Kini Jinseki berjalan menelusuri koridor yang sebelumnya dilalui oleh Li Hyan dan Hanwon, ia pun berhenti tepat di hadapan sebuah ruangan yang tertutup.
Tuk, tuk
Jinseki mengetuk pintu tersebut dua kali dan kemudian terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya berseragam khas Balai Kesehatan Putra Mahkota. Wanita paruh baya tersebut membungkuk untuk memberi Salam kepada Jinseki. Jinseki pun bertanya, "Apakah dokter Choonhavan dan perawat Orin ada di sini, bu?”
“Benar Pangeran, sepertinya Pangeran ingin bertemu?”
“Iya, benar."
Wanita itu kembali membungkuk dan memberi ruang untuk Jinseki.
“Mohon maaf sebelumnya Pangeran, dokter Choonhavan dan perawat Orin sedang ada kesibukan saat ini, bila berkenan Pangeran bisa menunggu.” Jinseki mengangguk dan melanjutkan langkahnya.
“Baiklah.”
“Silakan, Pangeran.” Ujar wanita itu sembari mempersilakan Jinseki untuk masuk lebih lanjut.
Wanita tersebut merupakan salah satu pengurus Balai Kesehatan Putra Mahkota. Dan kini sedang menuntun Jinseki kedalam ruangan dokter Choonhavan untuk duduk di sofa khusus tamu untuk menunggu.
Hingga setengah jam kemudian, perawat Orin pun datang menghampiri Jinseki yang masih dengan tenang menunggu. Kemudian perawat Orin membungkuk untuk memberi salam sekaligus penghormatan kepada Jinseki.
“Ya ampun~ Pangeran, sepertinya kami telah membuat Anda menunggu lama. Maafkan kami, Pangeran.”
Jinseki yang sedari tadi tertunduk pada ponselnya seketika mengangkat kepalanya dan bertemu pandang dengan perawat Orin. Ia pun mempersembahkan senyumannya.
“Mengapa kau meminta maaf? Tidak ada yang bersalah. Aku sudah berada di sini selama, eum… kurang lebih setengah jam?"
“Pangeran pasti telah banyak menyisihkan waktu hanya untuk menunggu kami.” Perawat Orin sedikit membungkuk dan pergi untuk duduk bersama dengan Jinseki yang terdengar suara kekehan darinya.
“Aku ingin bertanya-tanya mengenai Li Hyan empat belas tahun yang lalu. Bukankah dia ditemukan dengan luka-luka kekerasan alih alih luka karena kecelakaan mobil?”
Perawat Orin tidak menyangka bahwa Jinseki akan bertanya seperti itu. Untuk sesaat, matanya terpaku pada Jinseki hingga akhirnya ia tersadar dan mencoba untuk menjawab, “itu benar, dan itu memang masih menjadi pertanyaan hingga kini. Tidak mungkin menanyai Putra Mahkota secara langsung apa yang terjadi.”
Jinseki tersenyum.
“Begitu ya? Lalu bagaimana dengan tim penyelidik? Apa yang mereka temukan? Selama empat belas tahun ini, aku benar-benar tidak mendengar apa-apa. Mengapa tidak ada kelanjutan kabar apa pun dari peristiwa itu?”
Seketika, perawat Orin merasa tak berdaya ketika ia tidak memiliki kata-kata untuk menjawab. “Mohon maaf Pangeran, saya juga tak tahu-menahu mengenai peristiwa itu. Selain itu, pada saat itu saya juga masih baru di Istana ini.”
“Itu berarti, kau juga tak mendengar apa pun sampai saat ini?”
“Benar, Pangeran."
“Bukankah itu aneh?"
Jinseki sudah menyadarinya, kasus-kasus belasan tahun yang lalu memang ditutup rapat-rapat dengan sengaja, dan ia tahu siapa dalangnya di istana ini. Walau begitu, masih ada satu pertanyaan yang tertinggal di benak Jinseki, mengapa Tuan Solstire tidak berniat membunuh Li Hyan? Ditengah-tengah ia berpikir, dokter Choonhavan akhirnya memunculkan dirinya lalu menyapa dan memberikan penghormatan, seperti yang dilakukan perawat Orin sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Dandelion
Teen FictionVisualisasi: - Li hyan: Bright - Hanwon: Win - Jinseki: Kim Seokjin - Zanse: Xiao Zhan - Juka: Wang Junkai - Yuno: Lee Ro Woon Disclaimer - Ini non-bl, ya. ☺️ - Kerajaan fiksi Cuman, dibaca aja dulu.. siapa tau nyantol ;) Jangan lupa untuk vomment...