TH 4.Kembar tak serupa

6.3K 310 6
                                    

Hiii guys....

Jumpa lagi kita yak

oh ya kalian orang mana nih?

Kalian bisa nyampe ke lapak ini tau dari mana?

Trus kalian lagi apa? Komen ya guys ya.

Okay...

Matahari menyembul dari balik awan awan putih, meneruskan cahaya panas nya pada penghuni dunia yang sangat membutuhkan cahaya panas tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari menyembul dari balik awan awan putih, meneruskan cahaya panas nya pada penghuni dunia yang sangat membutuhkan cahaya panas tersebut.

Kini, Gus Arsha sudah berada di pesantren Hidayatullah. Dan kini saat nya untuk ia berjalan menuju ndalem, untuk bertemu Abah Azhar -- pemilik pesantren tersebut.

Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk Gus Arsha tiba di ndalem. Lebih tepatnya, di halaman ndalem. Gus tersebut melangkah dengan pasti mendekat pada pintu.

Dan saat ia ingin mengetuk pintu, suara riuh dari dalam membuat niat nya itu urung seketika jadinya.

"Kamu memang nakal Ning!!! Sudah berapa kali abah katakan pada mu!!! Jangan keluar dan keluar tanpa izin!!! Apa sesusah itu untuk menaatinya, ha?!!"

"Iya susah!!! Kenapa?!!! Mau marah Abah?!!! Marah aja!!! Bunuh Qiara sekalian!!! Percuma kan Qiara disini, nggak pernah dianggap juga"

"Pikiran kamu terlalu jauh Ning!!! Kamu selalu salah paham pada keluarga mu sendiri! "

"Hhh.. Salah paham? Setelah semua yang Abah lakukan, kalian lakukan, masih bisa Abah bilang salah paham? Kalian anggap Qiara itu apa sih?? Qiara itu kayak sampah ya? Kalau Iya bilang!!! Kalau nggak mau Qiara disini bilang!!! Qiara bakal pergi jauh jauh!!! "

"Istighfar Ning! Istighfar kamu!!! Tidak boleh ----"

"Ah!!!! Sudah lah Abah!!! Qiara muak!!! Bagus tadi Qiara tidak usah pulang!!! Jelas Qiara lebih dihargai di sana"

"Ning---"

"Sudah Abah!!! Sudah!!! Cukup!!! Qiara muak dengan semua!!! Qiara muak sama Abah!!! Qiara benci sama Abah!!! "

Seusai perdebatan itu, tak terdengar suara apapun lagi. Gus Arsha yang sedari tadi mendengarkan tanpa sengaja, jadi mengernyitkan dahi seketika.

Sebenarnya... Ada apa didalam keluarga ini? Sebenarnya... Ada masalah apa yang melanda keluarga ini? Kenapa sepertinya yang bermasalah itu anak dengan abahnya? Sebenarnya ada apa?

Perasaan jikalau didengar dan dilihat lihat, bukan kah keluarga Hidayatullah ialah keluarga ter harmonis ya? Tetapi... Mengapa bisa seperti ini?

Gus Arsha terus termenung, hingga pintu terbuka lebar dan terbentur begitu keras membuat nya terlonjak kaget dan sadar dari lamunannya.

Takdir Hati(END + Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang