Pagi ini Lisa terbangun jauh lebih siang padahal niatnya pagi ini dia ingin membawa cia ke rumah sakit, sedangkan di dapur jennie Sibuk membuat sarapan sebenarnya jennie juga baru baru saja bangun mungkin sejam yang lalu, dia mengurus cia terlebih dahulu lalu setelahnya dia membersihkan dirinya sendiri.
Cia jennie letak di box bayi yang jennie keluarkan ke ruang tengah, setelah selesai masak jennie memilih mengambil alih cia untuk segera berjemur, jennie menghubungi dara lalu mereka berbincang bagaimana seharusnya yang harus jennie lakukan.
.
.
.Jam 11 Lisa terbangun dengan wajah yang berantakan, dia melihat kesekeliling kamarnya dan satu yang membuat Lisa bingung
" Mana box bayi?". Gumam nya terheran heran dengan terburu-buru Lisa bangun dari tidur dan berjalan menuju ruang tengah" Kok di sini?". Bingung Lisa menatap box bayi yang tepat berada di ruang tamu
Lisa berjalan dengan menguap Besar, matanya menangkap sosok jennie yang sedang asik berbicara dengan cia entah apa yang mereka bicarakan. Lisa masuk kembali ke kamar guna mengambil handuk dia harus segera mandi agar bisa dengan cepat membawa cia ke rumah sakit
Usai mandi Lisa sarapan terlebih dahulu karena jennie telah memberitahu nya untuk segera makan dan mereka akan ke tempat dara untuk mengecek keadaan cia.
Jennie masuk kedalam rumah sambil berbicara lucu dengan sang anak yang menyahut mengunakan suara khasnya, Lisa melihat itu dengan tersenyum senang. Jennie memasuki bayi mungil nya kedalam box bayi lalu dia bergegas masuk kamar untuk berganti pakaian.
-----------
Disini mereka sekarang, yaitu rumah sakit milik keluarga adarma sebenarnya Lisa menolak untuk kesini karena Lisa rasa dia tak akan sanggup untuk membayar tapi jennie tak ingin di tolak itu sebabnya saat jennie berucap demikian Lisa Hanya mengangguk saja.
Keduanya berjalan dengan Lisa yang mengendong sang anak sambil menenteng tas bayi milik cia, jennie berjalan di sebelahnya dengan pandangan yang menunduk keduanya masuk kedalam lift yang tak terlalu ramai, jennie semakin mendekat kala dia merasa bahwa orang-orang di dalam lift ini sedikit mengintimidasi padahal itu hanyalah perasaan nya saja.
" Tenang jennie". Ujar Lisa perlahan menyentuh kepala jennie yang berada di bahunya mengunakan dagu menyalurkan rasa tenang
Lisa dan jennie keluar lift dengan berjalan beriringan tapi jarak keduanya kini sangat berdekatan karena jennie mengandeng lengan panjang milik Lisa.
" Lisa". Panggil seseorang menyapa Lisa yang sedang berjalan bersama jennie
" Eh Vina? Ngapain disini siapa yang sakit?". Tanya Lisa terpaksa berhenti dengan jennie yang tetap fokus kedepan Tanpa menoleh
" Aku cmn mau cek kandungan doang Li, walaupun suami ku sudah gak ada tapi.. bayi ini harus tetap di jaga kan". Lisa lekas mengangguk setuju mendengar itu
" Semangat terus Vin, kamu harus kuat buat calon bayi mu". Ucap Lisa sambil tersenyum
" Dia siapa? Bayi ini ". Lisa tertawa kecil dengan anggukan kecil membuat Vina melotot tak percaya
" Kapan kamu nikah Li? Kok gak undang sih". Kesal Vina membuat Lisa lagi lagi harus terkekeh
" Semuanya terjadi begitu aja, gak seperti yang kamu pikirkan...aku menikah bukan karena kebodohan yang terjadi". Ucap Lisa meyakinkan sehingga Vina mengangguk faham
" Lucu ya anak kamu, ini berapa bulan?".
" 3 bulan ".
" Kamu nikah udah satu tahun?'.
" Emm sudah". Jawab Lisa dengan tersenyum membuat Vina mengangguk
" Halo aku teman nya ayah mu, nama kamu siapa?". Lisa dan Vina tertawa dengan tingkah mereka sedangkan cia hanya menatap tanpa berekspresi