Kadang rindu menyapaku dengan dingin.
Di taburkan luka lewat tajamnya rintik hujan
Berhembus pedih pada setiap sepoi angin
Beku, menajam, pedih tak tertahan
Sedang dibawah derainya aku terdiam,
Berlindung payung digerogoti bimbang
Bingung, ingin segera berlari pulang tapi semua jalanan sudah tergenang
Kalau dipaksa melangkah, aku takut tenggelam
Bukan, bukan pada tingginya genangan
Bukan karena tajamnya rintik
Tapi kenanganmu tuan
Yang hadir disekelebat detik
Rindu-merindu
Pilu-membiru
Kamu, dan masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan Tak Jadi Makna
PoetryPaham benar bahwa sampai kapanpun aku menanti sosok yang akan tulus mencintai adalah usaha sia-sia, jadi dengan harapan lumpuh dan nurani yang buta aku mengambil tindakan tergesa dengan mencintai diriku sendiri. Tak tahu bertahan hingga kapan, aku m...