Aldo menatap punggung Jenna yang sekarang sedang menatap Arel lekat, Aldo mencoba membersihkan serpihan harapan yang ada di dalam hatinya, sakit melihat orang yang ia cintai selama ini tidak akan pernah menyukai nya kembali.
nyatanya ia hanya bisa mengagumi tanpa bisa memiliki, karna pada dasarnya, cinta tak bisa di paksa, Jenna dan Aldo justru mempunyai perasaan yang berbeda, Aldo mengejar Jenna seperti orang gila, terlalu mengejar Jenna padahal seharusnya tidak perlu, terlalu mengharapkan padahal seharusnya tidak boleh.
Aldo mencintai Jenna dengan keras kepala tanpa memikirkan bagaimana ending nya akan bagaimana.
iya, Aldo terluka karna harapan nya sendiri.
ini bukan salah Jenna, Aldo hanya tidak tau batasan karna terlalu mengejar Jenna, padahal sudah terbaca ending nya akan terluka.
"gue harus nyerah, Je?" tanya Aldo pada diri nya sendiri
Jenna menoleh ke arah Aldo lalu tersenyum "ngapain disitu, Do?" tanya Jenna menatap Aldo
Aldo tersenyum canggung "eh ngga kok, kebetulan lewat sini aja" ia kembali berjalan menjauhi Arel dan Jenna
Jenna menatap aneh ke arah punggung Aldo yang mulai menjauh
🐮
Zidan, Aldo, Rasen, Jeri, serta Komar sedang bermain PS di rumah Jeri, ada Zidan dan Rasen yang sibuk bermain PS, Aldo yang sibuk dengan ponselnya, Jeri yang sedari tadi sibuk membereskan barang barang yang berantakan di kamarnya, lalu Komar yang sedang sibuk dengan kura kura peliharaan Jeri
"anjing, curang Lo monyet" teriak Zidan tak terima kekalahan
Rasen tersenyum angkuh lalu melayangkan tangan kanan nya tinggi tinggi ke udara "YESSS! I'M WIN"
Zidan mantap Rasen dengan jengkel "heh kunyuk, Lo cuma hoki doang hari ini" protes nya tak terima
Rasen menatap Zidan dengan tatapan mengejek "bodoamat yang penting gue menang" ejek Rasen
"kurang ajar Lo Burhan!" Zidan membanting stick PS nya
"wesss haram bawa bawa partai, bapak gue bangsat!" teriak Rasen tak terima
"berisik goblok" bentak Jeri yang sibuk membereskan piring piring di meja
Aldo mengangguk setuju "heuh dasar bocah, PS aja di ributin"
Rasen dan Zidan mendelik tak terima "suka suka kita lah, kita kita yang main"
"KAK JERII JAMAL TANTRUM!" teriak Komar dari kamar Jeri
Jeri dengan tergesa gera menyusul Komar kedalam kamarnya, mengecek apa yang sebenarnya terjadi
Jeri mendengus marah karna melihat kura kura kesayangannya jalan jalan di atas kasur nya
"ngapain lo keluarin bego" tanya Jeri dengan sabar dan tabah
"katanya dia bosen di air Mulu kak jer" jawab Komar polos
"TOLOL!"
"kenapa sih kak? masalah? ohiya tadi Komar kasih Jamal mangga yang ada di meja"
"LEBIH DARI TOLOL!"
🐮
"gue harus nyerah atau lanjut, Dan?" curhat Aldo kepada Zidan yang sedang menyeruput kopi nya
sekarang mereka sedang ada di warkop, hanya Aldo dan Zidan saja, Aldo ingin menceritakan masalah nya, Zidan juga selalu senang jika mendengar Aldo bercerita
"menurut gue sih, ikutin kata hati Lo, emang Lo udah yakin banget kalo Jenna suka sama si ketos ketos itu?" tanya Zidan menatap Aldo serius
Aldo berpikir sejenak lalu menggeleng pelan "gue bingung, Dan"
"hati gue nyuruh mundur, tapi pikiran gue milih maju"
Zidan mengangguk ngangguk mengerti "Do, ini bukan cuma soal nyerah atau mundur, tapi ini tentang perasaan."
"kalo emang Jenna punya perasaan sama Lo, mau Lo nyerah pun gangaruh karna hati nya cuma buat Lo"
"begitupun sebaliknya, kalo Jenna punya perasaan sama si ketos itu, mau Lo ngejar dengan brutal dan ugal ugalan juga gabakal bisa"
"cinta itu rumit, karna melibatkan dua perasaan"
"kalo Lo emang ga di takdirin buat dia, mau sekuat apapun Lo berusaha bakal tetap sia sia, Do"
"Lo bisa ngelawan orang yang suka Jenna, tapi Lo bakal kalah sama cwo yang Jenna suka"
"ga akan ada habisnya kalo ngebahas tentang perasaan"
"kenapa Lo bisa cinta sedalem itu ke Jenna?"
Aldo menatap lama tanah basah yang baru saja di guyur hujan itu lalu tersenyum samar "gue jatuh cinta sama dia di saat gue gamau jatuh cinta sama siapapun, dia selalu punya cara sendiri buat gue ngerasa di hargai meskipun hal kecil, jatuh cinta sama dia sungguh di luar kendali gue, Dan. dia segalanya"
💘💘💘
ada banyak nya ribuan bintang yang aku tatap di malam hari, satu persatu berlomba lomba agar terlihat paling bersinar, katanya. tapi sayang, bintang bintang itu tak berhasil membuatku luluh. aku merasa kosong meskipun langit penuh dengan cahaya.
apa tidak pernah ada yang mengatakan tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan matamu? matamu yang bersinar dan seolah terdapat satu bintang yang pada akhirnya ialah pemenang nya. matamu terlalu indah sampai rasanya aku ingin menangis ketika mata itu nyatanya tidak mendambaku.
haii haii apakabar?
maaf lamaaa update hehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
jennarel
Fanfiction"Mimpi lo apa?" "Punya keluarga yang bahagia" ⚠️banyak adegan kekerasan! ⚠️bahasa nonbakuu! ⚠️kasar!