Chapter 12

54 2 0
                                    

Malam hari tiba, langit yang biru berubah menjadi gelap dengan bertebaran bintang yang membuat langit malam ini lebih indah dari biasanya.

Laras kini sedang memandang langit berbintang itu dari balkon kamarnya, angin sejuk menerpa wajahnya, membuatnya menutup mata seketika untuk menikmati sensasi ini.

Membuka matanya, Laras kemudian tertunduk menatap sebuah foto yang masih menjadi teka teki baginya.

Semakin melihat foto itu, Laras mulai merasakan sesuatu yang familiar di foto itu, Laras semakin mendekat kan foto itu untuk melihat nya lebih jelas kemudian...
-
-
"Dengan satu tangkai bunga ini, gue harap lo mau deket dan temenan sama gue"
-
-
"Hari pertama gue ajak lo jadi temen gue, gue kasih lo satu tangkai bunga, kali ini gue mau kasih satu tangkai bunga lagi, gue harap lo gak akan pernah tinggalin gue"
-
-
"Sekarang apa lagi ?"
Sambil tersenyum orang itu mengulurkan setangkai bunga padanya.
"Gak ada apa apa, hanya ingin memberikan nya padamu"
-
-

Laras tersentak sedikit setelah kilasan ingatan itu datang.
"Sebuah ingatan lagi ?, Tapi siapa ?, Memberi bunga ?, Gue harus cari tau apa mksd nya ini"

Laras mulai berfikir kembali dan merenungkan ingatan, kata kata, inisial nama yang ada di surat dan sapu tangan milik Rayyan yang smpai saat ini masih ada padanya.

"Apa mungkin orang itu Rayyan ya ?, Secara kan dia datang tiba tiba, terus ngasih sapu tangan inisial ini, yang bikin gue dapat kilasan ingatan untuk pertama kalinya, tapi paket foto ini dari siapa ?, gue gak pernah ngasih tau alamat rumah gue ke dia"

Semakin memikirkannya, kepala Laras terasa pusing,
"Ckk.. ayolahh.. ingat siapa diaa.."paksa Laraa pda otaknya sendiri, hal itu membuat nya hampir pingsan di balkon, untung nya ada Noe yang sigap menghampiri Laras ketika melihat gelagat aneh Laras.

"Lo gak apa apa yas ?,"tanya Noe sambil memegangi Laras, yang sepertinya masih merasakan pusing dikepalanya.

Noe kemudian menuntun Laras untuk duduk di sofa yang ada dikamar.
"Lo kenapa sih yas ?, Smpe hampir jatuh pingsan gini ?"tanya Noe kemudian sambil menyorongkan segelas air putih yang diambilnya.

"Gue gak apa apa No"
"Gak mungkin gapapa kalo lo smpai mau pingsan gini, lo sakit ?"
"Huuufffhhh.... Gue cuman dapet sebuah ingatan, terus gue paksain buat ingat siapa yang ada di ingatan gue, tapi kepala gue malah sakit dan pusing"ujar Laras akhirnya memberi tahu Noe dengan helaan nafas beratnya.

"Lain kali jangan dipaksain lagi ya ?, Kasian kepalanya kalo di paksa harus inget hm ?" Ujar Noe perhatian pada Laras.

Laras hanya mengangguk kan kepalanya nurut,
"Mau cerita apa yang lo inget ke gue ?"tanya Noe pada Laras.

Berfikir sebentar, Laras kemudian mulai menceritakan kilasan ingatannya, Rayyan, inisial nama yang ada di sapu tangan milik Rayyan, dan hal yang Laras pikirkan tentang Rayyan.

Laras menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat, dia pikir mungkin Noe bisa membantunya mencari tahu siapa orang yang ada di ingatan nya.

"Hmmm... Mendengar dari apa yang lo ceritain barusan, kayaknya orang itu emang Rayyan deh yas, lo ada chat atau tlponan sma dia gak ?"
"Gue pernah di tlpon sma dia sekali, malam itu, terus tadi pagi juga dia ada chat,"
"Gue boleh liat chat dia gak ?,"
"Boleh, kayaknya belum gue hapus deh"

Laras kemudian mengambil HP nya dan menyalakan nya, ada sebuah notifikasi bahwa ada pesan yang belum dia baca saat ini, Laras pun membuka pesan itu.

Laras menutup mulutnya kaget, Noe yang melihat ekspresi terkejut Laras, langsung mengambil alih HP Laras, setelah membaca isi pesannya, Noe menatap Laras,

R & LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang