Untuk yang tercinta, Aron Fahar Rashid.
Setengah dekade sudah tak pernah kujumpai dirimu yang dulu selalu kutunggu. Jika menemukanmu adalah hal yang mudah maka aku akan mencarimu meskipun hal itu tak pernah kumulai. Tapi satu hal yang ingin sekali kuharapkan yaitu, Tuhan yang mempertemukan kita sehingga seolah hal itu tak sengaja terjadi begitu saja. Karena sungguh, aku sangat malu untuk mengatakan bahwa aku merindukanmu.
Aron, mungkin kata maaf tak pernah aku ucap namun ketahuilah bahwa rasa penyesalan ini mengepung diriku yang pernah meninggalkanmu begitu saja membiarkanmu tersungkur sendirian dan menyakitimu terlalu dalam. Apakah hatimu seluas samudra untuk menerimaku yang telah berbuat salah sebesar pegunungan? Harapku hanyalah kau tetap baik-baik saja, sendirian ataupun kau telah mendapatkan pengganti diriku.
Kejadian kemarin tentu tak pernah terlintas dibenakmu, Aron. Keputusanku memang pahit sebab setelahnya aku hanya mampu diam bergeming menyangka bahwa ini tak pernah terjadi selamanya. Namun salah, takdir yang ingin kita sejenak melepaskan dan tak mengabarkan pada kita apa yang akan terjadi setelahnya hingga sekarang.
Bagaimana kau melanjutkan hidupmu, Aron? Apakah kau bahagia? Bersamanya? Atau kau masih seperti saat aku pergi? Ternyata Aron, rasa cinta ini bahkan tak pernah bisa mengalahkan kisah tragis itu. Kamu Aron, masih menjadi lelaki yang kutunggu. Bisakah kita bertemu Aron? Tapi aku terlalu takut. Takut sekali jika aku sudah bukan pemenang hatimu lagi.
Aron, belum ada yang menggantikanmu. Aku tak mencari tapi aku dicari dan semua tawaran itu aku tolak karena mungkin saja kau akan datang Aron, mungkin saja kau telah menyelesaikan semua itu. Jika kau tanya apakah aku masih mencintaimu? Jawabannya ada dikalimat pertama suratku ini.
Dari aku, wanita yang pernah kau cintai dan tetap mencintaimu,
Naraya Aiza Husein._____*****_____
YOU ARE READING
Waktu yang Salah
Teen FictionMengapa semesta perlu menyaksikan kita yang sama-sama tersakiti oleh keadaan? Sepertinya takdir ingin kita saling melepaskan agar ketika waktunya sudah tepat nanti, bukan ini lagi seperti ini, seperti yang tidak kita harapkan.