ii.

13 1 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 6.30, yang berarti waktu untuk murid SMK 6 untuk melakukan kegiatan jam ke-0.

Kletek kletek kletek. Bunyi sepatuh high-heels seorang guru mengheningkan ruangan, ia mengintip kedalam kelas kecantikan- kelas Erina lebih tepatnya.

"Lhoo, kok kalian belum mulai berdoa, sih?" Ucap si ibu guru. Serontak, sekelas langsung memulai membaca basmalah.

Erina, karakter utama kita masih terfokus pada handphone-nya. Ia menatapi layar dengan sangat fokus, sebuah pesan tertampang jelas di depannya.

'Hai sayang OwO'

Erina mengerutkan alisnya dengan jijik. 'Si bangsat ini dapat nomorku dari mana?' Pikirnya. Yak, ia sudah tau siapa yang mengirim pesan tersebut. Siapa lagi kalau bukan Hiyori.

"Bintang Erina Kusuma?"

Erina bergerak cepat dan langsung mencari tombol blokir, namun kontak tersebut terus menerus mengespam telponnya, hingga ia tidak bisa fokus.

"Bintang Erina Kusuma tidak masuk ya?"

"But I'm a creep~ I'm a weirdo~" Dering handphone Erina.

"Anjing!!!" Gumamnya.

Seketika, sekelas hening dan sebelum Erina menyadarinya si Ibu guru sudah ada di depannya, tersenyum. "Bintang Erina Kusuma, kan? Kamu budeg?" Ucapnya sembari meminta handphone Erina. "Kasih handphone-nya sekarang."

Dengan terpaksa, Erina memberikan handphonenya pada si Ibu guru. "Habis jam ke-0 kamu ikut ibu ke kantor BK, ya." Erina hanya mengangguk pasrah.

'Dasar Hiyori biadab!' teriaknya dalam hati.

"Duduk." Kata si Ibu guru sebelum ia meninggalkan ruangan sebentar.

Erina sudah dapat handphone-nya kembali, tapi ia masih kesal ketika ia melihat masih banyak notifikasi dari Hiyori. Dia menghela nafas, sudah tidak bisa berword-word lagi.

Si Ibu guru pun kembali membawa sebuah guru cowok berambut hijau. "Sayang, coba duduk deh."

Terkadang Erina lupa kalau ada dua guru suami istri di sekolahnya, tapi tetap saja Ia masih kaget karena mendengar kata 'Sayang' dipakai dengan sangat normal, soalnya dua guru ini biasanya terlihat sangat profesional di depan murid lain.

Erina mengambil nafas sebelum memberanikan diri untuk bertanya, "Waduh bu, pak. Jadi saya ini ada salah apa ya?"

Si Ibu guru hanya tersenyum, "Sayang, dia dengerin Radiohead, tuh." Katanya, sangat antusias. "Ohh... iya ya? Wah, Istriku ini sangat pengertian..."

Lah.

"Bentar, jadi saya dengerin Radiohead itu melanggar aturan sekolah atau gimana?"

"Ga si, ibu bawa kamu ke ruang BK biar suami ibu seneng aja xixi" ia terkikik kecil. "Soalnya suami ibu- ahem. Bapak Chikage suka banget sama band band kayak gitu..."

Lah.

"..." Erina bisa merasakan matanya berkedut. Ia kesal.

Dia memang sudah tau kalau guru bahasa satu ini- Ibu Chiharu Widiyanti memang agak lain dari rumor-rumor yang beredar di sekolah. Tapi ini baru pertama kali ia benar-benar merasakannya.

"Jadi gini, nak Bintang..." "Erina aja pak, plis." potongnya. "Oke, jadi gini nak Erina..."

Bapak Chikage menjelaskan bahwa sebenarnya ia juga menyukai Radiohead dan mengoleksi beberapa merch milik mereka- tetapi beberapa hari yang lalu ia mengalami perubahan hati dan ingin membuat giveaway merch Radiohead.

Erina and Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang