Bagian 1 Pendaftaran Pondok Pesantren

1 1 1
                                    

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hallo teman teman ini karya pertama ku, jika ada kata kata yang kurang tepat mohon koreksianya ya, saran dan kritikan kalian akan saya terima denga senang hati, asalkan diutarakan dengan baik-baik. Untuk nama tokoh, tempat, latar dan tanggal ini hanyalah fiksi ya teman-teman.

Mohon maaf lahir dan batin jika dalam menulis saya ada banyak salah kata, dan menyinggung hati teman teman. Selamat membaca....

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Part 1

Pendaftaran Pondok Pesantren

"Manusia hanya bisa merencanakan, berusaha dan berdoa. Namun keputusan akhir akan tetap ada ditangan Allah, karena Allah tau apa yang terbaik untuk umatnya"

_Kyai Abdurrahman As-Siddiqi_


Jakarta, 25 November 2019

Tepat hari kamis, 25 November 2019 pukul 07.00 WIB, terlihat seorang gadis sedang menuruni anak tangga, dengan tentengan koper dan tas ransel, siapa lagi kalau bukan Ponia Reyhana Putri, seorang gadis remaja berumur 18 tahun putri dari pasangan pengusaha cukup sukses di Jakarta Muhamad Farhan Setiono dan almarhumah Aliya Rahmawati. Harus terpaksa meninggalkan rumahnya karena harus mondok. Dengan wajah lesuh dan ditekuk, mau tak mau Ponia harus menuruti perintah ayahnya untuk masuk pesantren, agar sikap nya bisa berubah lebih baik.

Ingin tau style yang Oni pakai, ya saat ini oni memakai abaya warna hitam dengan berbalut hijab segiempat warna coksu. Ditambah dengan topi warna putih dan kacamata bulat bertengger dihidungya. Dan sepatu sneakers warna putih. Sungguh style yang sangat keren. Apalagi oni memiliki kulit warna putih, bibir yang mungil dan bulu mata yang lentik. Ciri khas blasteran jawa dan aceh. Perpaduan yang sangat amazing.

"Oni ayolah cepat nak, kita sudah terlambat ini" perintah ayah farhan yang menunggu poni dibawah tangga.

"iya iya ini udah cepet yah, berat tau koper oni. Bantuin napa yah" ucap oni dengan cemberut. Ayah yang mendengar nya menghembuskan napas dan terkekeh mendengar kekesalan sang putri.

"iya sini ayah bawain koper kamu. Masa bawa koper segitu aja gak kuat, waktu itu aja tes ketahann fisik bawa 2 karung beras aja kuat" ejek ayah

"ya beda lah yah, itu kan dilakuin karna oni ikhlas. Ini mah oni gak ikhlas jadi berat" ayah yang mendengarnya hanya tertawa pelan. "ada ada aja kamu ini" sambil mengacak kepala oni

"ishh topi oni kan jadi miring, sudahlah katanya udah mau terlambat, ayok yah" mereka pun langsung masuk ke mobil avanza warna putih, dengan disupiri pak Paiman.

******

Perjalanan kurang lebih 3 jam setengah, pukul 10.30 mereka sampai di Pondok Pesantren As-Shiddiqi. Dengan struktur bangunan yang sederhana namun cukup luas, bangunan ini berlantai 4, dengan di sebelah timur terdapat masjid utama yang cukup megah kurang lebih bisa menampung sekitar 1000 jamaah. Terlihat di pintu masuk terdapat gapura bertuliskan nama pesantren As-Siddiq.

Mobil avanza warna putih memasuki perataran pondok pesantren, terlihat beberapa santri yang sedang beraktivitas disekitaran lapangan, mungkin hanya beberapa karna di jam jam itu masih berlangsung kegiatan mengajar. Mobil itu berhenti didepan rumah yang terlihat sederhana khas rumah orang bandung dengan bercat putih. Ayah dan ponia pun turun dari mobil.

"permisi mas, maaf kiayi Abdurrahman nya ada?" Tanya ayah kepada sosok laki laki yang sedang bersih bersih didepan rumah tersebut.

"maaf pak, pak kiai nya sedang diruangan guru di pesantren. Maaf ada keperluan apa ya?" Tanya lelaki itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lentera KisahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang