara pun menggendong Izora sampai ke kos mereka berdua.

Baskara masuk dan menyalakan lampu kamar. Meletakkan Izora di atas kasur, lalu melepas sepatu yang kekasihnya pakai. Menyelimuti si cantik tidak lupa ia kecup kening Izora lama.

Baskara & Izora - END (Suga x Iu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang