01. Cemburu

73 19 8
                                    

Matahari muncul dari arah timur dan menyebarkan cahayanya ke sebagian dunia. Piasan hangat itu juga menembus jendela kamar seorang gadis yang tengah tertidur pulas.

"Erin! Ini udah pagi! Kamu nggak sekolah?!"

Yang dipanggil langsung terbangun saat mendengar teriakkan ibunya, lalu mengambil ponsel di atas nakas dan melihat jam pada ponselnya.

"Astaga!"

Dengan muka bantal dan bekas air liur di sudut bibir, Erin bangun dan segera berlari menuju kamar mandi di dalam kamarnya. Setelah selesai bersiap-siap, ia segera turun ke lantai dasar dan menuju dapur.

"Ibu kenapa nggak bangunin aku?! Aduh, aku telat!"

Ia mengoleskan selai ke roti tawar dengan cepat dan panik, lalu menggigit roti dan pamit kepada ibunya.

"Kamu dari tadi udah ibu bangunin, tapi kamu nya aja yang kebo."

Erin mencium punggung tangan ibunya, segera pergi ke pintu untuk memakai sepatu dan keluar dari rumah sambil berteriak, "Aku berangkat, bu!"

"Heh! Bekal kamu gimana?!" teriak ibunya.

Telat. Pintu rumah sudah tertutup dan Erin telah pergi. Hera hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menghela nafas panjang.

"Dasar."

Kembali ke sisi Erin.

Di setengah perjalanannya menuju ke sekolah, suara deru motor sport terdengar dari arah belakang Erin. Ia segera menoleh ke sumber suara dan melihat Baim bersama Sky, motor biru kesayangan pemuda itu.

Erin memutar matanya malas, kemudian dia membatin, "Tu anak pasti bakal ejek gue lagi."

"Kiw cewek, jalan sendirian aja nih? Kenapa? Telat ya?" goda Baim sambil membuka kaca helmnya, kemudian melihat Erin dengan tatapan mengejek.

Erin mendengus kesal, lalu berlari-lari kecil untuk melanjutkan perjalanan. Ia terus diikuti oleh Baim dari belakang.

Pemuda itu secara tiba-tiba membunyikan klakson, membuat Erin berjengit kaget dan sang pelaku langsung mendapatkan tatapan kesal dan marah dari korbannya.

"Kenapa sih?! Berangkat aja sana ke sekolah kamu," sungut gadis itu dengan kesal.

"Mau numpang nggak? Daripada kamu jalan, mending aku anterin sini," tawar Baim sambil menepuk-nepuk jok belakang Sky.

"Yee dari tadi kek nawarinya."

Erin berjalan mendekat, lalu ia berpegangan pada bahu pemuda itu dan akhirnya bisa menaiki Sky.

Baim memutar bola matanya malas, kemudian mencibir, "Kamu yang marah-marah duluan. Padahal tadi niat aku baik mau nawarin tumpangan."

"Kamu gangguin aku terus sih tadi, jadinya ini salah kamu." Kedua tangan Erin meremas jaket yang dipakai Baim agar tidak terjatuh.

"Lah? Kok jadi salah aku?" Baim segera menyalakan Sky dan mengantarkan Erin ke sekolahnya.

"Kan emang salah kamu!" Kata Erin sambil berteriak karena Baim membawa motor terlalu cepat.

Just Friend 【On Going】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang