Chapter 2

138 19 1
                                    

»»————>✨🦉✨<————««

Pagi hari di kota Inggris yang ramai, banyak orang berlalu lalang, berjalan kaki, menaiki bis atau bersepeda, bahkan berjalan kaki. Tentu juga banyak terjadi kecelakaan di jalan raya.

Seorang korban kecelakaan tabrak lari yang kini sedang ditolong dan diangkat ke dalam ambulan. Banyak wartawan bahkan para warga biasa yang merekam dan mengupload hal tersebut ke media sosial.

"Dan diketahui bahwa korban tabrak lari tersebut kini telah dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk ditangani oleh para ahli"

"Kecelakaan yang terjadi sangat parah, terlihat juga bahwa korban kehilangan banyak darah"

"Pelaku tabrak lari tersebut kini masih dalam kejaran polisi, simak info berita selanjutnya"

Begitulah beberapa kilasan percakapan dari para pembawa acara liputan berita yang kini telah membanjiri TKP. Tak banyak dari mereka yang tengah membuntuti ambulan yang menuju rumah sakit untuk mengetahui info selanjutnya dari kondisi korban kecelakaan.

Keadaan sangat genting di rumah sakit saat ini, baru saja Law dapat bersantai dari semalaman mengoperasi pasien, ia kini masih harus direpotkan dengan pasien kecelakaan tabrak lari barusan.

Kini para perawat tengah membawa pasien tersebut keruangan UGD untuk di operasi. Law berlari menyusul ke ruangan UGD dengan tatapan fokus, menurut data yang di berikan salah satu perawat, korban tabrak lari ini mengalami luka serius di bagian kepala nya, dan keluarga korban belum diidentifikasi kan.

"Dokter?"

"Langsung operasi, keluarga nya bisa dikabari nanti. Yang terpenting kita harus menyelamatkan nyawanya terlebih dahulu"

Operasi itu berlangsung selama 4 jam lebih, dan akhirnya kini semua orang diruangan itu dapat bernafas lega. Korban berhasil di selamat kan, pelaku tabrak lari juga sudah berhasil di tangkap dan dibawa ke kantor polisi untuk di interogasi.

Keluarga dari korban kecelakaan itu kini tengah menangis sembari mengucapkan kata kata bersyukur dan terimakasih. Law akhirnya berjalan kembali keruangan nya. Sudah semalaman dia bekerja. Seharusnya semalam adalah jadwal dia libur, tapi seperti rumah sakit ini terus terusan menahan nya, banyak sekali korban yang berdatangan dari kemarin. Itu membuatnya sedikit kerepotan.

Kini Law tengah duduk dan bersandar di kursi kerja nya. Ruangan kerja itu sangat rapi dan tertata, ia menghela nafas lelah lalu melihat ke arah jendela. Ruangan kerja nya berada di lantai 4 rumah sakit, jadi ketika melihat ke arah jendela, yang dapat ia lihat hanya awan awan dan langit yang cerah. Law lalu menutup matanya untuk merilekskan tubuh nya yang lelah.

"Aku? Zepyhra Yora!"

Law mulai tersenyum kecil ketika mengingat tentang gadis itu. Ia kembali membuka matanya, lalu melirik ke arah boneka lebah yang ia dapat sebagai hadiah dari salah satu pasien yang masih anak anak. Dia menatap lekat boneka lebah itu, lalu mulai memegang nya dan memperhatikan nya lebih dekat.

"Boneka lebah ini.. Mengingatkan ku pada Yora seperti nya.. "

Law akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak di ruangan nya, sembari memeluk boneka lebah itu. Jangsn khawatir, tentu dia sudah mengunci pintu ruangan kerja nya.

'Aku lelah, aku harus mengobrol dengan nya lagi besok'

Entah mengapa, menurut Law, saat berbicara dengan Yora, rasa lelah nya perlahan menghilang. Mungkin memang lebih baik jika dia berteman lebih dekat dengan Yora. Gadis itu selalu memutari isi kepala Law semenjak pertemuan mereka kemarin. Sama seperti lebah yang selalu beterbangan pada bunga.











































Law kini tengah duduk di cafe dikampus nya, memang kampus elit. Dan dia tak sendirian, dia bersama Nico Robin, gadis dari jurusan Arkeologi tahun ke 4 sama seperti nya. Awalnya banyak orang orang yang mengira mereka berpacaran, tapi semenjak Robin mempublikasi kan hubungan nya dengan Franky, rumor itu perlahan menghilanh bak ditelan bumi.

"Berhenti lah melamum, law.. Kau tak mendengarkan ku berbicara? Ini penting, dosen mu yang meminta ku menyampaikan nya.. "

Law hanya membalas wanita itu dengan "hmm". Walau sebenernya dia sama sekali tak mendengar kan Robin. Ia masih badmood karna belum bertemu Yora hari ini. Padahal dia sudah sengaja keluar dari daerah fakultas nya agar dapat bertemu gadis manis nya, tapi mengapa bahkan sampai sekarang batang hidung Yora bahkan belum terlihat?

Robin yang tau sedang diabaikan oleh teman masa kecilnya itu hanya menghela nafas. "Kau kenapa?"

Law terdiam sejenak, lalu ia akhirnya angkat suara. "Kau kenal Yora?"

Robin sedikit kaget mendengar nama gadis cebol kesayangan nya itu disebutkan dari mulut pria berhati dingin seperti Law. "Apa dia membuat masalah dengan mu? Biar aku yang minta maaf.."

"Jadi kau mengenal nya?" Law menatap Robin dengan Serius.

"Apa yang dilakukan Yora? Aku akan membayar nya untuk mu" Jawab Robin tegas, dia tak ingin sahabat imutnya dari jurusan seni itu di ganggu oleh seorang Trafalgar Law yang namanya sangat berpengaruh di kampus. Apa lagi jika para penggemar wanita nya mendengar bahwa ada yang mengganggu Law mereka, itu pasti mengerikan.

"Nomor.. "

"Hah?" Robin menatap Law dengan bingung. Apa? Nomor? Nomor apa? Apa Yora mencuri nomor togel atau semacam nya? Pertanyaan itu memenuhi otak seorang Nico Robin.

"Minta nomor nya" Jelas Law sembari memalingkan wajahnya. Walau terlihat acuh tak acuh, Robin yang sudah mengenal Law sejak lama tentu paham bahwa pria didepan nya ini tengah sedikit 'gengsi' dan 'salting'.

Robin tersenyum lalu terkekeh pelan. "Araa.. Seperti nya kau tertarik dengan Yora?"

"Berisik.. " Law berdecih tak suka mendengar respon Robin yang makin membuatnya salah tingkah. Memang nya salah jika dia tertarik dengan gadis manis seperti Yora? Yang salah itu jika dia tertarik pada pri-

"Aku dekat dengan nya, dia gadis yang manis bukan? Kekasih ku berteman baik dengan Yora sejak kecil.. " Jelas Nico Robin sembari mengirimkan nomor ponsel milik Yora pada kontak Law. Dia bisa tenang karna setau dia, sejauh ini seorang Trafalgar D Water Law tak pernah bereaksi seperti ini ketika membahas wanita. Jujur saja dia tak pernah membahas wanita selain para korban di rumah sakit tempat Law bekerja.

"Hmm.. " Law membuka ponsel nya, lalu melihat kontak yang dikirimkan Robin lewat wa. Pria itu memperhatikan foto profil gadis tersebut. Dia tersenyum kecil ketika melihat wajah manis Yora yang tengah tersenyum sembari memegang atau lebih tepat nya seperti memamerkan katak kecil lucu miliknya. Ditambah dengan topi berbentuk katak yang dikenakan Yora, menambah kehangatan di hati Law yang perlahan menjalar.

"Hee~ seperti nya kau bukan hanya tertarik dengan Yora ya, Law?"

"Diamlah, dan terimakasih.. "


































"Aku akan menceritakan ini pada Yora"

"Kau mau ribut?"

MY. Doctor -Trafalgar Law X Reader-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang