You Make Money, I'll Spend It: Stepmother's Ultimate Pleasure in the Aristocrati

Bab 66

Anda Menghasilkan Uang, Saya Akan Menghabiskannya: Kesenangan Tertinggi Ibu Tiri dalam Keluarga Aristokrat
Bab 66

Ketika Qi Mo pulang kerja dan kembali ke rumah, dia bahkan belum sampai ke ruang tamu sebelum dia mendengar suara Sheng Mumu.

"Tidak, sekali lagi, ikuti aku dan bacalah-"

Berjalan melewati serambi, dia melihat Sheng Mumu memukul kepala Qi Shaobai dengan kipas kertas.

"Kamu salah membacanya lagi."

Qi Shaobai perlahan menoleh, dan melihat Qi Mo yang baru saja pulang.

Dia tidak menyangka bahwa pada usia tujuh belas tahun, dia masih akan dipukul karena tidak bisa melafalkan kata-kata.

Dia merasa malu sekaligus tidak berdaya, tetapi jauh di lubuk hatinya dia tahu Sheng Mumu melakukan ini demi kebaikannya sendiri dan tidak berani membalasnya.

Namun, ketika dia menatap ayahnya, matanya menunjukkan tanda memohon.

Qi Shaobai sangat jelas bahwa ayahnya yang dingin tidak akan membantunya.

Tapi dia masih dengan keras kepala mencoba bertanya:

"Ayah, ada satu set Lego edisi terbatas yang ingin kubeli tetapi belum bisa kudapatkan. Bisakah Ayah meminta Asisten Dong membantuku menemukannya?"

Mata Sheng Mumu sedikit menyipit saat dia menggenggam kepala Qi Shaobai, dengan paksa membalikkannya dan menatapnya:

"Tentang apa itu? Bahkan jika Raja Surga sendiri yang datang, kamu masih harus mempelajari aturan tata bahasa ini hari ini."

"Jangan mencoba mengubah topik pembicaraan."

"Ayo, biarkan aku mengujimu lagi..."

Qi Shaobai: "..."

Mata Qi Mo sedikit melengkung, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Dia dengan tenang melepas jasnya, menyampirkannya di lengannya, dan menuju ke atas dengan langkah kaki ringan.

Qi Shaobai menarik napas dalam-dalam dan pasrah pada kenyataan.

Seperti yang diharapkan.

Ayahnya tidak mau memihaknya.

...

Sepuluh menit kemudian.

Sheng Mumu akhirnya mengerti betapa sulitnya menjadi seorang guru.

Apalagi saat berhadapan dengan siswa seperti Qi Shaobai.

Dia bisa merasakannya dengan jelas.

Qi Shaobai tidak kekurangan kemampuan untuk belajar bahasa Inggris dengan baik, dia pada dasarnya menentangnya.

Dia diam-diam berpikir bahwa dia perlu menemukan kesempatan untuk berbicara dengan baik dengan Qi Kecil dan memahami mengapa dia begitu berprasangka buruk terhadap subjek ini. Hanya ketika dia menghilangkan perasaan itu dari hatinya dan menemukan motivasi barulah nilainya bisa meningkat.

Sementara Sheng Mumu merenungkan hal ini, Qi Shaobai masih memegang catatan tempel, memeriksa contoh kalimat dari panduan belajar, dan memaksakan obat pahit ini ke dalam kepalanya.

Ekspresinya menjadi semakin sedih.

Tiba-tiba, layar ponselnya menyala.

Melihat nama yang berkedip di layar, mata Qi Shaobai berbinar.

Sang penyelamat telah tiba.

Dia menjawab panggilan video itu.

Sebuah suara yang familiar terdengar.