iii.

10 1 0
                                    

Hari ini, murid-murid tercinta SMK 6 Kota XXX dipulangkan lebih cepat dikarenakan adanya meeting antar guru yang mendadak. Namun sialnya, sepertinya langit mempunyai rencana yang berbeda.

Tik. Tik. Tik.

Dan sebelum mereka bisa pulang, rintik hujan pun berubah menjadi hujan deras.

"...Hadeh." Erina hanya bisa menatapi murid-murid yang beruntung bisa pulang menaiki mobil, sedangkan ia terjebak di lobby sekolah, dengan tas sekolah dan tas perlengkapam jurusan yang worth berjuta-juta itu. Ia melihat ke sekitarnya, sangat berharap akan ada ojek payung yang bisa membantunya tetapi tidak berhasil.

"Permisi..." Suara lembut seorang cewek membuat Erina menoleh. "Kamu Erina kan? Dari kelas kecantikan?" Si cewek bertanya.

Ia agak sedikit lebih pendek dari Erina, berambut coklat dengan percampuran warna honey. "Iya, ada apa ya?"

"Kenalin, nama aku Mei! Mei dari... Maple. Maple Sukma." Erina terdiam.

'Cewek selucu dan secantik ini namanya Sukma...?' Pikirnya, shock.

"Eh iya, Sukma- Eh, Mei. Salam kenal." Mereka pun berjabat tangan. "Erina, kamu mantannya Hiyori 'kan?" Tanya Maple, langsung to the point.

"Hah?" Erina bingung. 'Apa jangan-jangan cewek ini mau ngelabrak aku ya?' Gelisah Erina dalam hati. "Iya. Tapi kami cuma pacaran selama dua minggu kok."

"Jadi ya... ga pacaran yang serius" Tambahnya. "Emang ada apa ya, Mei?"

"Oh... Eum... Aku cuma mau nanya aja masalah Hiyori soalnya aku lagi pacaran sama dia." Seluruh sel di tubuh Erina kaget, shock berat, SHOCK SETENGAH MATI.

"K-KOK BISA?!" Serunya. "KOK BISA CEWEK SELUCU KAMU JADIAN SAMA HIYORI?!"

"Ih haha, Eri lebay deh." Mei tertawa dengan lembut.

"SERIUSAN?!"

"Iyaa, Eri." Di waktu itu juga pipi Maple langsung memerah. "Aah, malunya... Aku udah naksir Hiyori dari lama... Kami juga sudah kenal sejak lama..."

"Ohhh, kalau sudah kenal lama kenapa harus nanyain masalah Kak Hiyori ke aku?"

"Eum... Gimana ya, aku butuh pendapat orang luar kalo masalah beginian mah." Dia tersenyum manis. "Oke... kamu butuh pendapat apa nih?"

"Hmm... aku mau nanyain tentang Hiyori aja deh." Jawab Mei. "Anu... makanan favorit Hiyori apa ya...?"

Deg.

'Anjir mana gue tau...' Ucap Erina dalam hati.

"Uhhh... apa ya." Erina bingung, "Lho, kamu gak tau?" Mei juga terlihat bingung. "Gimana kalo warna favoritnya, tau gak?"

"Uhh- merah kayaknya?" Kata Erina, tidak yakin. "...Kayaknya?" Mei tambah terlihat bingung. "Haha... kalian memang pacarannya gaada serius seriusnya ya."

"Hehe, iya. Kan tadi sudah aku bilang."

"Y-Yasudah deh kalau begitu... Makasi ya sudah mau ladenin aku." Mei tertawa kaku.

"Ya sama-sama. By the way, yang nembak siapa duluan nih? Kamu atau kak Hiyori?" seketika, Erina bisa melihat wajah Mei merona dari pujiannya tersebut. "E-Ehh... um."

Mei terlihat gugup, "A-Aku yang nembak si..."

Wah, gila.

Ekspresi wajah Erina langsung berubah menjadi percampuran jijik dan kasihan. "O-Oh... oke..."

Seperti Hiyori sendiri mendengar percakapan mereka berdua, ia tetiba muncul dari belakang Mei. "Hai, Erina. Hai, Mei." tegurnya lembut. "Wah, apa nih?" ia tanpa basa-basi langsung menyicipi pancake di atas kepala Mei. "Manis bat! sirup Maple, lagi ya?"

"K-KYAAKH?! H-HIYORI-KUN...?!" teriak Mei kaget. "H-Haaa... bilang dulu dong kalau mau mencicipi pancake-ku... aku kan m-malu jadinya..."

Erina terdiam.

"M-Mencicipi pancake...? Hal begini normal ya di sekolah ini?" alis Erina mengerut pada kedua orang di depannya tersebut. "Oh? ga  normal, kok! nempelin pancake di rambut itu hobi-nya Mei aja."

'Orang aneh...'

"O-Oh iya, ya...? Haha... pantes aja daritadi ada bau manis... Ini juga kayaknya badanku di gigitin semut merah terus... Haha..." Erina tertawa kaku. "Ohiya, Eri tadi kamu dicariin cowokmu tuh~" ujar kak Hiyori. "Ha? cowokku siapa dah?"

"Ya, aku lah." lanjut Hiyori polos, yang dibalas Mei dengan sebuah tinjuan pada wajahnya. "Hiyori..." tawanya. "Iseng banget ya..."

Pipi Hiyori melebam, ia masi melanjutkan akting polosnya, "Ahaha, iya, maaf ya sayang." ia menoleh pada Erina, "Maaf ya, Erina. Kamu tadi di cariin Shin tuh."

"Si cowok freak– eh, Shin? emang dia kenapa nyariin aku, kak?"

"Katanya sih mau ngajak balik bareng. Dia bawa payung tapi tadi aku ga sengaja rusakin, haha... kalian jadinya gabisa pulang bareng ya... gabisa pacaran... kasihan."

Sesuatu di benak Erina berkata bahwa itu... bukan sebuah kecelakaaan– hal yang tidak di sengajai. "Oh oke kak." Erina bilang dengan suara monoton, sebelum dia berlari menerjang hujan ke depan gerbang. (anjay kok ngerhyme:v)

"ERINAAA!!!" panggil seorang lelaki muda yang berlari ke arahnya sambil mengayunkan... sebuah tongkat(?) di satu tangannya. Erina melihat kebelakang. Ia melihat... SHIN?!

"Lho Shin...?" Erina bergumam pada dirinya sendiri. Sepertinya Shin tidak mengejarnya tetapi... "LARI!" Erina melihat ke belakang Shin dan melihat sebuah angsa dengan kalung di lehernya– 'Aisyah' tulisannya.

Anehnya, si angsa stop mengejar Shin ketika ia melihat Erina. "Lah?" Erina terlihat bingung. Tiba-tiba, Shin sudah di belakangnya... bersembunyi. "Kamu dikejer angsa?" tanya Erina, menahan tawanya. "Yang bener aja?"

"Usirin dong." bisik Shin, dia terlalu takut untuk mengoreksi dirinya. Hewan(?) itu adalah seekor bebek(?) kayaknya.

"Hus, hus." Erina mengepakan kedua tangannya dengan extra. Wow, ia menggunakan kuku palsu yang ia desain sendiri.

Dengan begitu, Shin langsung menghela nafas lega. "Haa..."

Si hewan berlari ke arah lobby, sebelum ia di angkat oleh Maple. "Ih, Aisyah! Kok bisa kabur si? dasar bebek  nakal!" lanjut Maple sambil menggelitik perut sang angsa.

"Wah, bebeknya lucu ya! Ini bebek yang mau kalian masak buat menyambut gubernur kota kita 'kan?" Hiyori juga turut ikut mengelus kepala sang angsa.

Kedua pasangan tersebut menghampiri Erina dan Shin. "Maaf ya, Erina. Bebek ini namanya Aisyah. Peliharaan bebek jurusan kami." Mei menunduk minta maaf. "E-Eh... iya gapapa. Aku cuma kaget aja soalnya dia tadi ngejer temenku."

"Y-Ya lagian... siapa suruh melihara angsa dalam sekolah coba?" Shin menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, malu. "Hihi, iya sorry ya!" Mei tertawa kecil, merasa bersalah. "Wih, hujannya udah berhenti, nih." seketika, Hiyori menutup payungnya.

"Maple, kita ga jadi pulang bareng ya berarti." Hiyori melambaikan tangannya. "Dadah!"

"E-Eh tunggu dulu! Hiyori mau kemana...?"

"Biasa." Hiyori memasang kacamata hitamnya. "Mau hang out sama anak anak cowo." dia menyeringai, menaiki motor-nya yang gede itu. "Wow... impressive." gumam Maple sebelum menggeleng– "E-EH BENTAR! Jadi aku ditinggalin sendiri nih?"

"Kamu pulang bareng... anu, Erina sama Shin aja ya." kata-kata Hiyori terakhir sebelum menancapkan gas motornya.

Ngeeeeng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Erina and Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang