BAB 3 - Gio's Day

10 1 0
                                    

Sesampai nya mereka di parkiran sekolah, Neira langsung segera membuka helm dan cepat-cepat turun. Ia takut kalau para fans Gio melihat dirinya berangkat bersama dengan sang idola.

"Panik banget sih lo, Ra. Sabar kenapa sih." Gio mengejar langkah Neira yang sudah meninggalkan nya.

Benar saja di lorong kelas sudah banyak fans-fans perempuan Gio yang menunggu Gio datang. Bedanya kali ini mereka semua membawa banyak kado dan poster besar dengan wajah Gio yang terpampang dengan tulisan "Saengil Chukha Hamnida Oppa Gio ❤"

Neira baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahun Gio.

Gio yang melihat para fans nya sudah menyiapkan itu langsung tersenyum senang. Karena melihat pemandangan itu, Neira mengurungkan niat nya untuk memberi roti bakar titipan ibu nya.

"Happy birthday, Gi." Setelah mengucapkan itu Neira langsung melanjutkan langkah nya untuk menuju kelas. Gio dan Neira tidak sekelas. Neira masuk jurusan IPA dan Gio IPS.

Gio hanya menatap punggung Neira yang berjalan begitu saja. Padahal Gio berharap hari ini ia dapat ucapan paling spesial dari Neira.

Dari dulu ketika Gio berulang tahun Neira adalah orang pertama yang mengucapkan nya, bahkan Neira selalu menyiapkan surprise kecil yang ia buat untuk Gio.

Tetapi sekarang Neira adalah orang kesekian yang memberi nya ucapan ulang tahun. Bahkan Neira malah lupa kalau hari ini Gio ulang tahun.

***

Saat jam istirahat Neira langsung mengirimkan pesan kepada Gio untuk ke kelas nya. Ia ingin memberi roti bakar titipan Ibu nya tadi pagi.

"Ra, lo ke kantin gak?" Tanya Luna teman sebangku sekaligus teman dekat nya.

Neira menggeleng. "Gue bawa bekel. Lo sendiri aja gapapa kan?"

Luna mengangguk dan berlenggang pergi keluar kelas. Tak lama Gio datang dan menghampiri Neira yang baru saja membuka kotak bekal dari Ibunya.

Gio menarik kursi kosong yang ada di depan Neira. "Widih, enak banget tuh kayanya."

Neira langsung memberi kotak bekal yang berisi roti bakar untuk Gio. "Roti bakar dari Mama."

Gio tersenyum senang. "Asikkk,"

Gio mulai melahap roti bakar itu dengan wajah yang berseri-seri. Karena dia sudah lama tidak makan roti bakar buatan Ibu Neira.

Ya, walaupun hanya sekedar roti yang di oleskan dengan sedikit mentega dan di beri slai coklat lalu di panggang sebentar, tetapi rasanya sangat khas bagi Gio.

"Bimblang mamam mskdsi rhtinya." Mulut yang masih mengunyah berusaha untuk bicara. Gio menelan semua roti nya.

Neira mengernyitkan dahi nya.

"Bilang Mama, makasiii roti nyaaa." Gio mengulangi ucapan nya sambil tersenyum lebar. Neira mengangguk lalu kembali memakan bekal nya.

Sebenarnya hari ini adalah hari yang sangat spesial untuk Gio, tapi entah mengapa ketika melihat Neira yang bersikap biasa saja membuat Gio sedikit kecewa.

"Ra." Panggil Gio sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jari nya.

"Kenapa?" Tanya Neira datar seperti biasa.

"Lo gak mungkin lupa sama hari ulang tahun gue kan?" Tanya Gio ragu. Karena Gio berharap orang pertama yang mengucapkan ulang tahun adalah Neira.

Jujur, Neira benar-benar lupa. Tidak mungkin Neira mengatakan hal yang sebenarnya, bisa panjang urusan dengan laki-laki satu itu.

Neira menaruh sendok, merapikan kotak makan nya lalu menatap Gio. "Enggak kok, gue inget."

"Hari ini lo bukan orang pertama lagi yang ngucapin gue."

Belum sempat menjawab, dua teman dekat Gio datang menghampiri mereka berdua.

"Gi, lo gue cariin kemana-mana tau nya di sini. Ayo ke ruang musik, lanjutin lagu yang kemarin." Ucap salah satu teman nya, Juna.

Gio dan dua teman nya mengikuti ekstrakurikuler band di sekolah nya. Dan kini mereka bertiga menjadi terkenal karena band yang mereka buat, Rabbit. Entah buatan siapa atau ide darimana dan apa makna di balik nama band nya, hanya mereka yang tahu.

"Pulang sekolah aja lah, sekarang waktunya istirahat, bro." Jawab Gio.

Satu teman nya lagi, Danu. Lelaki itu daritadi hanya memandangi Neira yang sedang sibuk dengan buku yang ia baca saat ini.

Saat kedatangan kedua teman Gio, Neira langsung membuka buku dan memakai earphone. Karena ia tahu kalau mereka bertiga sudah ada di dekat nya pasti banyak kegaduhan.

"WOI!" Gio teriak kencang tepat di telinga kanan Danu. Siempunya telinga langsung terkejut.

"Sialan. Kebiasaan banget lo." Pekik Danu dengan nada kesal nya.

Gio tertawa. "Lo yang kebiasaan, ngeliatin Neira sampe segitunya."

"Namanya juga lagi menikmati indahnya ciptaan Tuhan." Dari awal masuk sekolah, Danu sudah menaruh rasa kepada Neira. Sering kali Danu memberikan hadiah-hadiah kecil untuk Neira. Walau pada akhirnya tanpa sepengetahuan Danu, semua hadiah-hadiah itu Neira berikan kepada Gio. Jadi Gio banyak untungnya.

Danu juga sering bertanya-tanya tentang Neira kepada Gio. Tapi Gio selalu berbohong, demi kenyamanan Neira. Karena Gio tahu Neira yang sekarang sangat membatasi diri supaya orang-orang tidak tahu tentang dirinya.

Walaupun sering mendapat respon yang tidak mengenakan dari Neira, Danu tetap berusaha mendapatkan hati Neira, meskipun setiap usaha yang ia coba tidak pernah membuahkan hasil.

***

"Lo mau gue anter pulang gak?" Tanya Gio yang saat ini sudah berdiri di depan pintu kelas Neira.

"Sama gue aja, Ra." Sahut Danu sambil tersenyum. Neira menatap Gio dan Danu bergantian dengan tatapan malas nya.

"Gue udah pesen ojek online." Setelah mengucapkan itu, Neira melengos begitu saja dari hadapan ketiga laki-laki itu.

Juna tertawa melihat kedua teman nya secara tidak langsung di tolak mentah-mentah. "Kasihan dah gue liat lo berdua."

Gio menatap perginya Neira. "Gak biasanya Neira nolak gue begini." Ucap Gio penuh drama.

"Kalo gue udah biasa ditolak Neira begini..." Timpal Danu dengan nada yang lesu.

"Udah gak usah kebanyakan drama, ayo kita latihan." Juna langsung merangkul kedua teman nya untuk segera menuju ruang musik.

Sebentar lagi sekolah mereka akan mengadakan pentas seni. Band Rabbit adalah salah satu dari banyak penampilan yang ada nantinya. Jadi mereka harus menyiapkan matang-matang persiapan untuk tampil.

Gio vokalis, Juna gitaris dan Danu sebagai drummer. Mereka bertiga punya penggemar masing-masing. Memang tidak bisa di pungkiri, paras ketiga lelaki itu sangat menawan. Apalagi ketiga nya memiliki style yang bagus. Jadi tidak heran jika banyak kaum wanita yang haus akan perhatian mereka.

Kisah cinta Gio seperti yang kebanyakan orang tahu. Gonta-ganti. Sebenarnya memiliki banyak mantan bukan hal yang bisa di banggakan. Tapi ada kesenangan tersendiri bagi Gio tiap kali ia bergonta ganti pacar. Walaupun semua perempuan yang ia pacari tidak benar- benar ia cinta.

Juna. Anak konglomerat yang tidak bisa di ajak hidup sederhana. Lelaki itu masih tidak bisa melupakan masa lalu nya. Bahasa jaman sekarang nya, gagal move on. Padahal banyak wanita yang mengantri untuk menjadi pacar nya tetapi ia memilih untuk tetap pada zona galau nya.

Yang terakhir, Danu. Pria humoris yang selalu hidup dengan berbagai lelucon receh nya. Danu masih tetap pada pendirian nya untuk mengejar cinta Neira, walaupun sebagian hati nya tahu kalau Neira tidak akan pernah menjadi milik nya. Segala sesuatu sudah ia coba untuk meluluhkan hati Neira, namun hasil nya nihil. Tapi Danu masih terus berusaha sampai ia menyerah dengan sendirinya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1000 Langkah Neira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang